Hingga saat ini, banyak sekolah dan
guru yang belum memahami cara mengaplikasikan pembelajaran motorik bagi siswa
di sekolah. Bahkan tidak sedikit diantara mereka yang belum mengerti tentang
konsep pembelajaran motorik beserta manfaatnya bagi siswa.
Padahal pembelajaran motorik merupakan
pembelajaran yang paling penting dari semua konsep pembelajaran yang ada. Di
negara-negara maju seperti Amerika, Inggris, Australia, dan Perancis, bahkan
negara tetangga misalnya Malaysia, pembelajaran motorik adalah satu-satunya
pembelajaran yang paling ditekankan di antara konsep pembelajaran yang lain,
contohnya pembelajaran kognitif dan afektif.
Pasalnya, pembelajaran motorik bagi
siswa sebagai pembelajaran yang menekankan praktik secara langsung di lapangan.
Pembelajaran motorik menuntut setiap siswa agar mampu mengaplikasikan semua
teori dan konsep yang telah dikuasainya dari semua pelajaran di sekolah. Tanpa
pembelajaran motorik, penguasaan materi pembelajaran hanya berada di otak,
tanpa tercermin di perilaku nyata yang bisa dilihat.
Buku ini membahas aplikasi pembelajaran
motorik bagi siswa di sekolah. Ulasan panjang lebar di dalam buku ini bermaksud
memberi pengetahuan kepada seluruh pembaca —khususnya para praktisi pendidikan—
mengenai cara memberi bekal pengalaman nyata kepada siswa yang bisa
menghadirkan perubahan dalam kemampuan. Apabila upaya ini berhasil, maka siswa
dapat menampilkan gerakan-gerakan yang sangat terampil, melakukan keterampilan
motorik yang sangat baik sesuai dengan teori dalam mata pelajaran, serta
mengerjakan berbagai praktik dan percobaan secara nyata yang berkaitan dengan
materi pelajaran di sekolah. Dengan demikian, kecerdasan motorik siswa bisa
dilihat dan bermanfaat bagi dirinya sendiri dan orang lain.
Buku ini juga mendorong para guru untuk
mengadakan kegiatan pembelajaran dengan konsep yang menyenangkan bagi siswa.
Jika guru menerapkan isi buku ini dalam pembelajaran di sekolah, maka siswa
dapat menemukan hiburan yang nyata, sehingga jauh dari stres maupun hal lain
yang bisa mengganggu kondisi psikologis siswa sekaligus proses belajar secara
umum. Siswa selalu merasa senang dengan pembelajaran motorik, karena
pembelajaran ini tidak disajikan secara monoton.
Membaca buku ini akan membuat kita
mengerti tentang urgensi aplikasi teori pembelajaran motorik bagi siswa di
sekolah. Lebih dari itu, kita pun akan lebih mudah dalam menerapkan
pembelajaran motorik bagi siswa di sekolah. Pembelajaran di dalam buku ini
tidak sebatas menyinggung urgensi aplikasi pembelajaran motorik bagi siswa di
sekolah, melainkan juga memberikan pengetahuan tentang cara mengaplikasikan
pembelajaran motorik itu sendiri.
Dalam setiap babnya, buku ini juga
menyertakan contoh-contoh konkret. Sehingga kita semakin mudah memahami dan
menerapkan teori pembelajaran motorik. Semua itu disajikan dengan bahasa
sederhana dan sistematis, sehingga gampang dimengerti oleh semua kalangan
praktisi pendidikan.
Di sisi yang lain, buku ini juga
mematahkan persepsi sebagian besar kalangan bahwa pembelajaran motorik bagi
siswa di sekolah hanya bisa diterapkan dalam pelajaran olahraga, otomotif,
kesenian, dan pelajaran lainnya yang berkaitan dengan pola fisik. Padahal
pembelajaran motorik dapat diterapkan dalam semua pelajaran di sekolah, tidak
hanya pembelajaran olahraga, otomotif, dan kesenian. Tetapi pembelajaran
motorik juga dapat diterapkan dalam pelajaran agama, PKn, Matematika, Bahasa
Indonesia, bahasa Inggris, Kimia, Fisika, IPS, Biologi dan lain sebagainya.
