Sebelum mengikrarkan syahadat, namanya
David Benjamin Keldani. Dulu ia seorang pastor besar dengan titel akademik perbandingan
agama hingga profesor.
Ketertarikan dan kesadaran yang
menyebabkan beliau masuk Islam ketika apa yang ia tekuni dalam agama lamanya
seketika terkuak kerapuhannya setelah berdiskusi dengan beberapa ulama di
Istanbul, Turkiye.
Dalam buku ini, penulis membagi
bahasannya dalam dua pokok, yakni nubuat kepada Nabi Muhammad yang tertera
dalam Perjanjian Lama dan dalam Perjanjian Baru.
Meski istilah dan bahasannya
membutuhkan ketelitian, bagi pembaca pemula tentang perbandingan agama akan
terbantu ketika memperhatikan halaman awal terkait pengenalan kitab suci Yahudi
dan Nasrani yang dijilid dengan judul Alkitab.
Kita juga dikenalkan dengan istilah
“Pentateuch” pada lima kitab dalam Perjanjian Lama (Kejadian, Keluaran, Imamat,
Bilangan, dan Ulangan) yang sering disebut sebagai Taurot. Perjanjian Lama
terjemahan dari bahasa Arami ke Yunani disebut Septuagint(a). Sedangkan
Perjanjian Baru dari bahasa Arami atau Ibrani yang diterjemahkan dalam bahasa
Syria disebut Peshitta. Bibel berbahasa Yunani yang diterjemahkan dalam bahasa
Latin disebut Vulgate.
Pada abad pertama dan kedua Masehi,
umat Nasrani awal lebih mengandalkan tradisi lisan daripada tulisan berkenaan
dengan Injil Isa dan agama baru yang dibawanya. Bahkan pada masa kaum Hawari
—setelah ketiadaan Al-Masih, banyak tersebar sekte, nabi palsu, dan para dajjal
yang menyebabkan terjadinya perpecahan begitu dahsyat (hlm.201).
Dari beragam terjemahan Alkitab,
penulis selalu berupaya mencari akar kata atau istilah yang tertulis dalam
bahasa Arami atau Ibrani. Dan tentu saja akan banyak ditemui penerjemahan dalam
bahasa Yunani maupun Indonesia yang jauh dari makna dari kata yang sebenarnya.
Seperti dalam Hagai 2:8-10 terdapat istilah “himdah” dan “syalom” dalam bahasa
Ibrani kuno. Makna “himdah” adalah ‘harapan yang sangat besar’, ‘sesuatu yang
sangat diinginkan’, atau ‘sesuatu yang selalu dikejar oleh manusia’. Dalam
bahasa Arab, “himdah” memiliki tiga huruf penyusun; ha-mim-dal (Ø-Ù…-د); yang
memiliki arti ‘pujaan’ atau ‘yang terpuji’. Sedangkan kata “himdah”
diterjemahkan dalam Alkitab Indonesia menjadi “barang yang indah-indah
kepunyaan segala bangsa”. Sedangkan “syalom” memiliki kesepadanan dengan bahasa
Arab “Salam” atau “Islam”.
Kita juga akan mendapatkan penjelasan
terkait “syiloh”, “barnasya”, “eudokia”, dan “periqlytos” yang tentu saja
dikupas dari sudut pandang keilmuan penulis. Sehingga kita mendapatkan
informasi tentang benturan atau pertentangan di kalangan Nasrani justru muncul dari
Perjanjian Baru (hlm.154).
Dalam pembahasan nubuat Nabi Muhammad
dalam Perjanjian Lama, penulis membagi dalam sepuluh pokok bahasan. Dan dalam
Perjanjian Baru, terdapat sebelas pokok bahasan.
