Tafsir Nabi Daniel yang berkesan sejak awal ialah ketika ia diminta menafsirkan isi mimpi Raja Nebukadnezar terkait munculnya empat binatang aneh, mengerikan, sekaligus destruktif dari tengah lautan yang bergolak. Pertama keluar dari dari lautan seekor singa bersayap burung rajawali dan berdiri dengan dua kaki. Disusul seekor beruang dengan sisa tulang rusuk di mulutnya. Binatang ketiga, seekor macan tutul dengan empat sayap di punggungnya dan empat kepala. Makhluk keempat tak terdapat padanan; menakutkan, kuat, dan sangat perusak dengan gigi besi. Bertanduk 10 dengan tanduk ke-11 yang berukuran kecil, bermulut, dan bermata.
Dikisahkan, kesemua binatang ini dapat musnah oleh kobaran api, kecuali monster keempat bertanduk. Dan ia hanya bisa dimusnahkan oleh seorang anak manusia yang hadir dalam mimpi Nebukadnezar, di mana manusia tersebut datang di antara awan-awan dan diberi kemuliaan oleh Sang Cahaya di langit.
Sampai di sini, terdapat persimpangan penafsiran antara pihak Nasrani dan Muslim. Dalam buku ini, sesosok manusia tersebut ditafsirkan sebagai Tuhan Yesus. Awan merupakan penggambaran Yesus yang dinaikkan oleh Tuhan setelah mengalami penebusan dosa di tiang salib. Sedangkan dari pihak Islam menafsirkan seorang manusia tersebut adalah Nabi Muhammad. Awan-awan ditafsirkan sebagai laku Nabi saat mi’roj dan bertemu dengan Alloh secara langsung. Kalangan Islam mengacu pada istilah “periqlitos” dalam penyebutan sosok manusia tersebut dalam Alkitab lama (sebelum digubah istilahnya). Tentu, silang tafsir tersebut tidak dibahas dalam buku ini.
Terkait mimpi Nabukadnezar tersebut, Nabi Daniel mendapat mukjizat berupa kemampuan membaca masa depan melalui isyarat mimpi. Binatang pertama melambangkan kekuasaan Nebukadnezar di Babilon yang pada masa berikutnya akan direbut oleh binatang kedua, yakni kekuasaan Media-Persia. Di mana tiga tulang rusuk melambangkan kejatuhan Babilon, Lydia, dan Mesir.
Binatang ketiga melambangkan kekuasaan Grika (Yunani) yang begitu gesit dan cepat dalam meluaskan wilayah. Tak berlangsung lama, kekuasaan Grika segera dilumat oleh binatang keempat; kekuasaan Roma. Kerajaan ini tak teridentifikasi menyerupai binatang apapun. Tetapi karakternya menakutkan, kuat, dan sangat perusak. Ia tersusun dari 10 raja. Dari ke-10 raja tersebut, ada tiga “tanduk” (raja) yang tercongkel saat munculnya tanduk ke-11. Siapakah representasi dari tanduk ke-11?
Dalam buku ini, penulis menjelaskan beberapa pembacaan Nabi Daniel atas mimpi-mimpi Nebukadnezar dan juga mukjizat yang ia terima untuk membaca masa depan, di antaranya kemampuan Daniel membaca pesan tulisan di dinding yang tak mampu diterjemahkan oleh siapapun di kerajaan Babel kecuali Daniel. Sebuah pesan, bahwa semua kebesaran raja adalah atas anugerah Alloh yang harus disertai dengan kerendahan hati.
Sejalan dengan tafsir mimpi Nebukadnezar tentang munculnya empat binatang, Daniel diperlihatkan adanya kambing jantan dengan tanduk unik perlambang kejatuhan tiga kerajaan (Babilon, Lydia, dan Mesir) yang diseruduk domba jantan bercula (Grika) pada masa Raja Belsyazar seperti disebutkan dalam kitab Daniel pasal 8.
Masih tentang masa kejayaan dan rotasi kekuasaan zaman, Daniel juga menafsirkan arti mimpi Nebukadnezar tentang adanya patung raksasa, di mana kepalanya terbuat dari emas yang melambangkan kekuasaan Babel, dada dan lengan yang terbuat dari perak yang melambangkan masa kekuasaan Media-Persia, perut dan pinggang dari bahan tembaga yang melambangkan kekuasaan Grika, paha terbuat dari bahan besi yang melambangkan kekuasaan Roma Lama, dan kedua kaki yang sebagian terbuat dari bahan besi dan sebagian dari tanah liat yang melambangkan kekuasaan Roma Baru. Di mana kemudian patung raksasa tersebut roboh oleh hantaman batu yang meluncur dari atas gunung (Daniel pasal 2).
Ada hal yang belum saya pahami dari penjelasan dalam buku ini yang tidak berkaitan langsung dengan isi tafsir kitab Daniel, yakni kebenaran atas mukjizat Nabi Daniel yang sejalan dengan firman Tuhan Yesus. Sedangkan Nabi Daniel hidup ratusan tahun sebelum kelahiran Tuhan Yesus.
Pada halaman 27 poin 1 disebutkan “Daniel menginginkan adanya waktu untuk Allah bekerja dalam dirinya.” Ungkapan ini memposisikan Tuhan sebagai pesuruh yang bekerja sesuai kehendak Daniel. Masih di halaman yang sama, penulis mengesankan Nabi Daniel begitu sombong dengan ungkapan “Ia yakin bahwa ia akan keluar sebagai pemenang setelah waktu ujian itu.” Di mana pada kesejatiannya, Nabi Daniel memasrahkan segala hasilnya pada Tuhan.
Pada penjelasan kitab Daniel pasal 3, dijelaskan Raja Nebukadnezar murka dan membakar ketiga sahabat Daniel; Hananya (Sadrakh), Misael (Mesakh), dan Azarya (Abednego); dalam api yang panasnya tujuh kali lipat karena tak mau menyembah patung dewa Babilon dan hanya mau menyembah Alloh saja. Yang jadi pertanyaan, di manakah Nabi Daniel ketika ketiga sahabatnya tersebut dihukum bakar, padahal mereka berempat sama-sama berdiam di kerajaan Babel?
Entah seperti apa anggapan umat
Nasrani terhadap sosok Daud —umat Islam memposisikan Daud sebagai salah satu
Nabi, dalam Alkitab disebutkan Daud hanyalah seorang Raja. Hal tercela yang tak
mungkin dilakukan seorang Nabi tetapi diceritakan begitu dalam buku ini di
halaman 97,
“Hal yang serupa pernah juga
dilakukan oleh Nabi Natan, waktu ia berhadapan dengan Raja Daud yang telah
berbuat zinah.”
Diuraikan singkat dalam halaman 103, “(Raja Daud) saat ia berjalan-jalan di atas sotoh istananya pada waktu senja, dan kemudian matanya melihat istri Uria yang sedang mandi.”
Sedangkan apa yang menjadi kriteria kerajaan Antikris dalam penjelasan kitab Daniel ini lebih menggambarkan sebuah hierarki kekuasaan yang dapat mengatur jalannya pemerintahan dunia (The New World Order).
Secara umum, buku ini ingin
menyampaikan pesan, bahwa Alloh berkuasa atas segala kekuasaan. Bahwa segala
yang disandarkan pada Alloh akan selalu Ia muliakan.
Judul: Tafsir Daniel; Nubuat
Akhir Zaman
Penulis: Ir. Timotius Subekti
Tebal: 384 hlm.
Genre: Religi
Cetakan: VI, 2002
ISBN: -
Penerbit: Yayasan Andi,
Yogyakarta
0 Komentar