Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2022

Resensi: Sejarah Bangsa Tartar

Jika disebut “Tatar” atau “Tartar”, memori kolektif kita akan tertuju pada sebuah bangsa di utara China yang sekarang wilayahnya disebut Mongolia yang di masa kejayaannya, bangsa Tartar memiliki identifikasi wilayah kekuasaan terluas dan juga kebengisannya saat melakukan invasi. Tanpa menunjukkan tanda-tanda kebangkitannya, bangsa nomaden ini tiba-tiba muncul seperti air bah pada Abad Pertengahan (1200-an) dan menyapu beberapa imperium di sekitarnya; China, Rusia, dinasti Abbasiyah (Baghdad), dan dinasti Ayyubiyah di Syam. Secara keseluruhan, wilayah taklukan bangsa Tartar ini dari Korea hingga Iran, dari Siberia hingga Laut China Selatan. Sebagian dunia (terutama negeri taklukan) mengalami kebengisan dan daya rusak yang belum pernah diimajinasikan oleh manusia di masa itu oleh bangsa Tartar dari sejak kepemimpinan Jenghis Khan (Temujin), Odagai Khan, dan tiga bersaudara cucu Jenghis Khan; Mongke, Hulagu, dan Kubilai. Pada awal-awal invasi, bangsa Tartar memang tak memiliki etika

Resensi: Ensiklopedia Adab Penuntut Ilmu

Fenomena pelajar adalah belajar sungguh-sungguh tetapi banyak yang tidak mendapat manfaat dan faidah dari ilmu disebabkan kesalahan dalam cara menuntut ilmu dan meninggalkan syarat-syaratnya. Guru kami; Syaikhul Islam Burhanuddin ra.; penulis kitab Al-Hidayah menceritakan, bahwa salah seorang imam di Bukhoro duduk dalam sebuah majelis pengajaran. Imam tersebut terkadang berdiri di tengah-tengah pelajaran yang ia sampaikan, maka murid-muridnya menanyakan tentang hal itu. Dia menjawab, “Sesungguhnya putra dari guruku sedang bermain-main bersama anak-anak lainnya di jalan ini. Terkadang dia datang sampai di pintu masjid ini. Maka setiap kali aku melihatnya, aku berdiri sebagai bentuk penghormatanku terhadap guruku.”  (h.419) Jika berbicara tentang adab belajar atau adab pembelajar, umumnya kita akan menyebut kitab “Ta’lim Al-Muta’allim” karya Imam Az-Zarnuji. Ada hal yang mengejutkan ketika menelaah kitab tersebut, “Dikatakan bahwa tujuh puluh tabib telah bersepakat, bahwa mudah lupa