Resensi: Isa bin Maryam


Membahas sosok satu kelahiran Galilea (Jalil) di bagian Utara Palestina ini sangat sarat kepentingan dan sangat ‘panas’ sepanjang sejarah.

Prof. Dr. Ali Muhammad Ash-Shallabi mengupas satu persatu sejarah ‘Isa bin Maryam dari sejak kehidupan sang ibu; bunda Maryam; sampai peristiwa malam penggerebekannya oleh tentara Romawi.

Meski begitu, tidak semua bab berisi narasi sejarah ‘Isa bin Maryam. Bab pertama membahas akar sejarah negeri tempat kelahiran ‘Isa, bab kedua berisi penuturan Al-Quran Al-Karim tentang ‘Isa, bab ketiga tentang mukjizat-mukjizat ‘Isa hingga pengangkatannya ke langit, dan bab keempat membahas tentang debat dan mubahalah kaum Najran dengan Nabi Muhammad terkait ‘Isa.

Dari keempat bab utama tersebut, saya lebih tertarik pada akhir bab ketiga yang mengupas tentang penangkapan hingga penyaliban. Untuk mengonfirmasi paparan tersebut, saya harus membuka Alkitab dan Injil Barnabas yang ada di perpustakaan keluarga.

Terkait penggerebekan hingga penyaliban, versi keempat penulis Alkitab; Matius, Lukas, Markus, dan Yohannes; terdapat saling silang dan kontradiksi. Sedangkan isi Injil Barnabas pada pasal 211 hingga 220 sejalan dengan bahasan dalam buku “Misteri Yesus dalam Sejarah” berdasarkan temuan manuskrip apokalips kuno di Qumron (dead sea scroll).

Berbeda dengan versi Ibnu Abbas tentang siapa yang Alloh serupakan dengan wajah, postur, dan suara ‘Isa yang menyatakan salah satu dari murid ‘Isa yang sholih, Barnabas mengatakan, bahwa Yudas-lah yang di serupakan. Yudas Iscariot adalah salah satu murid Yesus yang sudah diketahui upaya pengkhianatannya oleh Yesus sebelum peristiwa malam kelam itu. Bahkan Yesus sebutkan di depan Yudas.

Di saat penggerebekan itulah Yesus diangkat oleh Alloh ke langit dalam keadaan tidur bersama empat malaikat; Jibril, Mikail, Rafael, dan Aurel. Nasib Yudas sangat mengenaskan. Pengkhianatannya berakhir perih. Pada titik inilah umat Nabi ‘Isa mengalami kepanikan, kebingungan, dan menafsirkan sendiri peristiwa yang tidak disaksikannya sendiri.

Tentang mukjizat, Alloh berlakukan kepada para rosul menyesuaikan ketenaran saat itu.

Sebagian isi buku ini menarik, yakni terkait detail sejarah. Dan sebagiannya dapat disebut tafsir dari Al-Quran. Jika memperhatikan dari sisi penulisan, terdapat beberapa kecacatan dalam etika penulisan, terutama dalam penulisan judul maupun subjudul. Tetapi secara keseluruhan, buku ini sangat menarik dan menstimulasi pembaca untuk menggali lebih jauh lagi bagian-bagian tertentu dari kesejarahan ‘Isa Al-Masih.

 

Resume Buku

Halaman: 1-46

Bab: Pendahuluan

• Buku ini terbagi menjadi empat bab, di mana bab pertama membahas tentang sejarah Palestina dan berbagai hal terkait dengannya, baik dari sisi politik, sosial, maupun pemikiran.

• Bab kedua penulis secara khusus membahas penuturan Al-Quran tentang Isa. Pada bab ini, beliau memberikan uraian secara panjang-lebar. Beliau menguraikan pembahasan secara mendalam dan penuh berkah, berkas-berkas cahaya yang terang, kesimpulan-kesimpulan terbaik, dan penataan tema yang bagus dari sisi urutan penjelasan, pengaturan, dan juga tata letak.