Buku ini menjadi salah satu buku
pembelajaran yang diharapkan para praktisi pendidikan dapat memberikan
pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa sekaligus hasil yang memuaskan, tidak
hanya dalam tataran teori melainkan juga praktik. Sehingga siswa tidak hanya
menjadi individu yang cerdas secara intelektual (kognitif), tetapi juga
individu yang cerdas dan mampu mengaplikasikan kecerdasannya dalam tataran
praktik. Itulah yang menjadi tujuan utama pendidikan.
Resume
Bab: 1. Mengenal Pembelajaran Motorik
• Pembelajaran
adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada
suatu lingkungan belajar.
• Motorik
adalah semua gerak yang mungkin dapat dilakukan oleh seluruh tubuh yang terbagi
jadi dua; motorik kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar
dan motorik halus yang merupakan gerakan yang dilakukan oleh bagian-bagian
turun tertentu dan hanya melibatkan sebagian kecil otot tubuh.
•
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan motorik anak adalah:
» faktor
hereditas (warisan sejak lahir) dan faktor lingkungan (Kartini Kartono.1995).
»
ditentukan oleh faktor internal dan eksternal (Poerwanti Endang dan Nur
Widodo.2005)
•
Pembelajaran motorik adalah proses belajar keahlian gerakan dan penghalusan
kemampuan motorik, serta variabel yang mendukung atau menghambat kemahiran
maupun keahlian motorik.
• Manfaat
pembelajaran motorik:
» Untuk memperoleh dan meningkatkan kemampuan
keterampilan;
» Hasil belajar motorik relatif ada perubahan
permanen dalam perilaku;
» Umpan baliknya tersimpan dalam memori bawah
sadar;
» Bertujuan untuk meningkatkan koordinasi
antara persepsi dan tindakan secara konsisten dan otomatis.
• Hal yang
mempengaruhi penguasaan keterampilan: faktor proses belajar, faktor pribadi
siswa, serta faktor situasi. Di mana dalam pembelajaran motorik, faktor siswa
sangat diperhatikan karena berkaitan dengan motivasi, pengalaman masa lalu,
kemampuan (abilities), serta tahapan
pembelajaran geraknya.
• Tingkatan
pembelajaran motorik terbagi tiga:
» Verbal-cognitive
stage;
» Motor
stage;
» Autonomous
stage.
• Konsep
pembelajaran motorik:
» Proses
» Learning
by doing
» Pengukuran ketercapaian dengan menyimpulkan
» Parameter: adanya perubahan perilaku secara
permanen.
• Tahap
pembelajaran motorik:
» Kognitif
» Asosiatif
» Otomatis
• Pengaruh
pembelajaran motorik terhadap siswa:
» Menemukan pengalaman baru sebagai hiburan;
» Beranjak dari belum bisa menjadi bisa;
» Ada upaya adaptif;
» Keterampilan baru menunjang kebutuhannya;
» Mendorong untuk mandiri.
• Beberapa
hal penting yang harus diketahui dan dilakukan oleh guru dalam pembelajaran
motorik, yaitu kesiapan belajar (waktu, tempat, peralatan, konsep pembelajaran,
catatan penting), kesempatan berpraktik, model yang baik, bimbingan, motivasi,
keterampilan motorik dipelajari secara mandiri, serta keterampilan motorik
dipelajari satu persatu.
Bab: 2. Unsur-unsur Pokok Pembelajaran Motorik
di Sekolah
•
Unsur-unsur pokok dalam pembelajaran motorik adalah kekuatan, kecepatan, power, ketahanan, kelincahan,
keseimbangan, fleksibilitas, dan koordinasi.
