Berawal dari laporan perjalanan Ibnu Bathuthoh yang sempat singgah di Samudra Pasai, di mulailah pengutusan du’at ke Nusantara. 1385 M. Seorang da’i bernama Ahmad Jamaluddin Husain Al-Akbar (kelak dikenal dengan nama syaikh Jumadil Kobro) mengajak ketiga anaknya; Ibrohim, Barokat, dan ‘Ali Nurul Alam; meninggalkan Samarkand saat kota itu di gempur Timur Lenk. Meski Muslim, Timur Lenk begitu bengis. Dasar ekspansinya bukan dakwah Islam, tetapi tentang eksistensi personanya. Syaikh Jamaluddin Husain sekeluarga hijroh ke Persia. Di sana, beliau berkenalan dan diterima dengan sangat baik oleh syaikh Maulana Malik Ibrohim; seorang ulama yang tenar, baik hati, dan dihormati yang kelak berjuluk Sunan Gresik. 1387 M. Timur Lenk merangsek ke negara Persia. Syaikh Jamaluddin Husain dan syaikh Maulana Malik Ibrohim memilih menyingkir dari Persia menuju Turki. Bersama mereka, turut pula sahabat syaikh Maulana Malik Ibrohim, yakni syaikh Subakir dan syaikh ‘Ali Akbar.