• Pada bab ketiga membahas terkait mukjizat-mukjizat Nabi Isa.

• Bab keempat, penulis secara khusus menjelaskan tentang apa yang terjadi antara kaum Nasrani dan Rosululloh SAW. Juga membahas dialog di antara empat kitab Injil secara ilmiah dan tematik.

• Sumber utama pembahasa dalam buku ini adalah Al-Quran.

 

Halaman: 47-84

Bab: 1. Akar Sejarah Negeri Tempat Kelahiran Isa AS

• Isa lahir di Al-Jalil (Galilea), Palestina.

• Penghuni pertama Palestina adalah bangsa Fenisia. 1200 SM beberapa kelompok kabilah Filastin berdatangan dari pulau Creta. Hingga menamai tempat tinggal mereka dengan Palestina.

• Peristiwa wafatnya Nabi Musa —yang menunjuk Yusya’ bin Nun atau Yasu’ untuk memimpin Bani Israil ke tanah Kan’an (Palestina)— pada abad XIII SM.

• Kehidupan Bani Israil di Palestina melalui tiga era: era para hakim dari kalangan dukun, era raja-raja (Tholut, Dawud, Sulaiman), dan era perpecahan (lenyapnya kerajaan Bani Israil) menjadi dua kerajaan; kerajaan Yahudza di bagian Selatan berpusat di Al-Quds dan kerajaan Israel di Utara berpusat di Nablus.

• 722 SM Nablus dikuasai kerajaan Asyur (Asyria). Kerajaan Yahudza juga takluk di tangan raja-raja Mesir kuno pada 603 SM.

• Sekitar 586 SM, Nebukadnezar Al-Keldani; penguasa Babilonia; merebut Palestina.

• 538 SM, kerajaan Babilon runtuh oleh Persia.

• 332 SM, kekuasaan Persia di Palestina direbut Aleksander Al-Makduni Al-Yunani.

• Pada 63 SM, kerajaan Romawi berhasil menginvasi Palestina. Di masa pendudukan Romawi inilah Isa AS lahir.

• Palestina berada di bawah kekuasaan Romawi sejak 13 SM. Kekuasaan Romawi saat itu meliputi Anatolia (Turki), Mesopotamia, Syam, Mesir, Afrika Utara. Meski Palestina dikuasakan kepada penguasa lokal, Gubernur Romawi yang diberi kuasa mengontrol Palestina dari tahun 4-37 M adalah penguasa yang kurang perhitungan; Herodes The Great. Oleh karenanya, Herodes tidak disukai bangsa Yahudi. Di masa inilah Nabi Isa dilahirkan. Setelah Herodes wafat, Palestina pecah tiga bagian yang masing-masing dikelola anak Herodes; Jalil dikuasai Antipas dan di tangannya pula Yahya bin Zakariya ia bunuh, perbatasan Syam dikuasai Philip, dan Samaria (termasuk Baitul Maqdis) dikuasai Arkeleos.

• Manajemen pemerintahan yang lintas budaya mempengaruhi sikap keagamaan tokoh-tokoh Yahudi yang melahirkan aksi fanatisme sebagai bentuk penjagaan terhadap agama.

• Ajaran Nabi Isa sangat di pengaruhi peradaban Yunani yang penuh filsafat, mendewakan akal, rasialis, sekaligus materialisme. Juga di pengaruhi budaya Romawi yang menempatkan Kaisar sebagai ‘saingan’ Dewa.

• Beragam sekte Yahudi di tempat tumbuh-besarnya Nabi Isa: Samiri (wilayah Samaria), Saduqi, dan Farisi, Qumroni, Eseni.

 

Halaman: 85-480

Bab: 2. Penuturan Al-Quran Al-Karim tentang Isa AS

• Nabi Isa salah satu ulul ‘azmi.

