Resensi: Muhammad in The Bible

Sebelum mengikrarkan syahadat, namanya David Benjamin Keldani. Dulu ia seorang pastor besar dengan titel akademik perbandingan agama hingga profesor.

Ketertarikan dan kesadaran yang menyebabkan beliau masuk Islam ketika apa yang ia tekuni dalam agama lamanya seketika terkuak kerapuhannya setelah berdiskusi dengan beberapa ulama di Istanbul, Turkiye.

Dalam buku ini, penulis membagi bahasannya dalam dua pokok, yakni nubuat kepada Nabi Muhammad yang tertera dalam Perjanjian Lama dan dalam Perjanjian Baru.

Meski istilah dan bahasannya membutuhkan ketelitian, bagi pembaca pemula tentang perbandingan agama akan terbantu ketika memperhatikan halaman awal terkait pengenalan kitab suci Yahudi dan Nasrani yang dijilid dengan judul Alkitab.

Kita juga dikenalkan dengan istilah “Pentateuch” pada lima kitab dalam Perjanjian Lama (Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan, dan Ulangan) yang sering disebut sebagai Taurot. Perjanjian Lama terjemahan dari bahasa Arami ke Yunani disebut Septuagint(a). Sedangkan Perjanjian Baru dari bahasa Arami atau Ibrani yang diterjemahkan dalam bahasa Syria disebut Peshitta. Bibel berbahasa Yunani yang diterjemahkan dalam bahasa Latin disebut Vulgate.

Pada abad pertama dan kedua Masehi, umat Nasrani awal lebih mengandalkan tradisi lisan daripada tulisan berkenaan dengan Injil Isa dan agama baru yang dibawanya. Bahkan pada masa kaum Hawari —setelah ketiadaan Al-Masih, banyak tersebar sekte, nabi palsu, dan para dajjal yang menyebabkan terjadinya perpecahan begitu dahsyat (hlm.201).

Dari beragam terjemahan Alkitab, penulis selalu berupaya mencari akar kata atau istilah yang tertulis dalam bahasa Arami atau Ibrani. Dan tentu saja akan banyak ditemui penerjemahan dalam bahasa Yunani maupun Indonesia yang jauh dari makna dari kata yang sebenarnya. Seperti dalam Hagai 2:8-10 terdapat istilah “himdah” dan “syalom” dalam bahasa Ibrani kuno. Makna “himdah” adalah ‘harapan yang sangat besar’, ‘sesuatu yang sangat diinginkan’, atau ‘sesuatu yang selalu dikejar oleh manusia’. Dalam bahasa Arab, “himdah” memiliki tiga huruf penyusun; ha-mim-dal (Ø­-Ù…-د); yang memiliki arti ‘pujaan’ atau ‘yang terpuji’. Sedangkan kata “himdah” diterjemahkan dalam Alkitab Indonesia menjadi “barang yang indah-indah kepunyaan segala bangsa”. Sedangkan “syalom” memiliki kesepadanan dengan bahasa Arab “Salam” atau “Islam”.

Kita juga akan mendapatkan penjelasan terkait “syiloh”, “barnasya”, “eudokia”, dan “periqlytos” yang tentu saja dikupas dari sudut pandang keilmuan penulis. Sehingga kita mendapatkan informasi tentang benturan atau pertentangan di kalangan Nasrani justru muncul dari Perjanjian Baru (hlm.154).

Dalam pembahasan nubuat Nabi Muhammad dalam Perjanjian Lama, penulis membagi dalam sepuluh pokok bahasan. Dan dalam Perjanjian Baru, terdapat sebelas pokok bahasan.

Setidaknya ada dua hal menarik ketika membaca buku ini —selain dalam halaman Pengantar, yaitu dikisahkan latar belakang peristiwa-peristiwa (asbabul wurud) yang berhubungan dengan setiap pokok bahasan. Dan yang kedua terkait filologi. Dan satu lagi yang menurut saya sebuah informasi yang bermakna, yakni kisah dan makna mimpi Nabi Daniel dengan empat makhluk besar dan buas dengan bentuk yang aneh. Dan hadirnya Anak Manusia diantara awan yang mampu menghancurkan tanduk ke sebelas, dan kepadanya dianugerahi kekuasaan, kemuliaan, dan kerajaan. Di mana semua suku bangsa tunduk kepadanya selama-lamanya.

