Membeli buku ini sejatinya karena memang seringkali saya mengalami semacam kemubaziran dalam rapat-rapat. Apa yang dibahas dan waktu-waktu yang sudah diupayakan untuk rapat, seolah-olah sirna tanpa hasil dan konsekuensi. “Jika tidak harus menghadiri rapat, saya akan lebih menyukai pekerjaan saya.” Ini adalah sebuah perkataan yang sering saya dengar. Saya pikir keluhan semacam itu wajar-wajar saja, dapat dimaklumi. Tetapi akhirnya saya menyimpulkan, bahwa ini sebenarnya sebuah komentar yang menyedihkan dalam sebuah budaya organisasi. Coba bayangkan jika redaksional kalimat di atas diucapkan oleh seorang dokter, karyawan, guru, atau semua profesi yang melibatkan hajat hidup orang banyak. Konyol, bukan? Akan tetapi itulah yang kita lakukan pada saat kita mengeluh mengenai rapat. Pikirkanlah seperti ini: untuk beberapa dari kita yang memimpin dan mengelola sebuah organisasi, rapat adalah sesuatu yang mencakup segala sesuatu yang kita lakukan. Ini karena kita tidak dibaya