Setidaknya ada dua hal menarik ketika
membaca buku ini —selain dalam halaman Pengantar, yaitu dikisahkan latar
belakang peristiwa-peristiwa (asbabul wurud) yang berhubungan dengan setiap
pokok bahasan. Dan yang kedua terkait filologi. Dan satu lagi yang menurut saya
sebuah informasi yang bermakna, yakni kisah dan makna mimpi Nabi Daniel dengan
empat makhluk besar dan buas dengan bentuk yang aneh. Dan hadirnya Anak Manusia
diantara awan yang mampu menghancurkan tanduk ke sebelas, dan kepadanya
dianugerahi kekuasaan, kemuliaan, dan kerajaan. Di mana semua suku bangsa tunduk
kepadanya selama-lamanya.
Terakhir, dalam Injil Barnabas
disebutkan, Isa Al-Masih pernah berkata, bahwa roh Muhammad telah diciptakan
sebelum segala sesuatu diciptakan. Atas dasar fakta inilah Yohanes Pembaptis
berkata tentang nabi yang dia kabarkan, “Sesudahku akan datang dia yang telah
mendahuluiku. Sebab dia telah ada sebelumku.” (Yohanes 1:15)
“Wahyu dari arah Tanah Arab.” —Yesaya
21:13
Resume Buku
Bab: Biografi Singkat Penulis dan Pengantar
• David
Benyamin Kaldani, B.D. terlahir tahun 1867 di Urmia (Iran). Ia seorang pendeta,
Guru Besar Teologi, sekaligus pastor Katholik Roma wilayah Kaldan. Pada awal
1900-an, Benyamin memeluk Islam dan mengganti namanya menjadi Abdul Ahad Dawud.
• “Bible”
adalah sebutan bagi kitab suci Yahudi dan Nasrani saat ini. Di mana kitab ini
terbagi dua bagian, yakni Perjanjian Lama (perwujudan dari Taurot) yang terdiri
dari 39 kitab dan Perjanjian Baru yang dianut Nasrani dengan 27 kitab.
•
Perjanjian Lama ditulis ratusan tahun setelah wafatnya Nabi Musa. Terjemahan
dalam bahasa Yunani disebut Septuaginta. Sedangkan Perjanjian Baru ditulis
lebih dari seratus tahun setelah ‘naiknya’ Yesus. Terjemahannya dalam bahasa
Suryani disebut Peshitta. Terjemahan Injil dalam bahasa Latin disebut Vulgate.
Empat kitab Perjanjian Baru yang ditulis oleh empat orang penulis dari kaum
Hawari disebut Injil.
• Konsili I
tahun 325 M memutuskan hanya mengakui empat Injil; Matius, Markus, Lukas,
Yohannes. Disebut juga “Injil Kanonik”.
• Buku ini
berisi penelitian Prof. Abdul Ahad Dawud yang merujuk pada Bibel berbahasa
Arami, Ibrani, Latin, dan Yunani.
• Nabi yang
disebut dalam kitab Ulangan 18/18, “Aku
akan mengadakan seorang nabi di antara saudara-saudara mereka yang seperti
engkau. Dan aku akan membuat firman-Ku di lidahnya.” tidak lain adalah Nabi
Muhammad. Sebab, ‘Isa tidak pernah mengaku nabi yang dimaksud adalah dirinya.
Dan dalam kitab Ulangan 33/2, “cahaya
yang memancar dari Gunung Paran.” tidak lain adalah Makkah.
• Ada dua
poin perbedaan mendasar antara Islam dengan Nasrani, yakni Tuhan berbilang atau
Mahatunggal dan kesejatian apa yang dimaksud dalam Perjanjian Tuhan (Divine Conveant); ‘Isa atau Muhammad?
Bab: 1. Muhammad di dalam Perjanjian Lama
1. “Semua bangsa akan Kugemparkan dan akan
datang Himdah untuk semua bangsa,
sehingga Aku akan memenuhi rumah-Ku ini dengan keagungan. Demikianlah firman
Tuhan semesta alam. Aku memiliki perak dan emas. Demikianlah firman Tuhan
semesta alam. Keagungan rumah baru itu akan lebih hebat dari keagungannya dulu.
