Jika disebut “Tatar” atau “Tartar”, memori kolektif kita akan tertuju pada sebuah bangsa di utara China yang sekarang wilayahnya disebut Mongolia yang di masa kejayaannya, bangsa Tartar memiliki identifikasi wilayah kekuasaan terluas dan juga kebengisannya saat melakukan invasi. Tanpa menunjukkan tanda-tanda kebangkitannya, bangsa nomaden ini tiba-tiba muncul seperti air bah pada Abad Pertengahan (1200-an) dan menyapu beberapa imperium di sekitarnya; China, Rusia, dinasti Abbasiyah (Baghdad), dan dinasti Ayyubiyah di Syam. Secara keseluruhan, wilayah taklukan bangsa Tartar ini dari Korea hingga Iran, dari Siberia hingga Laut China Selatan. Sebagian dunia (terutama negeri taklukan) mengalami kebengisan dan daya rusak yang belum pernah diimajinasikan oleh manusia di masa itu oleh bangsa Tartar dari sejak kepemimpinan Jenghis Khan (Temujin), Odagai Khan, dan tiga bersaudara cucu Jenghis Khan; Mongke, Hulagu, dan Kubilai. Pada awal-awal invasi, bangsa Tartar memang tak memiliki etika