Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2023

Resensi: Matinya Pendidikan; Redefinisi Nilai-nilai Sekolah

Namanya Neil Postman; seorang kritikus pendidikan dan kritikus teknologi. Salah satu bukunya yang merupakan sebuah rangkaian kritik terhadap kemapanan pendidikan dan pola pedagogi yang selama ini kita pahami berjudul asli “The End of Education; Redefining the Value of School” . Buku ini bahkan sangat menarik, karena di dalamnya —Neil— melakukan beberapa manuver dan tawaran, bahwa pendidikan harus dibawa ke arah yang lebih baik dan lebih membebaskan. Seperti para pendahulunya; Ivan Illich dalam bukunya yang berjudul “Deschooling Society” maupun “Pedagogy of The Oppressed”- nya Paulo Freire; buku ini sama dalam hal, bahwa pendidikan bukan merupakan produk komoditas yang seharusnya kita raih dan kita gunakan untuk bekerja. Atau kelak kita akan sekolah, kuliah maupun menempuh pendidikan hanya untuk tunduk kepada logika pasar maupun kapitalisme. “Ilmu pengetahuan digambarkan sebagai sebuah komoditi yang bisa diperoleh, tidak pernah dilukiskan sebagai perjuangan umat manusia untuk memah

Resensi: Sekolah Itu Candu

“Terus apa maksudnya ‘Sekolah Itu Candu’?” tanya salah seorang rekan guru sesaat setelah kami berdiskusi terkait kependidikan dan membaca judul buku yang sedang saya selesaikan untuk membaca. Ringkasnya, bahwa sistem kependidikan kita telah memenjara siapapun untuk patuh dan seolah tak boleh menyelisihi dari aturan dan sistem yang ada, yakni setiap jiwa terikat ‘kewajiban’ untuk belajar sembilan tahun. Yang tak menyelesaikan kewajiban, akan tersisih dari hierarki sosial. Tak cukup dengan itu, nyaris semua posisi pekerjaan mensyaratkan bukti penyelesaian belajar secara gradual. Seperti yang Toto Rahardjo; Ketua Dewan Pendidikan Insist periode 2002-2008; sampaikan dalam Maklumat buku ini, bahwa buku kecil ini asal mulanya adalah kumpulan tulisan seorang mahasiswa ilmu pendidikan yang selalu ‘gelisah’ dengan ‘dunia’-nya pada paruh kedua 1970-an. Di awal buku ini, bab 1 mengupas makna “sekolah” sesuai dengan asal istilah tersebut. Makna ‘sekolah’ —sebagaimana diserap dari istilah aslinya

Resensi: Mengerti Permainan Psikologi

Mendapati teman atau atasan yang dengan mudahnya —dan tanpa nurani— menimpakan kesalahan atas keteledorannya kepada kita, barangkali suatu kejadian yang banyak terjadi di sekitar kita. Atau seseorang yang membutuhkan saran dari kita, tetapi ia seolah tak memperhatikan atau tak membutuhkan dukungan kita dengan cara bermain HP saat kita menjelaskan atau seolah setuju tetapi menyertakan penolakan. Contoh kasus ini disampaikan penulis sebagai prolog dari buku ini. Di mana saya awalnya belum paham maksud dari peristiwa seorang Kepala Dewan Direksi yang meminta masukan dari seorang Direktur Bagian Administrasi, tetapi masukannya selalu diikuti dengan “tetapi”. Terkesan butuh-tak butuh. Psychological game ini sangat destruktif. Ia awalnya memberikan apresiasi, di waktu berikutnya mengoreksi; “baiklah... tetapi...” Sebagaimana disclaimer dari penulis di awal buku ini, bahwa penjelasan terkait permainan psikologi ini dikemas dengan bahasa lugas, jelas, dan sederhana. Dan itu terbukti. B