Terakhir, dalam Injil Barnabas disebutkan, Isa Al-Masih pernah berkata, bahwa roh Muhammad telah diciptakan sebelum segala sesuatu diciptakan. Atas dasar fakta inilah Yohanes Pembaptis berkata tentang nabi yang dia kabarkan, “Sesudahku akan datang dia yang telah mendahuluiku. Sebab dia telah ada sebelumku.” (Yohanes 1:15)

“Wahyu dari arah Tanah Arab.” —Yesaya 21:13

 

Resume Buku

Bab: Biografi Singkat Penulis dan Pengantar

• David Benyamin Kaldani, B.D. terlahir tahun 1867 di Urmia (Iran). Ia seorang pendeta, Guru Besar Teologi, sekaligus pastor Katholik Roma wilayah Kaldan. Pada awal 1900-an, Benyamin memeluk Islam dan mengganti namanya menjadi Abdul Ahad Dawud.

• “Bible” adalah sebutan bagi kitab suci Yahudi dan Nasrani saat ini. Di mana kitab ini terbagi dua bagian, yakni Perjanjian Lama (perwujudan dari Taurot) yang terdiri dari 39 kitab dan Perjanjian Baru yang dianut Nasrani dengan 27 kitab.

• Perjanjian Lama ditulis ratusan tahun setelah wafatnya Nabi Musa. Terjemahan dalam bahasa Yunani disebut Septuaginta. Sedangkan Perjanjian Baru ditulis lebih dari seratus tahun setelah ‘naiknya’ Yesus. Terjemahannya dalam bahasa Suryani disebut Peshitta. Terjemahan Injil dalam bahasa Latin disebut Vulgate. Empat kitab Perjanjian Baru yang ditulis oleh empat orang penulis dari kaum Hawari disebut Injil.

• Konsili I tahun 325 M memutuskan hanya mengakui empat Injil; Matius, Markus, Lukas, Yohannes. Disebut juga “Injil Kanonik”.

• Buku ini berisi penelitian Prof. Abdul Ahad Dawud yang merujuk pada Bibel berbahasa Arami, Ibrani, Latin, dan Yunani.

• Nabi yang disebut dalam kitab Ulangan 18/18, “Aku akan mengadakan seorang nabi di antara saudara-saudara mereka yang seperti engkau. Dan aku akan membuat firman-Ku di lidahnya.” tidak lain adalah Nabi Muhammad. Sebab, ‘Isa tidak pernah mengaku nabi yang dimaksud adalah dirinya. Dan dalam kitab Ulangan 33/2, “cahaya yang memancar dari Gunung Paran.” tidak lain adalah Makkah.

• Ada dua poin perbedaan mendasar antara Islam dengan Nasrani, yakni Tuhan berbilang atau Mahatunggal dan kesejatian apa yang dimaksud dalam Perjanjian Tuhan (Divine Conveant); ‘Isa atau Muhammad?


Bab: 1. Muhammad di dalam Perjanjian Lama

1. “Semua bangsa akan Kugemparkan dan akan datang Himdah untuk semua bangsa, sehingga Aku akan memenuhi rumah-Ku ini dengan keagungan. Demikianlah firman Tuhan semesta alam. Aku memiliki perak dan emas. Demikianlah firman Tuhan semesta alam. Keagungan rumah baru itu akan lebih hebat dari keagungannya dulu. Demikianlah firman Tuhan semesta alam. Di tempat inilah Aku akan memberikan Syalom. Demikianlah firman Tuhan semesta alam.” —Hagai 2:8-10

Di atas adalah terjemahan dari Bible versi bahasa Assyria berbahasa Ibrani kuno atau Arami.

Dalam Bible Indonesia Alkitab terbitan 1993, Himdah diterjemahkan “barang yang indah-indah kepunyaan segala bangsa datang mengalir”. Dalam bahasa Arab, Himdah memiliki huruf penyusun, yakni ha (Ø­), mim (Ù…), dan da (د). Di mana ketiga huruf tersebut terlahir istilah Ahmad (akar kata dari Muhammad).

Sedangkan Syalom diterjemahkan dengan damai sejahtera. Dalam bahasa Arab, Syalom setara dengan Salama yang melahirkan istilah Islam yang bermakna damai sejahtera.

Ayat Bible ini sebenarnya berkisah tentang seorang Himdah yang diutus kepada segala bangsa atau umat manusia dan kepadanya dikaruniakan Syalom yang bakal mendatangkan kedamaian dan kesejahteraan kepada umat manusia. Kisah ini sangat lekat dengan Ahmad atau Muhammad yang diutus oleh Alloh dengan risalah Islam kepada semesta alam.

