“Jadi
guru itu tidak usah punya niat membuat pintar orang. Nanti kamu hanya
marah-marah ketika melihat muridmu tidak pintar. Ikhlasnya jadi hilang.
Yang
penting, niat menyampaikan ilmu dan mendidik yang baik. Masalah muridmu kelak
jadi pintar, itu ada pada kehendak Alloh. Didoakan saja terus menerus agar
muridnya mendapat hidayah.” —KH. Maimoen Zubair
Pumping
Teacher
merupakan metode pendekatan pengajaran yang dilakukan guru untuk memompa dan
membangkitkan semangat belajar anak.
Agar fungsi guru sebagai pemompa
semangat belajar siswa dapat bertenaga dan bernyawa, ada syarat internal yang
mesti diselesaikan lebih dulu, yakni membongkar mental block dalam diri guru
untuk menciptakan paradigma baru. Hal ini sejalan dengan pernyataan Stephen R.
Covey,
“Jika
Anda menginginkan perubahan kecil, garaplah perilaku. Jika Anda menginginkan
perubahan besar dan mendasar, garaplah paradigma.”
Dalam buku ini dijelaskan empat
komponen untuk mengubah paradigma, yaitu ketika seorang guru dapat membuka
pikirannya (open minded) terhadap
profesi dan kehidupan yang sedang dijalani, memandang murid dan pengajaran
secara luar biasa, proaktif, dan memiliki pola pikir positif.
Perubahan paradigma ‘menjadi guru kaya’
adalah sebuah upaya membangun kembali kepercayaan diri para guru untuk melihat
dirinya dan dunia karir sebagai profesi bergengsi dan menjanjikan. Menjadi Guru
Kaya diawali dari sebuah usaha memecahkan mental
block terkait dengan cara pandang guru, teknik mengajar, pola hubungan
dengan siswa, dan cara memperoleh sumber ilmu hakiki.
“Guru
kaya senantiasa berpikir terbuka, bersikap asertif, bertindak proaktif, dan memiliki
mental sebagai pemenang.” —Paulo Friere
Buku Pumping Teacher ini adalah program latihan yang merupakan
pengembangan dari latihan Pumping Talent
dengan berlandaskan pada perubahan paradigma dan talenta. Buku ini membahas
lebih detail tentang kompetensi diri dan profesi seorang guru.
Secara prinsip, buku ini menggunakan
perpaduan metode pengembangan diri ESQ yang dikembangkan Ary Ginanjar Agustian
tentang integrasi segala potensi diri dengan Zat yang serba Maha dan memahami
kepribadian seseorang —dalam hal ini adalah siswa— seperti yang dipopulerkan
Florence Littauer dalam buku Personality Plus.
Buku ini dapat menuntun siapapun untuk
melihat dunia pendidikan dalam kebaruannya, dan siap mengantarkan siapapun ke
puncak sukses yang diidamkan, yakni menjadi guru kaya yang mengedepankan ‘to be’. Buku ini dapat digunakan siapa
saja yang terlibat dalam dunia pendidikan, baik di keluarga, sekolah, maupun
pendidikan non formal.
Resume
Bab: Pumping Welcome
Pumping
Teacher
merupakan metode pendekatan pengajaran yang dilakukan guru untuk memompa dan
membangkitkan semangat belajar dan motivasi anak.
Manusia memiliki tiga kompetensi dasar,
yakni kompetensi spiritual yang membentuk the
belief system, kompetensi diri yang membentuk personal power, dan kompetensi profesi yang membentuk profession power. Hasil penyatuan ketiga
kompetensi dasar tersebut akan membentuk model baru bagi kesuksesan manusia,
yakni Pumping Model.
Pada konsep pumping model, sukses adalah sesuatu yang sudah ada pada diri
manusia sebagai anugerah Tuhan. Tugas manusia adalah memompa melalui keyakinan,
pemahaman diri, pengembangan kompetensi, dan aksi yang fokus.
Untuk guru, pumping model for teacher menyandarkan pada tiga kekuatan dasar,
yakni kekuatan prinsip (principle power)
yang berfungsi sebagai the belief system
dan paradigma dalam mengajar, kekuatan kompetensi (competence power) yang berfungsi sebagai kekuatan kompetensi guru
(kenal Tuhan, kenal diri, kenal profesi), dan kekuatan aksi (action power) sebagai garis orbit sukses
sebagai output dari hasil tindakan
(energi, potret diri, gaya belajar, pola pikir, jalur sukses, hemisfer otak).
Bab: The Belief System
Dobrak mental block yang selama ini membelenggu potensi; semua
pikiran-pikiran negatif yang menghambat.
“Jika
Anda menginginkan perubahan kecil, garaplah perilaku. Jika Anda menginginkan
perubahan besar dan mendasar, garaplah paradigma.” —Stephen R.
Covey
Paradigma terbaik adalah menjadi (to be), bukan memiliki (to have). Dan untuk
menjadi guru yang kaya, kedepankan to be,
investasi jangka panjang, mempunyai tabungan kebaikan. Guru kaya adalah seperti
sosok dalam karya Paulo Freire, “Guru
kaya senantiasa berpikir terbuka, bersikap asertif, bertindak proaktif, dan memiliki
mental sebagai pemenang.”
Alur pengembangan diri guru yang ideal
—setelah menjadi guru pekerja— adalah guru profesional, kemudian menjadi guru
pemilik, dan terakhir sebagai guru perancang.
Empat hal untuk mengubah paradigma,
yaitu membuka pikiran (open minded),
pandang murid dan guru secara luar biasa, pro aktif, dan pola pikir positif.