Demikianlah firman Tuhan semesta alam. Di tempat inilah Aku akan memberikan Syalom. Demikianlah firman Tuhan
semesta alam.” —Hagai 2:8-10
Di atas
adalah terjemahan dari Bible versi bahasa Assyria berbahasa Ibrani kuno atau
Arami.
Dalam Bible
Indonesia Alkitab terbitan 1993, Himdah
diterjemahkan “barang yang indah-indah kepunyaan segala bangsa datang
mengalir”. Dalam bahasa Arab, Himdah memiliki
huruf penyusun, yakni ha (Ø), mim (Ù…), dan da (د). Di mana ketiga huruf tersebut terlahir istilah Ahmad (akar
kata dari Muhammad).
Sedangkan Syalom diterjemahkan dengan damai sejahtera. Dalam bahasa Arab, Syalom setara dengan Salama yang melahirkan istilah Islam
yang bermakna damai sejahtera.
Ayat Bible
ini sebenarnya berkisah tentang seorang Himdah
yang diutus kepada segala bangsa atau umat manusia dan kepadanya dikaruniakan Syalom yang bakal mendatangkan kedamaian
dan kesejahteraan kepada umat manusia. Kisah ini sangat lekat dengan Ahmad atau
Muhammad yang diutus oleh Alloh dengan risalah Islam kepada semesta alam.
2. “Kelak Aku akan mengutus seorang utusan-Ku
agar dia dapat membuka jalan di depan-Ku. Maka tiba-tiba akan datang ke
Haikal-Nya seorang Tuan yang kalian semua minta, seorang utusan perjanjian yang
kalian kehendaki. Sesungguhnya dia pasti akan datang. Demikianlah firman Tuhan
semesta alam.” —Maleakhi 3:1
Ayat di
atas selaras dengan isi QS. Al-Isro’ [17]: 1. Di mana yang dimaksud dengan
orang yang secara tiba-tiba ke Haikal adalah Muhammad, bukan Al-Masih.
3. Tentang
klaim hak kesulungan, Ismail adalah anak pertama yang sah dari Ibrohim, Ismail
juga pewaris keistimewaan dan kedudukan spiritual Ibrohim, bukan Ishaq.
4. Mishfa adalah sebutan untuk batu tinggi
yang menjadi simbol peribadatan dari sejak Nabi Ibrohim —yang hidup nomaden.
Segala urusan penting bangsa Israel selalu diputuskan di Mishfa atau Bait El
(El= Tuhan). Dan batu Mishfa tidak boleh diukir atau dihias atau diganti dengan
material padat lainnya yang lebih mulia agar tidak menjadi objek pencurian.
Istilah mishfa menderivasi kata Musthofa; Muhammad Al-Musthofa.
5. Dalam
kitab Kejadian disebutkan, bahwa terjadi serobot status kesulungan antar
anak-anak Ya’qub, Ya’qub menikahi kakak-beradik langsung, anak-anak Ya’qub
saling selingkuh dan berzina, anak-anak Ya’qub (kecuali Yusuf dan Benyamin)
dicitrakan biadab, pendusta, pembunuh, dan pezina.
“Tongkat kerajaan dan penetapan hukum tidak akan terlepas
dari Yahudza dari antara kakinya sampai datang Syiloh. Padanyalah bangsa-bangsa akan tunduk.” —Kejadian 49:10.
Makna Syiloh adalah seseorang yang memiliki tongkat kerajaan dan penetapan hukum. Istilah Syiloh juga menurunkan kata syalah yang berarti kedamaian dan kepercayaan. Dan kata aktifnya syaluh yang bermakna yang diutus (al-mursal) atau utusan (ar-rosul). Sedangkan ciri-ciri Syiloh yang ditunggu Bani Israel tidak lain jatuh pada Nabi Muhammad —keturunan Isma’il.