• Faktor dan sebab Al-Quran dan Sunnah sebagai rujukan membahas Nabi Isa: Alloh membenarkan dan menjaga kitab-kitab sebelumnya, jauhnya rentang waktu antara Nabi Isa dengan Nabi Muhammad sehingga banyak kisah yang rancu, musnahnya kitab Injil yang berganti dengan campur tangan manusia, kitab Injil menjadi sasaran kritik tajam, Isa diposisikan sebagai manusia yang menyembah satu Tuhan dalam Al-Quran. Bahkan Al-Quran memuat 220 ayat (3,5%) tentang agama, nabi, dan kitab Nasrani secara umum.

• Al-Quran memuliakan dan penghormatan kepada Nabi Isa dan ibundanya; Maryam. Jauh melebihi kitab Taurat dan Injil. Selain itu, Al-Quran juga meluruskan kekeliruan, tudingan, dan beragam kebohongan yang ditujukan kepada Nabi Isa dan Maryam.

• Meski Al-Quran diturunkan kepada Nabi Muhammad, tak satu pun surat dalam Al-Quran dinamai dengan keluarga Nabi Muhammad atau ibunda atau kakek Nabi SAW. Tetapi Al-Quran terdapat surat Ali ‘Imron dan Maryam.

• Kisah Isa dalam Al-Quran yang tak dijumpai dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru: mukjizat dapat berbicara saat masih bayi, mukjizat hidangan kepada Hawariyun dari langit, dan mukjizat terselamatkannya Nabi Isa dari upaya pembunuhan.

• Maryam putri ‘Imron (kata آلِ bermakna keluarga yang mulia dan baik).

• Ada dua Imron di Bani Isroil; ‘Imron pertama adalah ayah dari Nabi Musa dan Nabi Harun, ‘Imron kedua adalah ayah Maryam. Meski Maryam memiliki saudara bernama Harun, tetapi ia berbeda orang dari saudara Nabi Musa.

• ‘Imron memiliki anak: Harun, Maryam, dan seorang anak perempuan. Di mana saudara perempuan Maryam menikah dengan Zakariya dan lahir Yahya. Jadi, Isa dan Yahya adalah saudara sepupu.

• Ibnu Katsir menafsirkan QS. Ali ‘Imron ayat 33-34 terkait “keluarga ‘Imron” adalah ayah Maryam. ‘Imron meninggal sebelum Maryam lahir.

• Para tokoh agama berebut mengasuh Maryam yang masih bayi untuk mendapat karomah almarhum ‘Imron, selain karena ibu Maryam telah bernadzar untuk membaktikan Maryam kepada Alloh. Dan Zakariya yang beruntung mengasuh Maryam.

• Zakariya sudah renta dengan rambut penuh uban dan tubuh yang tidak bugar lagi dengan pekerjaan sebagai tukang kayu dan ahli ibadah. Tetapi ia tak kunjung berputra karena sang istri (saudari Maryam) mandul. Alloh kabulkan doa beliau, dan istrinya mengandung. Sebagai pertanda, Alloh kelukan lisan Zakariya selama tiga hari tiga malam. Ia hanya berbicara dengan isyarat. Anehnya, lisannya bisa berfungsi normal ketika Zakariya beribadah sendiri di tengah malam, dan lidahnya kembali normal hanya untuk berdzikir. Dan kehamilan normal tersebut lahirlah Yahya; sebuah nama yang belum pernah ada yang menggunakan.

• Isa dan Yahya hidup sezaman. Dan Yahya orang pertama kali yang beriman dan membenarkan kenabian Isa, ia juga panutan, tidak dikuasai amarah, juga seorang Nabi.

• Alloh memilih Maryam di antara seluruh alam melalui para malaikat. Beliau juga satu-satunya wanita yang dibebaskan untuk berkhidmat di Baitul Maqdis di bawah asuhan Zakariya.

• Bukti bahwa Islam (Al-Quran) berlaku adil ketika Rosululloh SAW mengalami gempuran perang pemikiran yang sengit melawan kaum Nasrani.

