“Menjadi sekolah yang belajar adalah pesan dari buku ini,” kata Prof. dr. Fasli Jalal, Ph.D ketika memberikan sambutan pada buku ini. Tak jarang muncul kesadaran bagaimana menjadikan sekolah yang bermutu dimulai dari tingkat satuan pendidikan atau sekolah itu sendiri. Sekaligus pula keinginan tersebut menjadi bahan “pertengkaran”, terutama ketika menyusun skala prioritasnya. Buku ini terdiri dari 13 bab yang terbagi dalam dua pembahasan besar, yakni bab 1-2 berisi paparan pemikiran makro mengenai dimensi dan masalah pendidikan dalam dinamika struktural, kultural, dan ekonomis serta tanggung jawab sosial untuk pendidikan. Sedangkan sepuluh bab selanjutnya merupakan perspektif mikro pendidikan yang terangkum dalam bagian “Menjadi Sekolah yang Belajar”. Sebagaimana lazim kita pahami, bahwa dinamika bidang pendidikan di Indonesia melibatkan tiga dimensi, yakni kultural, struktural, dan ekonomis. Partisipasi masyarakat punya peran penting dalam memajukan pendidikan. Sebab kurikulum