Komponen dari konsep the belief system mengambil hadits
tentang iman, Islam, dan ihsan yang kemudian diformulasikan menjadi prinsip
165; 1 prinsip ihsan, 6 kompetensi iman, dan 5 langkah aksi ber-Islam.
Kekuatan prinsip diambil dari core value ihsan dengan komponen
pendukung kesuksesan iman, ilmu, dan amal. Sedangkan kekuatan kompetensi
diilhami dari core value rukun iman
dengan komponen pendukung kesuksesan paradigma, pola pikir, proses kerja, dan
hasil karya. Pada kekuatan aksi ditenagai oleh core value rukun Islam dengan komponen dukungan kesuksesan
motivasi, jasmani dan rohani, studi dan karir, harmonisasi keluarga, dan
hubungan sosial.
Bab: Self Awareness Process
Prinsip awal yang harus dipahami secara
mendalam oleh para guru adalah hadirnya Alloh dalam setiap pengajaran melalui
kajian hadits tentang nur (cahaya) Nabi Muhammad SAW.
Guru hendaklah memahami talenta terbaik
melalui teori kepribadiannya Hippocrates dan dijelaskan secara detail oleh
Florence Littauer dalam buku “Personality Plus”; sanguinis (populer), koleris
(kuat), phlegmatis (damai), dan melankolis (sempurna).
Kebutuhan emosional guru sanguinis
adalah menjadi pusat perhatian, koleris adalah penghargaan terhadap apa yang
mereka lakukan, phlegmatis adalah penghormatan dan perasaan dirinya berharga,
dan melankolis adalah ketertiban dan kepekaan.
Carl Gustav Jung mengklasifikasikan
fungsi kognitif dalam 4 kelompok, yaitu sensing,
intuiting, feeling, dan thinking.
Empat preferensi tersebut akan bekerja dalam dua fungsi utama, yakni fungsi
mempersepsi (perception) dan fungsi
memutuskan _(judgement). Di mana pada
fungsi mempersepsi melibatkan preferensi sensing
dan intuiting, sedangkan pada fungsi
memutuskan melibatkan preferensi thinking
dan feeling.
Bab: Kompetensi Diri
Yang perlu diketahui oleh guru adalah
perilaku dasar dalam belajar ada dua jenis, yakni Internal Locus of Control (ILC) yang mendapatkan energi dari
pemikiran internalnya dan External Locus
of Control (ELC) yang mendapatkan energi dari kejadian di sekelilingnya.
Perilaku orang ILC terkesan introvert, sedangkan perilaku orang ELC lebih
ekstrovert.
Seseorang yang perilakunya cenderung
ILC, kemungkinan ia memiliki perilaku dasar tipe phlegmatis dan/atau
melankolis. Sedangkan seseorang dengan perilaku ELC, kemungkinan memiliki
perilaku dasar tipe sanguinis dan/atau koleris.
Potret dasar siswa tipe sanguinis
sering berbicara tanpa berpikir. Mereka suka variasi dan fleksibilitas. Potret
dasar siswa tipe koleris selalu ingin atau merasa benar. Potret dasar siswa
tipe phlegmatis memerlukan motivasi langsung dan dorong untuk menerima beban
tanggung jawab. Sedangkan potret dasar siswa tipe melankolis sangat sensitif
dan mudah sakit hati.
Selain tuntutan memahami perilaku
belajar siswa, guru juga harus memahami tiga modal belajar, yakni visual,
auditori, dan kinestetik.
Tiga unsur pendorong kompetensi diri
guru adalah visi-misi, kepemimpinan, dan pengelolaan diri yang baik.
Kepemimpinan pribadi (guru) didasari
oleh lima kualitas utama, yakni kualitas iman dan takwa, kualitas pola pikir,
kualitas proses pengajaran, kualitas hasil pengajaran, dan kualitas hidup
keteladanan.
Tiga komponen efektivitas kepemimpinan
pribadi, yakni memiliki prinsip-prinsip dan nilai-nilai sebagai keyakinan dan
kekuatan diri, memiliki pengaruh dan kepedulian sosial, dan memiliki
efektivitas dan efisiensi pribadi.
Faktor penting untuk mengembangkan
perilaku mengajar dipengaruhi oleh mentalitas, moralitas, dan spiritualitas.
Bab: Kompetensi Profesi
Teknik presentasi yang efektif adalah
mengajar dengan memperhatikan perilaku dan gaya belajar siswa.
Kompetensi profesi guru akan semakin
utuh setelah mampu memahami siswa, menambah pengetahuan, memperbaiki motivasi,
dan sering berlatih, ditambah dengan tiga komponen lain, yakni kecakapan
akademis, kecakapan intuitif, dan kecakapan rasa.
Bab: Kompetensi Sosial
Ciptakan suasana belajar yang
menyenangkan dan dasari dengan persangkaan bahwa energi positif akan berdampak
positif. Selain itu, bangun jaringan komunikasi dan shilaturrohim hati dengan
orangtua dan siswa.
Bab: Kompetensi Spiritual
Mendidik bukan sekadar transfer ilmu.
Lebih penting dari itu adalah ketika segala ilmu yang diajarkan bersumber dari
Alloh yang Maha Mengetahui. Dan bagi guru, tanamkan kesadaran secara terus
menerus, bahwa sampaikan ilmu sebaik mungkin. Sedangkan kepintaran dari siswa
ada dalam kehendak Alloh.
Bibliografi
Judul: Pumping Teacher; Memompa
Teknik Pengajaran Terbaik
Penulis: Amir Tengku Ramly dan Erlin
Trisyulianti
Tebal: x+146 hlm.
Genre: Pengembangan Diri
Cetakan: V, Juli 2008
ISBN: 978-979-16254-3-2
Penerbit: Pumping Publisher, Bogor
0 Komentar