6. Daniel
sejatinya seorang pangeran dari keturunan Yahudi. Ia diangkat jadi nabi pada
masa pemerintahan Raja Babylon; Nebukadnezar.
Daniel
bermimpi dalam amukan badai, muncul empat binatang berbentuk aneh, buas, dan
sangat besar keluar dari dalam lautan secara berurutan. Keempat binatang ini
menimbulkan kerusakan. Kemudian datanglah Alloh di langit dalam bentuk cahaya
untuk menyidang dan menghukum keempat binatang itu.
Hanya
binatang keempat dengan sepuluh tanduklah yang tak musnah dengan kobaran api
dari Alloh. Dari kepalanya, muncul tanduk ke sebelas yang lebih kecil tapi
aneh; bermata dan bermulut dengan racauan kufur.
Tanduk ke
sebelah ini hancur oleh datangnya seorang Barnasya
(anak manusia) di antara awan-awan kemudian sujud kepada Alloh. Ia kemudian
diberkahi dengan kekuasaan, kemuliaan, kerajaan, dan seluruh umatnya
mengkultuskan Alloh yang Mahatinggi dan Mahakuasa.
Empat
binatang melambangkan empat kekaisaran yang menindas kaum Nasrani dan Yahudi
penganut monotheisme, yakni binatang pertama berwujud singa bersayap elang
menggambarkan kekaisaran Kaldan, binatang kedua berwujud beruang menggambarkan
kekaisaran Persia, binatang ketiga berwujud harimau berkepala empat dan
bersayap empat menggambarkan kekaisaran Alexander Agung, dan binatang keempat
berwujud setan bertanduk sepuluh dan bergigi besi melambangkan kekaisaran
Romawi. Sedangkan tanduk ke sebelas perlambang Konstantin Agung; pencetus
Trinitas.
7.
Barnasya lebih mendekati pribadi dan sosok Nabi Muhammad dengan alasan agama
kedamaian dan mengesakan Alloh hanya Islam, karena Nabi Muhammad lahir setelah
era Konstantin, lebih dari 2500 tahun leluhur Nabi Muhammad terus menjaga
kemerdekaan dan tak mau tunduk kepada pihak asing, Nabi Muhammad disambut
dengan segala ketinggian derajat saat mi’roj, sosok melayang di antara awan
dalam mimpi Daniel dan St. Paulus menggambarkan Nabi Muhammad mi’roj.
8. “Tuhan (Yahwah) telah berfirman kepada
tuanku (Adon), ‘Duduklah di sebelah kananku sampai Kubuat musuh-musuhmu sebagai
tumpuan bagi kedua kakimu.” —Mazmur 110:1
Yahweh adalah sebutan
Tuhan, sedangkan Adon sebutan lain
untuk amir (pemimpin) atau sayyid (tuan). Di mana jika Nabi Daud
menyebut Adon, pasti bukan dari
leluhurnya (Ibrohim dan Ya’qub) yang pasti ia sebut “bapakku” dari keturunannya
yang ia sebut “anakku”. Jadi, Adon
ditujukan kepada orang setelah Daud dan bukan dari nasabnya. Dan Nabi Muhammad
disebut juga sayyidul mursalin
(pemimpin para rosul) dan juga penakluk seluruh bangsa.
9. “Lihatlah. Aku menyuruh utusan-Ku supaya ia
mempersiapkan jalan di hadapan-Ku dengan mengajak Adon yang kalian cari itu dan akan masuk ke bait-Nya. Rosul Perjanjian yang kalian kehendaki
itu, sesungguhnya ini dia datang. Demikian Firman Tuhan semesta alam.”
—Maleakhi 3:1
Rosul Perjanjian adalah dia yang manusia biasa dengan keutamaan dan memurnikan agama Alloh,
tiba-tiba datang dan membersihkan berhala di sekitar bait, Yohanes Pembaptis tak pernah menyiapkan jalan apa pun untuk
Isa, ia utusan Alloh, pemimpin, dicintai banyak manusia. Ciri-ciri ini mewujud
pada pribadi Nabi Muhammad.
