Resensi: Kuasa Ramalan; Pangeran Diponegoro dan Akhir Tatanan Lama di Jawa, 1785-1855 Jilid 3

“Kanthi amangun kaluhuranipun agami Islam wonten ing tanah Jawi sedoyo.” —Babad Diponegoro

Nama Danurejo (IV) —dalam sejarah Perang Jawa dari kacamata Diponegoro— identik dengan sosok pelacur. Ia seorang Patih yang ingin tetap eksis dalam keraton dan rela mengambil peran sebagai kolaborator Belanda, di mana keraton Yogyakarta berada di bawah otoritas Residen Belanda.

Menurut Peter Carey, Diponegoro merencanakan perlawanan terhadap Belanda jauh sebelum terjadinya aneksasi lahan di Tegalrejo. Penyerobotan tanah oleh Belanda atas saran Danurejo menjadikan pemicu perang karena pasukan Diponegoro berhasil terprovokasi pada bulan Juli 1825.

Kondisi yang mendesak dari agenda perang semula yang seharusnya perang akan dilancarkan Agustus 1825 di Majasto, memaksa pasukan Diponegoro bermarkas di Selarong.

“Kanthi amangun kaluhuranipun agami Islam wonten ing tanah Jawi sedoyo” (membangun keluhuran agama Islam di seluruh Tanah Jawa) menjadi motif utama Diponegoro ketika pengaruh Belanda di keraton menyebabkan degradasi moral yang parah. Di mana moral Diponegoro dibangun di tengah rakyat jelata yang tertindas dan kemandirian jiwa di kalangan santri di Tegalrejo.

Kehancuran akibat Perang Diponegoro ini sangat dahsyat. Hasil perjanjian 1831 —sebakda kekalahan Diponegoro, wilayah kasultanan Yogyakarta yang awalnya membentang dari Madiun (sisi timur) hingga Banyumas (sisi barat) dipangkas; Banyumas (barat), Kedu (selatan), dan Madiun (timur); hingga menyisakan wilayah yang kini disebut “Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)”.

Jilid terakhir ini berisi apendiks dari silsilah keluarga kesultanan Yogyakarta, daftar pesantren, pejabat tinggi Belanda, harga beras, penerimaan cukai, hingga nilai mata uang di masa itu.


Bibliografi
Judul: Kuasa Ramalan; Pangeran Diponegoro dan Akhir Tatanan Lama di Jawa, 1785-1855 Jilid 3
Judul asli: The Power of Prophecy; Prince Dipanagara and The End of an Old Order in Java, 1785-1855 second edition
Penulis: Peter Carey
Alih bahasa: Parakitri T. Simbolon
Tebal: viii+242 hlm.
Genre: Sejarah
Cetakan: III, Agustus 2016
ISBN: 978-602-424-045-5
Penerbit: Kepustakaan Populer Gramedia, Jakarta

Posting Komentar

0 Komentar