2. “Kelak Aku akan mengutus seorang utusan-Ku agar dia dapat membuka jalan di depan-Ku. Maka tiba-tiba akan datang ke Haikal-Nya seorang Tuan yang kalian semua minta, seorang utusan perjanjian yang kalian kehendaki. Sesungguhnya dia pasti akan datang. Demikianlah firman Tuhan semesta alam.” —Maleakhi 3:1

Ayat di atas selaras dengan isi QS. Al-Isro’ [17]: 1. Di mana yang dimaksud dengan orang yang secara tiba-tiba ke Haikal adalah Muhammad, bukan Al-Masih.

3. Tentang klaim hak kesulungan, Ismail adalah anak pertama yang sah dari Ibrohim, Ismail juga pewaris keistimewaan dan kedudukan spiritual Ibrohim, bukan Ishaq.

4. Mishfa adalah sebutan untuk batu tinggi yang menjadi simbol peribadatan dari sejak Nabi Ibrohim —yang hidup nomaden. Segala urusan penting bangsa Israel selalu diputuskan di Mishfa atau Bait El (El= Tuhan). Dan batu Mishfa tidak boleh diukir atau dihias atau diganti dengan material padat lainnya yang lebih mulia agar tidak menjadi objek pencurian. Istilah mishfa menderivasi kata Musthofa; Muhammad Al-Musthofa.

5. Dalam kitab Kejadian disebutkan, bahwa terjadi serobot status kesulungan antar anak-anak Ya’qub, Ya’qub menikahi kakak-beradik langsung, anak-anak Ya’qub saling selingkuh dan berzina, anak-anak Ya’qub (kecuali Yusuf dan Benyamin) dicitrakan biadab, pendusta, pembunuh, dan pezina.

“Tongkat kerajaan dan penetapan hukum tidak akan terlepas dari Yahudza dari antara kakinya sampai datang Syiloh. Padanyalah bangsa-bangsa akan tunduk.” —Kejadian 49:10.

Makna Syiloh adalah seseorang yang memiliki tongkat kerajaan dan penetapan hukum. Istilah Syiloh  juga menurunkan kata syalah yang berarti kedamaian dan kepercayaan. Dan kata aktifnya syaluh yang bermakna yang diutus (al-mursal) atau utusan (ar-rosul). Sedangkan ciri-ciri Syiloh yang ditunggu Bani Israel tidak lain jatuh pada Nabi Muhammad —keturunan Isma’il.

6. Daniel sejatinya seorang pangeran dari keturunan Yahudi. Ia diangkat jadi nabi pada masa pemerintahan Raja Babylon; Nebukadnezar.

Daniel bermimpi dalam amukan badai, muncul empat binatang berbentuk aneh, buas, dan sangat besar keluar dari dalam lautan secara berurutan. Keempat binatang ini menimbulkan kerusakan. Kemudian datanglah Alloh di langit dalam bentuk cahaya untuk menyidang dan menghukum keempat binatang itu.

Hanya binatang keempat dengan sepuluh tanduklah yang tak musnah dengan kobaran api dari Alloh. Dari kepalanya, muncul tanduk ke sebelas yang lebih kecil tapi aneh; bermata dan bermulut dengan racauan kufur.

Tanduk ke sebelah ini hancur oleh datangnya seorang Barnasya (anak manusia) di antara awan-awan kemudian sujud kepada Alloh. Ia kemudian diberkahi dengan kekuasaan, kemuliaan, kerajaan, dan seluruh umatnya mengkultuskan Alloh yang Mahatinggi dan Mahakuasa.

Empat binatang melambangkan empat kekaisaran yang menindas kaum Nasrani dan Yahudi penganut monotheisme, yakni binatang pertama berwujud singa bersayap elang menggambarkan kekaisaran Kaldan, binatang kedua berwujud beruang menggambarkan kekaisaran Persia, binatang ketiga berwujud harimau berkepala empat dan bersayap empat menggambarkan kekaisaran Alexander Agung, dan binatang keempat berwujud setan bertanduk sepuluh dan bergigi besi melambangkan kekaisaran Romawi. Sedangkan tanduk ke sebelas perlambang Konstantin Agung; pencetus Trinitas.

