Resensi: Melacak Jejak Syekh Subakir

Tuturan ustadz Salim A. Fillah tentang “Futuhat Nusantara” menjelaskan, bahwa sosok Syaikh Subakir yang berasal dari Persia itu tinggi, putih, mancung. Memiliki keahlian ruqyah dan tata kota. Beliau memotret tempat yang beliau pilih untuk berdakwah, yakni sekitaran gunung Merapi, dari puncaknya untuk merancang kota masa depan. Saya membayangkan langkah beliau mengamati kota dari atas gunung Merapi seperti halnya Rosululloh saw merenungi kondisi sosial keberagamaan masyarakat Makkah melalui gua Hiro’.

Keahlian ruqyahnya itu beliau gunakan untuk menghalau segala kepercayaan takhayul masyarakat sekitar Merapi agar menyadari bahwa segala yang berlaku di dunia hanyalah atas kehendak Alloh semata.

Sosok tinggi dan mancungnya itulah —konon— yang menyebabkan masyarakat lereng Merapi menyebutnya Mbah Petruk; sosok salah seorang tokoh Punokawan yang memiliki ciri yang identik.

Siapakah gerangan sosok bernama Syaikh Subakir itu? Ada hubungan dan perannya dalam lembaga dakwah bernama Walisongo?

Tidak pernah ditemui kajian atau bahasan kritis tentang Syaikh Subakir. Kehidupan dan jalan dakwah beliau senantiasa diselimuti dunia mistis-magis; warna hidup yang bertolak belakang dengan tugas beliau sebagai da’i.

Asal Syaikh Subakir dari Persia, dengan nasab Syaikh Subakir bin ‘Abdulloh bin ‘Ali bin Ahmad bin ‘Abdulloh bin Ahmad bin Muhammad bin Ahmad bin ‘Ali bin Abu Bakar bin Salman bin Hasyim bin Ahmad bin Badruddin bin Barkatulloh bin Syafiq bin Badruddin bin ‘Umar bin ‘Ali bin Salman Al Farisi [anonym; “Ayo Belajar Sejarah Islam di Pulau Jawa”; Universitas Brawijaya, Malang].

Sebagai da’i yang diutus oleh Sultan Muhammad I dari Turki, kafilah dakwah angkatan pertama ini beranggotakan Maulana Malik Ibrohim (Turki), Maulana Ishaq (Samarkand), Maulana Ahmad Jumadil Kubro (Mesir), Maulana Muhammad Al Maghribi (Maroko), Maulana Malik Isroil (Turki), Maulana Muhammad ‘Ali Akbar (Persia), Maulana Hasanuddin (Palestina), Maulana ‘Aliyuddin (Palestina), dan Syaikh Subakir (Persia)[Munawar J. Khaelany; “Syekh Siti Jenar Ajaran, Amalan, dan Ayat-ayat Ma’rifat: Membongkar Tabir Sejarah Kehidupan, Kematian, dan Pemikiran Siti Jenar”; Araska Yogyakarta 2014]

Dan memang dalam perutusan tersebut, setiap da’i sudah dipetakan potensinya untuk tugas dakwah yang beragam dan dibutuhkan Nusantara. Termasuk Syaikh Subakir yang memang diutus untuk menangani hal-hal klenik dan kental akan segala hal yang bertautan dengan kepercayaan dan takhayul. Begitu juga dengan da’i yang lain.

Pada bahasan ketiga, dimunculkan beberapa pendapat tentang Wali Songo menurut pembacaan babad, serat, pararaton, maupun fakta-fakta arkeologi:
»   Wali Songo adalah lembaga dakwah seperti tersebut dalam Babad Demak dan Babad Tanah Jawa;
»   Wali Songo menurut sejarawan dengan keanggotaan yang nama-namanya disepakati ada dan nama-nama yang belum disepakati keberadaannya;
»   Wali Songo menurut Carita Purwaka Caruban Nagari terbitan Atja (1986);
»   Wali Songo menurut Babad Tanah Sunda karangan Pangeran Sulaiman Sulendraningrat;
»   Wali Songo menurut Babad Cerbon terbitan Brandes (1911);
»   Wali Songo menurut Amaluddin Kasdi;
»   Wali Songo menurut Sukmono;
»   Wali Songo menurut R. Sulendraningrat;
»   Wali Songo menurut Babad Cirebon terbitan S.Z. Hadisutjipto (naskah Klayan);
»   Wali Songo menurut K. Muslim Malawi;
»   Wali Songo menurut R. Tanojo;
»   Wali Songo menurut Ibnu Bathuthoh; dan
»   Wali Songo menurut stratifikasi di Kesultanan Demak.

Daftar Isi
Bagian I—Biografi Singkat Syekh Subakir
[Kelahiran Syekh Subakir | Sejarah Nasab Syekh Subakir | Sepak Terjang Syekh Subakir | Pengembaraan Keilmuan]

Bagian II—Pulau Jawa Sebelum Kedatangan Syekh Subakir
[Kepercayaan Masyarakat Jawa | Kondisi Sosial-Budaya Masyarakat Jawa | Penguasa dan Kerajaan-kerajaan Pra-Islam | Masuknya Islam di Pulau Jawa]

Bagian III—Syekh Subakir dan Wali Songo Generasi Pertama
[Misi Dakwah dan Perdagangan | Utusan Sultan Muhammad I | Wali Songo Generasi Pertama (1404-1435 M) | Sunan Kalijaga Pengganti Syekh Subakir]

Bagian IV—Syekh Subakir dan Tumbal Tanah Jawa
[Syekh Subakir Ahli Ruqyah | Kisah Mitologi Syekh Subakir | Serat Jangka Syekh Subakir (Pupuh I) | Serat Jangka Syekh Subakir (Pupuh II) | Serat Jangka Syekh Subakir (Pupuh III)]

Bagian V—Silang Sengkarut Kisah Syekh Subakir dan Aji Saka
[Kerancuan Syekh Subakir dan Aji Saka | Tentang Mitos Aji Saka | Tafsir tentang Aji Saka | Sejarah Aksara Pegon]

Bibliografi
Judul: Melacak Jejak Syekh Subakir
Penulis: M. Romandhon MK.
Tebal: 208 hlm.
Dimensi: 13,5x20,5 cm
Cetakan: I, Mei 2017
ISBN: 978-602-300-382-2
Penerbit: Araska, Yogyakarta

Posting Komentar

0 Komentar