Bab: 3. Penerapan Titik Tekan Pembelajaran
Motorik bagi Siswa di Sekolah
“Pembelajaran motorik hadir sebagai puncak penguasaan
siswa.” —Junaidi Abdul Munif
•
Klasifikasi titik tekan pembelajaran motorik: peniruan (imitation), manipulasi (penggunaan konsep), ketelitian, artikulasi (articulation), pengalamiahan (naturalization).
• Titik
tekan pasca pembelajaran motorik: kemampuan memahami apa yang diajarkan, siswa
telah merasakan manfaat belajar motorik, dapat di aplikasikan dalam keseharian.
Bab: 4. Cara Menilai Hasil Pembelajaran Motorik
di Sekolah
• Cara
mengukur hasil pembelajaran motorik: pengamatan langsung dan pengujian praktik.
• Komponen
penilaian motorik: mengamati (sikap dan pemanfaatan alat), mengamati
efektivitas waktu (susunan urutan), mengamati efisiensi waktu, kemampuan
membaca simbol, mengamati hasil kerja (produk).
• Metode
observasi (pengamatan) sepanjang proses pembelajaran motorik.
• Pengujian
motorik: tes simulasi dan tes unjuk kerja (work
sample).
• Cara
menilai dan mengukur hasil di lapangan: gerak refleks, gerak dasar fundamental,
keterampilan perseptual (diskriminasi kinestetik, diskriminasi visual,
diskriminasi auditoris, diskriminasi taktis, dan keterampilan perseptual yang
terkoordinasi), keterampilan fisik, gerakan terampil, dan komunikasi non-fiksi
(gerakan ekspresif dan gerakan interpretatif).
Bab: 5. Persiapan Teknis dan Berbagai Tahapan
Pembelajaran Motorik di Sekolah
•
Pembelajaran motorik dalam pendidikan jasmani dapat dikelompokkan menjadi tiga
tahapan, yaitu tahapan pemahaman konsep gerak, tahapan gerak (motor stage), dan tahapan otonom.
Bab: 6. Sikap Guru dalam Memberi Motivasi,
Instruksi, dan Demonstrasi saat Pembelajaran Motorik di Sekolah
•
Memotivasi motorik siswa dengan jalan memperkenalkan keterampilan sebelum
pembelajaran, menetapkan tujuan belajar, dan memberitahukan pengetahuan tentang
hasil.
• Guru
memberikan instruksi kepada siswa dengan ringkas, langsung, relate dengan tema, dan pada simpul
masalah.
• Penyajian
demonstrasi yang harus disimak penuh oleh siswa agar siswa dapat merekam
gambaran dari sajian demonstrasi untuk kemudahan mereka duplikasi atau
praktikkan sendiri.
Bab: 7. Penerapan Prinsip Praktik dalam
Pembelajaran Motorik di Sekolah
Penerapan
prinsip-prinsip latihan dan praktik dalam pembelajaran motorik:
• Prinsip
jumlah praktik (praktik langsung) dengan memperbanyak atau memaksimalkan jumlah
praktik overlearning, yaitu ada
pengulangan lebih dari jumlah minimal.
• Prinsip
kualitas praktik dengan selalu terampil mengorganisasi dan merancang kegiatan
praktik secara efektif.
• Metode
bimbingan dalam praktik. Para siswa dituntun dengan berbagai cara untuk memulai
menguasai berbagai keterampilan motorik. Tujuannya untuk mengurangi
kesalahan-kesalahan dan memastikan pola yang tepat sudah dilakukan para siswa
dengan bimbingan longgar atau bimbingan melekat.
• Syarat
penerapan metode bimbingan dalam praktik harus diterapkan pada dua kondisi
praktik, yakni praktik dini dan tugas berbahaya.
Bab: 8. Penerapan Teori Pemberian Contoh
Pembelajaran Motorik terhadap Siswa
• Pemberian
contoh motorik secara keseluruhan melalui tahapan pembukaan, percobaan, review, pengujian, pemantapan.