7. Barnasya lebih mendekati pribadi dan sosok Nabi Muhammad dengan alasan agama kedamaian dan mengesakan Alloh hanya Islam, karena Nabi Muhammad lahir setelah era Konstantin, lebih dari 2500 tahun leluhur Nabi Muhammad terus menjaga kemerdekaan dan tak mau tunduk kepada pihak asing, Nabi Muhammad disambut dengan segala ketinggian derajat saat mi’roj, sosok melayang di antara awan dalam mimpi Daniel dan St. Paulus menggambarkan Nabi Muhammad mi’roj.

8. “Tuhan (Yahwah) telah berfirman kepada tuanku (Adon), ‘Duduklah di sebelah kananku sampai Kubuat musuh-musuhmu sebagai tumpuan bagi kedua kakimu.” —Mazmur 110:1

Yahweh adalah sebutan Tuhan, sedangkan Adon sebutan lain untuk amir (pemimpin) atau sayyid (tuan). Di mana jika Nabi Daud menyebut Adon, pasti bukan dari leluhurnya (Ibrohim dan Ya’qub) yang pasti ia sebut “bapakku” dari keturunannya yang ia sebut “anakku”. Jadi, Adon ditujukan kepada orang setelah Daud dan bukan dari nasabnya. Dan Nabi Muhammad disebut juga sayyidul mursalin (pemimpin para rosul) dan juga penakluk seluruh bangsa.

9. “Lihatlah. Aku menyuruh utusan-Ku supaya ia mempersiapkan jalan di hadapan-Ku dengan mengajak Adon yang kalian cari itu dan akan masuk ke bait-Nya. Rosul Perjanjian yang kalian kehendaki itu, sesungguhnya ini dia datang. Demikian Firman Tuhan semesta alam.” —Maleakhi 3:1

Rosul Perjanjian adalah dia yang manusia biasa dengan keutamaan dan memurnikan agama Alloh, tiba-tiba datang dan membersihkan berhala di sekitar bait, Yohanes Pembaptis tak pernah menyiapkan jalan apa pun untuk Isa, ia utusan Alloh, pemimpin, dicintai banyak manusia. Ciri-ciri ini mewujud pada pribadi Nabi Muhammad.

10. “Sesungguhnya seorang nabi yang menubuatkan *ash-shalom* (tentang Islam) dapat langsung diketahui bahwa Allah telah benar-benar mengutusnya ketika nubuat itu digenapi.” —Yeremia 28:9

Nubuat di sini mengandung makna menerima wahyu Alloh dan menyampaikannya kepada umat manusia seperti termaktub dalam QS. Al-Kahfi: 110.

Yeremia adalah satu-satunya nabi sebelum Al-Masih yang menggunakan kata “shalom” dengan arti ‘agama’. Hanya Islam yang mampu menentukan kebenaran seorang nabi asli. Kata “shalom” mengandung makna nubuat masa depan. Dalam Al-Quran dijelaskan, bahwa Ibrohim dan anak-cucunya adalah pemeluk Islam.

11. Terkait kerajaan Alloh di muka bumi, sejak zaman azali, Islam adalah agama Alloh. Setelah Nabi Muhammad di utus, Islam menjadi kerajaan Alloh di muka bumi. Nabi Isa dan murid-muridnya mengabarkan kerajaan Alloh dengan hadirnya Nabi terakhir bernama Ahmad. Karakter dan proses pembentukan kerajaan Alloh dari lingkup komunitas, terdiri dari pribadi-pribadi sholih yang bertauhid.


Bab: 2. Muhammad di dalam Perjanjian Baru

1. Dalam kidung yang disampaikan para malaikat dengan lahirnya Isa bin Maryam dalam Injil Lukas 2:14 tetap mengandung misteri yang bertentangan dan menyimpang dari risalah Isa;

“Kemuliaan bagi Alloh di tempat yang Mahatinggi.

Dan kedamaian di bumi.

di antara manusia yang berkenan/berniat baik kepada-Nya.”

Menjadi keanehan ketika Yesus dilahirkan di Betlehem (berbahasa Ibrani atau Aramik), tetapi Injilnya berbahasa Yunani. Di mana dalam Injil Lukas tertulis Eiriny dalam bahasa Yunani (yang sepadan dengan bahasa Semitik, yakni kata “Syalom” dalam bahasa Ibrani, “Syalama” dalam bahasa Suryani, dan “Islam” dalam bahasa Arab) yang kemudian diterjemahkan menjadi “kedamaian”.