10. “Sesungguhnya seorang nabi yang menubuatkan
*ash-shalom* (tentang Islam) dapat langsung diketahui bahwa Allah telah
benar-benar mengutusnya ketika nubuat itu digenapi.” —Yeremia 28:9
Nubuat di
sini mengandung makna menerima wahyu Alloh dan menyampaikannya kepada umat
manusia seperti termaktub dalam QS. Al-Kahfi: 110.
Yeremia
adalah satu-satunya nabi sebelum Al-Masih yang menggunakan kata “shalom” dengan
arti ‘agama’. Hanya Islam yang mampu menentukan kebenaran seorang nabi asli.
Kata “shalom” mengandung makna nubuat masa depan. Dalam Al-Quran dijelaskan,
bahwa Ibrohim dan anak-cucunya adalah pemeluk Islam.
11. Terkait
kerajaan Alloh di muka bumi, sejak zaman azali, Islam adalah agama Alloh.
Setelah Nabi Muhammad di utus, Islam menjadi kerajaan Alloh di muka bumi. Nabi
Isa dan murid-muridnya mengabarkan kerajaan Alloh dengan hadirnya Nabi terakhir
bernama Ahmad. Karakter dan proses pembentukan kerajaan Alloh dari lingkup
komunitas, terdiri dari pribadi-pribadi sholih yang bertauhid.
Bab: 2. Muhammad di dalam Perjanjian Baru
1. Dalam
kidung yang disampaikan para malaikat dengan lahirnya Isa bin Maryam dalam
Injil Lukas 2:14 tetap mengandung misteri yang bertentangan dan menyimpang dari
risalah Isa;
“Kemuliaan bagi Alloh di tempat yang Mahatinggi.
Dan kedamaian
di bumi.
di antara manusia yang berkenan/berniat baik kepada-Nya.”
Menjadi
keanehan ketika Yesus dilahirkan di Betlehem (berbahasa Ibrani atau Aramik),
tetapi Injilnya berbahasa Yunani. Di mana dalam Injil Lukas tertulis Eiriny
dalam bahasa Yunani (yang sepadan dengan bahasa Semitik, yakni kata “Syalom” dalam bahasa Ibrani, “Syalama” dalam bahasa Suryani, dan “Islam” dalam bahasa Arab) yang kemudian
diterjemahkan menjadi “kedamaian”.
Sedangkan “Eiriny” memiliki ciri: meyakini secara
total atas keesaan Alloh, ketundukan paripurna dan penyerahan diri kepada
Alloh, dan menjadikan seluruh wahyu Alloh sebagai landasan.
2.
Sedangkan makna dari “eudokia” dari
bahasa Yunani (yang sepadan dengan kata “bona
voluntas” dalam bahasa Latin Katholik, dan kata “sobhra tabha” dalam bahasa Aramia) yang diterjemahkan menjadi
“berkenan/berniat baik” dalam Injil Lukas, tersusun dari partikel kata “eu” (baik, bagus, paling) dan “doxa” (kemuliaan, kehormatan,
kemasyhuran) yang mengerucut pada kata “Ahmad” yang sepadan dengan kata
“Eudoxox” dan “Periqlytos”. Sehingga kidung di atas seharusnya bermakna,
“Segala doxa
(kemuliaan dan pujian) hanya bagi Alloh yang Mahatinggi.
Sebentar lagi Islam
akan datang ke bumi.
Dibawa kepada oleh Ahmad.”
