Fokus buku ini membandingkan pemahaman keagamaan Muhammadiyah yang berlambang “matahari terbit” dan Nahdhotul Ulama yang berlambang “bintang sembilan” serta implikasinya terhadap identitas politik Islam. Sejarah relasi Muhammadiyah dan NU tak selamanya baik. Adakalanya buram. Dan hal itu tidak mudah terhapus oleh catatan sejarah. Yang lebih difokuskan adalah mempertanyakan berbagai problematika dan faktor pemicunya. Sebab keduanya memiliki ciri yang sama; Islam, pedoman pokoknya Al-Quran dan Hadits, berkhidmat untuk umat. Hanya pada mengartikulasikan kepentingan politik, ciri utama sebagai ormas Islam menjadi samar, bahkan cenderung berlawanan. Dalam hal pemikiran, Muhammadiyah diidentikkan sebagai gerakan modernis yang puritan. Upaya amal usahanya tersebut sudah menyentuh jantung daerah pedesaan. Sedangkan NU memiliki peran dalam proses institusional tradisi intelektualisme Islam tradisional. Hanya saja, di NU mulai bermunculan pemikir-pemikir muda yang pluralistik, yakni lintas m