Sedangkan “Eiriny” memiliki ciri: meyakini secara total atas keesaan Alloh, ketundukan paripurna dan penyerahan diri kepada Alloh, dan menjadikan seluruh wahyu Alloh sebagai landasan.

2. Sedangkan makna dari “eudokia” dari bahasa Yunani (yang sepadan dengan kata “bona voluntas” dalam bahasa Latin Katholik, dan kata “sobhra tabha” dalam bahasa Aramia) yang diterjemahkan menjadi “berkenan/berniat baik” dalam Injil Lukas, tersusun dari partikel kata “eu” (baik, bagus, paling) dan “doxa” (kemuliaan, kehormatan, kemasyhuran) yang mengerucut pada kata “Ahmad” yang sepadan dengan kata “Eudoxox” dan “Periqlytos”. Sehingga kidung di atas seharusnya bermakna,

“Segala doxa (kemuliaan dan pujian) hanya bagi Alloh yang Mahatinggi.

Sebentar lagi Islam akan datang ke bumi.

Dibawa kepada oleh Ahmad.”

3. Yohanes Sang Pembaptis (Nabi Yahya bin Zakariya) kepada Isa bin Maryam: “Aku membaptis kamu dengan air sebagai tanda pertobatan. Tetapi ia yang datang kemudian daripadaku lebih berkuasa daripadaku, dan aku tidak layak melepaskan kasutnya. Ia akan membaptiskan kamu dengan Roh Kudus dan dengan api.” —Matius 3:11

Siapakah yang Yohanes Pembaptis sebagai “nabi yang datang setelahku”? “Setelah aku” mengandung makna waktu yang berselang jauh. Sedangkan Yohanes dan Isa dilahirkan di tahun yang sama. Jika ia adalah Isa, mestinya Yohanes tak perlu melanjutkan membaptis Isa di Sungai Jordan. Dan percuma saja usaha Yohanes Sang Pembaptis berkhotbah jika “nabi setelahku” tersebut adalah Isa.

Dalam Injil Yohanes 1:19-25, Yohanes menyatakan, bahwa ia bukan Mesias, bukan titisan Ilyas (Elijah/Elia), dan bukan nabi yang akan datang.

4. Kesaksian Isa, “… yang paling kecil di antara para penghuni kerajaan surga, akan jauh lebih besar dibandingkan Yohanes Pembaptis.” —Matius 1:11

Kata “za’airo” dalam bahasa Arami sama dengan kata “shoghir” dalam bahasa Arab yang berarti “kecil” atau “muda”. Atau “robba” dalam Peshitta (naskah terjemahan Bibel dalam bahasa Arami) yang bermakna “besar” atau “tua”. Setiap orang Nasrani tentu tahu, bahwa Isa bukanlah nabi terakhir.

Injil Barnabas meriwayatkan, Isa Al-Masih pernah berkata, bahwa roh Muhammad telah diciptakan sebelum segala sesuatu diciptakan. Oleh karenanya, Yohanes Pembaptis mengatakan, “Sesudahku akan datang dia yang telah mendahuluiku. Sebab ia telah ada sebelumku.” —Yohanes 1:15

5. “Aku membaptis kamu dengan air sebagai tanda pertobatan, tetapi ia yang datang kemudian daripadaku lebih berkuasa daripadaku dan aku tidak layak melepaskan kasut-Nya. Ia akan membaptiskan kamu dengan Roh Kudus dan dengan api.” —Matius 3:11

Istilah “baptismos” dalam bahasa Yunani yang diartikan mandi (Ibrani= rohsh) atau merendam (Ibrani= taval) hanya dapat dipadankan dengan istilah “sab’utsa” dalam bahasa Arami yang semakna dengan “shibghoh” (mencelup atau mewarnai).Bahkan versi Peshitta memakai istilah “ma’muditsa” bermakna berdiri seperti tiang. Hal ini sejalan dengan perilaku sholat yang mengiringi taubat.

Seharusnya dengan datangnya nabi terakhir, pembaptisan tidak lagi dengan air. Tetapi dengan Roh Kudus dan api, yakni perubahan total pada hati, iman, dan perasaan.

6. Makna dari “pembaptisan dengan Roh Kudus dan api” seperti disebut dalam Matiua 3:11 adalah,

“Shibghoh Alloh. Siapakah yang lebih baik shibghohnya daripada Alloh? Dan hanya kepada-Nya kami menyembah.” —Q.S. Al-Baqoroh: 138

Shibghoh di sini bermakna spiritual-metaforis, yaitu ‘agama’ atau hidayah. Di mana setiap hidayah senantiasa berdampingan dengan pengesaan terhadap Alloh sebagai sesembahan. Risiko rintangan dalam menetapi hidayah itulah makna dari “api”.