3. Yohanes
Sang Pembaptis (Nabi Yahya bin Zakariya) kepada Isa bin Maryam: “Aku membaptis kamu dengan air sebagai tanda
pertobatan. Tetapi ia yang datang
kemudian daripadaku lebih berkuasa daripadaku, dan aku tidak layak
melepaskan kasutnya. Ia akan membaptiskan kamu dengan Roh Kudus dan dengan
api.” —Matius 3:11
Siapakah
yang Yohanes Pembaptis sebagai “nabi yang datang setelahku”? “Setelah aku”
mengandung makna waktu yang berselang jauh. Sedangkan Yohanes dan Isa
dilahirkan di tahun yang sama. Jika ia adalah Isa, mestinya Yohanes tak perlu
melanjutkan membaptis Isa di Sungai Jordan. Dan percuma saja usaha Yohanes Sang
Pembaptis berkhotbah jika “nabi setelahku” tersebut adalah Isa.
Dalam Injil
Yohanes 1:19-25, Yohanes menyatakan, bahwa ia bukan Mesias, bukan titisan Ilyas
(Elijah/Elia), dan bukan nabi yang akan datang.
4.
Kesaksian Isa, “… yang paling kecil di
antara para penghuni kerajaan surga, akan jauh lebih besar dibandingkan Yohanes
Pembaptis.” —Matius 1:11
Kata “za’airo” dalam bahasa Arami sama dengan
kata “shoghir” dalam bahasa Arab yang
berarti “kecil” atau “muda”. Atau “robba”
dalam Peshitta (naskah terjemahan Bibel dalam bahasa Arami) yang bermakna “besar”
atau “tua”. Setiap orang Nasrani tentu tahu, bahwa Isa bukanlah nabi terakhir.
Injil
Barnabas meriwayatkan, Isa Al-Masih pernah berkata, bahwa roh Muhammad telah
diciptakan sebelum segala sesuatu diciptakan. Oleh karenanya, Yohanes Pembaptis
mengatakan, “Sesudahku akan datang dia
yang telah mendahuluiku. Sebab ia telah ada sebelumku.” —Yohanes 1:15
5. “Aku membaptis kamu dengan air sebagai tanda
pertobatan, tetapi ia yang datang kemudian daripadaku lebih berkuasa daripadaku
dan aku tidak layak melepaskan kasut-Nya. Ia akan membaptiskan kamu dengan Roh
Kudus dan dengan api.” —Matius 3:11
Istilah
“baptismos” dalam bahasa Yunani yang diartikan mandi (Ibrani= rohsh) atau merendam (Ibrani= taval) hanya dapat dipadankan dengan
istilah “sab’utsa” dalam bahasa Arami
yang semakna dengan “shibghoh”
(mencelup atau mewarnai).Bahkan versi Peshitta memakai istilah “ma’muditsa” bermakna berdiri seperti
tiang. Hal ini sejalan dengan perilaku sholat yang mengiringi taubat.
Seharusnya
dengan datangnya nabi terakhir, pembaptisan tidak lagi dengan air. Tetapi
dengan Roh Kudus dan api, yakni perubahan total pada hati, iman, dan perasaan.
6. Makna dari “pembaptisan dengan Roh Kudus dan api” seperti disebut dalam Matiua 3:11 adalah,
“Shibghoh Alloh. Siapakah yang lebih baik shibghohnya
daripada Alloh? Dan hanya kepada-Nya kami menyembah.” —Q.S. Al-Baqoroh: 138
Shibghoh di sini bermakna
spiritual-metaforis, yaitu ‘agama’ atau hidayah. Di mana setiap hidayah
senantiasa berdampingan dengan pengesaan terhadap Alloh sebagai sesembahan.
Risiko rintangan dalam menetapi hidayah itulah makna dari “api”.
7. Dalam
Injil Lukas 2:25-34 tersebutlah kata “paraclete”
yang diartikan “penghibur” atau “penolong” yang dinisbahkan pada Roh Kudus.
Meski sebenarnya istilah Yunani untuk “penghibur” adalah “parakalon”. Sedangkan
kata yang seharusnya bukanlah “paraclete”
tetapi “periqlite” yang artinya
“paling banyak dipuji” atau “periqlytos”
(Ahmad).
