Jasad orang Prancis yang
menyebalkan itu bernama Maximilien Lefevre; seorang arkeolog yang sedang
melacak keberadaan benda kuno peninggalan Yunani di Istambul. Ditemukan di
salah satu lorong kota dalam kondisi mengerikan. Diduga ia dikeroyok kawanan
anjing. Uniknya, muka dari jasad itu hancur dicabik-cabik, tetapi telinga masih
utuh.
Detektif Yashim diminta oleh
Duta Besar Polandia; Stanislaw Palewski —yang sekaligus sahabat Yashim; untuk
menangani kasus ini. “Dia percaya kamu.” Begitulah cara Palewski bekerja saat
pagi itu mendatangi TKP dan dipercaya oleh Duta Besar Prancis untuk mengungkap
kasus ini.
Pada kisah sebelumnya, Lefevre tetiba mendatangi rumah Yashim pada
tengah malam dalam kondisi menggigil sambil tetap mendekap tas kulit miliknya.
Ada raut ketakutan dan trauma hebat. “Ils me connaient,” guman Lefevre. “Mereka
kenal aku... Mereka kenal aku. Aku tak bisa kemana-mana lagi!” Yashim tak ambil
peduli dengan sikap orang Prancis satu ini yang memang sudah dikenal Yashim dan
Palewski sebagai orang yang menyebalkan.
Setelah mereguk sajian hasil racikan sang kasim Turki ini, Lefevre
menjadi lebih tenang dan berkisah tentang apa yang dia alami dengan tetap
menyembunyikan kata kunci apa yang menyebabkan ia mengalami musibah hari itu.
Dan ia menginginkan segera pergi jauh, asal tidak pakai kapal Yunani!
Tak mau memperpanjang penderitaan orang Prancis tersebut —juga karena
alasan sebal dengan kepribadiannya, Yashim pun mengusahakan kapal tumpangan
untuk sang arkeolog malam berikutnya di lepas pantai Bosphorus.
Penemuan jasad Lefevre yang hancur itu mengagetkan Yashim yang yakin
sudah melepas orang Prancis itu meninggalkan Istambul dengan kapal.
Sialnya, Yashim si Kasim malah menjadi tersangka tunggal pembunuhan
arkeolog itu. Mau tidak mau, dia harus membuktikan dirinya tidak bersalah.
Penyelidikan pun ia lakukan di bawah perburuan aparat atas dirinya.
Mulai tersingkap tabir tentang kelompok rahasia yang ingin mengembalikan
kejayaan Byzantium di Kesultanan ‘Utsmani itu.
Ada satu kata yang membuat semua orang —yang menurut anggapan Yashim
menjadi bagian informasi dari keping-keping misteri ini— menjadi terdiam dan
kehilangan selera kerjasama: “Hetira”. Apa artinya?
“Sangat menghibur... dengan bab pendek-pendek dan sulit ditebak.” —The
Seattle Times
Bibliografi
Judul: Misteri Batu Ular
Judul: Misteri Batu Ular
Judul asli: The Snake Stone
Penulis: Jason Goodwin
Penerjemah: Zia Anshor
Tebal: vi+401 hlm.
Dimensi: 13x20,5 cm
Cetakan: I, April 2015
ISBN: 978-602-290-040-5
Penerbit: Serambi Ilmu Semesta, Jakarta
0 Komentar