• Pemberian
contoh motorik secara sebagian melalui tahapan pembukaan, analisis, melatih,
sintesis.
• Pemberian
contoh motorik dengan metode campuran melalui tahapan pembukaan, percobaan, review, melatih bagian, sintesis,
pemantapan.
Bab: 9. Penerapan Pengaturan Latihan dalam
Pembelajaran Motorik
• Jumlah
latihan dan kualitas latihan menjadi masalah utama dalam menciptakan latihan
yang efektif. Oleh karenanya, dalam penerapan pengaturan latihan dapat
menggunakan empat bentuk, yakni:
» Melatih tugas jamak, yaitu bentuk
pengaturan latihan yang perlu digunakan ketika seorang guru hendak mengajarkan
beberapa keterampilan sekaligus dalam satu waktu.
» Latihan motorik secara terpusat, yakni
menyelesaikan suatu keterampilan terlebih dahulu sebelum berpindah ke
keterampilan lainnya.
» Latihan motorik secara acak, yakni siswa
melakukan berbagai gerakan keterampilan motorik dalam waktu bersamaan tanpa
dipisahkan oleh jenis keterampilan.
» Melatih keterampilan motorik tunggal, yakni
siswa melakukan satu aktivitas keterampilan dalam satu pertemuan. Dan ini tidak
efektif.
Bab: 10. Penerapan Teori Umpan Balik (Feedback) dalam Pembelajaran Motorik
• Umpan
balik diartikan sebagai informasi yang disampaikan oleh seorang guru kepada
para siswa berkaitan dengan tugas motor yang dilakukannya, yakni dengan dua
cara:
» Umpan balik intrinsik, yakni informasi yang
diperoleh para siswa sebagai akibat dari melakukan aksi tertentu atau umpan
paling dari dalam diri seseorang.
» Umpan balik ekstrinsik, yakni umpan balik
tambahan atau umpan balik dari luar yang diberikan oleh seorang guru transparan
siswa ketika mereka melakukan kegiatan atau praktik keterampilan motorik.
Bab: 11. Penerapan Teori Pengukuran Naik atau
Turunnya Perkembangan Pembelajaran Motorik
• Mengukur
naik-turunnya perkembangan pembelajaran motorik dapat dibuat dalam bentuk
grafik melalui kurva perbandingan jumlah keberhasilan dan jumlah kesalahan.
• Pengaruh
dari hasil pembelajaran motorik dapat bertahan lama (menetap) dengan cara
melakukan latihan secara repetisi dalam waktu singkat dan dapat juga bertahan
sementara jika latihan hanya bersifat formalitas.
•
Pengukuran pengaruh kemajuan siswa (menetap atau sementara) dilakukan di
pengaruhi oleh waktu pengukuran dan aspek yang diukur.
• Transfer
hasil belajar adalah mengalihkan hasil belajar motorik pada waktu lampau
(sebelumnya) yang kemudian diterapkan ke dalam kondisi yang benar-benar nyata.
• Cara
merangkai latihan untuk pengalihan kemampuan motorik dapat ditempuh dengan dua
cara, yaitu pengalihan dekat dan pengalihan jauh.
Bab: 12. Aplikasi Motorik Dasar sebagai
Persyaratan Mengadakan Pembelajaran Motorik
• Penekanan
keterampilan motorik dasar (lokomotor, nonlokomotor, dan manipulatif) sebagai
persyaratan setiap kali mengadakan pembelajaran motorik.
• Untuk
mempelajari keterampilan motorik secara utuh, para siswa harus menggabungkan
ketergantungan dasar, ingatan, dan pengalaman sebelumnya dengan keterampilan
lanjut (keterampilan motorik lebih tinggi).
Bibliografi
Judul: Panduan Mengembangkan Kecerdasan Motorik Siswa
Penulis: Richard Decaprio
Tebal: 184 hlm.
Genre: Pendidikan
Cetakan: I, September 2017
ISBN: 978-602-391-436-4
Penerbit: Diva Press, Yogyakarta
0 Komentar