8. Secara etimologis, “periqlytos” bermakna “yang paling mulia, paling terkemuka, dan paling berhak dipuji” yang berpadanan dengan kata ahmad dalam bahasa Arab.
“…dan memberi kabar gembira dengan seorang rosul yang
akan datang setelahku yang namanya Ahmad (Muhammad).” —Q.S. Ash-Shoff: 6
9. Ciri-ciri
“periqlytos”:
• ia
memperbaiki berbagai penyimpangan yang diselipkan di dalam agama-agama samawi
sebelumnya;
• menjadi
saksi atas jati diri Isa yang sebenarnya;
•
menghancurkan praktik penyembahan berhala dan segala bentuk kemusyrikan;
• munculnya
sosok fisik (Barnasya) “periqlytos”
bernama “Ahmad” yang “menyucikan dunia
dari dosa.” —Yohanes 16:18, Muhammad akan menerima anugerah berupa
kekuasaan dan kekuatan untuk mendirikan Kerajaan Alloh di muka bumi;
• Muhammad
akan menjadi pemimpin kerajaan di bawah naungan kuasa “Raja dari segala raja,
Tuhan dari segala penguasa”;
• “dia akan menginsafkan dunia terkait dengan
dosa, kelurusan, dan keadilan.” —Yohanes 16:10;
• dia
_“akan menginsafkan dunia akan penghakiman, karena penguasa dunia ini akan
dihukum”_ —Yohanes 16:8-11 “pemimpin
dunia ini adalah setan.” —Yohanes 12:30-31; dan
• dia “tidak akan berkata-kata dari dirinya
sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengarnya itulah yang akan dikatakannya
dan dia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang.” —Yohanes
16:13.
10. Siapakah yang dimaksud Barnasya (Anak Manusia) itu? Barnasya adalah nabi terakhir yang mendirikan kerajaan damai (Islam) dan menghancurkan semua bentuk perbudakan dan penindasan oleh kekuatan pagan.
Kitab Wahyu
Sibil (Sibylline Revelation)
menyatakan, bahwa Anak Manusia akan
muncul untuk menghancurkan kekaisaran Romawi dan menyelamatkan kaum. Kitab ini
ditulis setidaknya sekitar 80 tahun setelah diangkatnya Isa Al-Masih.
Argumen
bahwa Isa Al-Masih bukanlah Anak Manusia
atau Juru Selamat yang disebutkan dalam Apokalips: tak ada seorang rosul pun
yang menubuatkan reinkarnasi untuk dirinya sendiri atau menyebut dirinya
pahlawan di masa depan, Isa Al-Masih tidak sanggup menunaikan tugas —bahkan
yang paling ringan sekali pun— yang harus diemban oleh Anak Manusia, Isa
Al-Masih tidak memiliki agenda politik dan sosial untuk mewujudkan tugas yang
diemban Anak Manusia, dan Isa adalah pendahulu dan pembawa kabar kedatangan
Anak Manusia.
11. Injil
Matius 18:11 menyatakan, bahwa “Anak Manusia” adalah “mengembalikan yang
hilang”:
•
dikembalikannya agama Ibrohim yang shohih dari segala bentuk keyakinan palsu
dan penyimpangan kepada kondisi aslinya.
•
disatukannya semua bangsa keturunan Ibrohim.
•
dikembalikannya semua kawasan “Tanah yang Dijanjikan”. #Selesai
Bibliografi
Judul: Muhammad in The Bible
Penulis: Prof. Abdul Ahad Dawud
Penerjemah: Fuad Syaifudin Nur
Tebal: xlii+246 hlm.
Genre: Perbandingan Agama
Cetakan: III, Januari 2014
ISBN: 978-979-2582-28-4
Penerbit: Almahira; Jakarta
0 Komentar