7. Dalam Injil Lukas 2:25-34 tersebutlah kata “paraclete” yang diartikan “penghibur” atau “penolong” yang dinisbahkan pada Roh Kudus. Meski sebenarnya istilah Yunani untuk “penghibur” adalah “parakalon”. Sedangkan kata yang seharusnya bukanlah “paraclete” tetapi “periqlite” yang artinya “paling banyak dipuji” atau “periqlytos” (Ahmad).

8. Secara etimologis, “periqlytos” bermakna “yang paling mulia, paling terkemuka, dan paling berhak dipuji” yang berpadanan dengan kata ahmad dalam bahasa Arab.

“…dan memberi kabar gembira dengan seorang rosul yang akan datang setelahku yang namanya Ahmad (Muhammad).” —Q.S. Ash-Shoff: 6

9. Ciri-ciri “periqlytos”:

• ia memperbaiki berbagai penyimpangan yang diselipkan di dalam agama-agama samawi sebelumnya;

• menjadi saksi atas jati diri Isa yang sebenarnya;

• menghancurkan praktik penyembahan berhala dan segala bentuk kemusyrikan;

• munculnya sosok fisik (Barnasya) “periqlytos” bernama “Ahmad” yang “menyucikan dunia dari dosa.” —Yohanes 16:18, Muhammad akan menerima anugerah berupa kekuasaan dan kekuatan untuk mendirikan Kerajaan Alloh di muka bumi;

• Muhammad akan menjadi pemimpin kerajaan di bawah naungan kuasa “Raja dari segala raja, Tuhan dari segala penguasa”;

“dia akan menginsafkan dunia terkait dengan dosa, kelurusan, dan keadilan.” —Yohanes 16:10;

• dia _“akan menginsafkan dunia akan penghakiman, karena penguasa dunia ini akan dihukum”_ —Yohanes 16:8-11 “pemimpin dunia ini adalah setan.” —Yohanes 12:30-31; dan

• dia “tidak akan berkata-kata dari dirinya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengarnya itulah yang akan dikatakannya dan dia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang.” —Yohanes 16:13.

10. Siapakah yang dimaksud Barnasya (Anak Manusia) itu? Barnasya adalah nabi terakhir yang mendirikan kerajaan damai (Islam) dan menghancurkan semua bentuk perbudakan dan penindasan oleh kekuatan pagan.

Kitab Wahyu Sibil (Sibylline Revelation) menyatakan, bahwa Anak Manusia akan muncul untuk menghancurkan kekaisaran Romawi dan menyelamatkan kaum. Kitab ini ditulis setidaknya sekitar 80 tahun setelah diangkatnya Isa Al-Masih.

Argumen bahwa Isa Al-Masih bukanlah Anak Manusia atau Juru Selamat yang disebutkan dalam Apokalips: tak ada seorang rosul pun yang menubuatkan reinkarnasi untuk dirinya sendiri atau menyebut dirinya pahlawan di masa depan, Isa Al-Masih tidak sanggup menunaikan tugas —bahkan yang paling ringan sekali pun— yang harus diemban oleh Anak Manusia, Isa Al-Masih tidak memiliki agenda politik dan sosial untuk mewujudkan tugas yang diemban Anak Manusia, dan Isa adalah pendahulu dan pembawa kabar kedatangan Anak Manusia.

11. Injil Matius 18:11 menyatakan, bahwa “Anak Manusia” adalah “mengembalikan yang hilang”:

• dikembalikannya agama Ibrohim yang shohih dari segala bentuk keyakinan palsu dan penyimpangan kepada kondisi aslinya.

• disatukannya semua bangsa keturunan Ibrohim.

• dikembalikannya semua kawasan “Tanah yang Dijanjikan”. #Selesai

 

Bibliografi

Judul: Muhammad in The Bible

Penulis: Prof. Abdul Ahad Dawud

Penerjemah: Fuad Syaifudin Nur

Tebal: xlii+246 hlm.

Genre: Perbandingan Agama

Cetakan: III, Januari 2014

ISBN: 978-979-2582-28-4

Penerbit: Almahira; Jakarta

 

Posting Komentar

0 Komentar