“…guru dan murid sama-sama merindukan bel pulang sekolah.” Penggalan kecil apa yang menjadi fenomena umum di sekolah ini dijelaskan dalam Pendahuluan. Hal itu salah satu dampak dari kepadatan kurikulum, proses belajar hanya monoton, dan kelas dikendalikan guru. Lahirnya paradigma Holistik-Sistemik-Organismik membuat arus baru dari hegemoni paradigma Newtonian yang identik dengan materialistik, mekanistik, dan deterministik. Dan sekolah interaktif menjadi warna baru yang tidak biasa. Sekolah interaktif berada di tempat beririsannya tiga lingkungan pendidikan; sekolah untuk mengasah kompetensi, keluarga tempat dibentuknya karakter, dan masyarakat sebagai wahana melatih kepemimpinan. Apa yang ditempuh sekolah interaktif cukup unik dan humanis, yakni mengaktivasi otak limbik sebelum proses belajar-mengajar. Dengan menyederhanakan peraturan, guru dapat mengeksplorasi seluas-luasnya knowledge , skill , dan attitude dengan tetap berpondasi pada moral, spiritual, dan integritas. Belajar