• Empat wanita yang mencapai kesempurnaan: Maryam binti ‘Imron, Khodijah binti Khuwailid, Fathimah binti Muhammad, dan Asiyah istri Fir’aun. (HR. Al-Hakim dan Bukhori). Namun begitu, mereka tidak mencapai tingkatan nubuwah. Sebab nubuwah menuntut dakwah terang-terangan dan membaur. Sehingga _shiddiqiyah_ adalah bentuk kesempurnaan bagi wanita; setingkat di bawah nubuwah.

• Maryam ditemui malaikat Jibril (yang mengubah penampilan seperti manusia) di sebelah timur Baitul Maqdis saat ‘uzlah (menyendiri) untuk meniupkan ruh dalam rahim Maryam.

• Makna “ruh” dapat berarti wahyu. Dapat juga bermakna kekuatan, keteguhan, dan pertolongan. Dapat juga tang dimaksudkan adalah malaikat Jibril atau malaikat-malaikat agung. Atau dapat juga bermakna rahmat, kuasa, putusan, perintah, dan kelapangan. Atau rezeki yang baik atau ampunan. Atau juga penopang kehidupan.

• Jelang melahirkan, Maryam pergi menjauh untuk menghindari gunjingan. Ia pergi ke timur Betlehem; sekitar sembilan mil dari Al-Quds. Beliau bersandar di pohon kurma saat melahirkan. Dan Alloh perintahkan pohon tersebut membuahkan kurma —meski belum masuk musimnya.

• Dalam Al-Quran, Maryam tidak punya suami. ‘Isa adalah anak tunggal Maryam. Dalam Injil disebutkan, bahwa Maryam menikah dengan Yusuf An-Najjar setelah kelahiran ‘Isa. Bahkan Injil Lukas dan Matius menyebut ayah ‘Isa adalah Yusuf An-Najjar. Para penafsir Alkitab mengalami kebingungan perihal nasab ‘Isa.

• Dari 66 kitab Kristen Protestan dan 73 kitab Kristen Katholik Roma (tulisan Matius, Markus, Lukas, Yohannes, Petrus, Paulus) tak akan menemukan pemuliaan terhadap Maryam maupun ‘Isa.

• ‘Isa bermakna tuan, pemimpin, panutan. Atau yang berkulit putih kemerahan. Atau bermakna murni (terbebas dari bercampurnya Maryam dengan lelaki lain). Sedangkan Al-Masih bermakna mengusap.

• Kabar kelahiran ‘Isa dan sifat-sifatnya disebutkan QS. Ali ‘Imron ayat 45-46.

• ‘Isa (bayi) diperintahkan Alloh untuk menjawab tuduhan warga kepada ibunya dengan terkait ibunya dan kemahabesaran Alloh.

• ‘Isa diutus hanya untuk Bani Isroil. Dan beliau sekaligus penutup para Nabi dari trah Bani Isroil. Dan dakwah Nabi ‘Isa melingkupi perkampungan hingga perkotaan. Materi dakwahnya perpusat pada risalah tauhid.

• Nabi ‘Isa merupakan salah satu di antara rosul-rosul yang memiliki keteguhan hati (ulul ‘azmi).

• Syari’at para Nabi adalah sama. Pokok-pokok syari’at yang sama, yakni sholat, zakat, puasa, qishosh, dan jihad.

• Asas-asas keimanan semua Nabi mencakup membersihkan hati dari benih-benih kesyirikan dan paganisme, mengaitkan hati kepada Alloh, juga mengimani kiamat, kebangkitan, serta surga dan neraka.

• Risalah yang diturunkan pada Al-Masih juga beriman kepada keberadaan malaikat, jin (juga setan).

• Nilai-nilai utama para Nabi: sifat jujur, amanah, fasih bicara, melindungi orang-orang lemah, memberi hak kepada yang berhak, dan keadilan ditegakkan dalam berbagai bentuknya.

• Wasiat untuk para Nabi: larangan syirik, berbuat baik kepada orangtua, larangan membunuh anak, menjauhi perbuatan keji, larangan membunuh tanpa alasan yang dibenarkan, larangan memakan harta anak yatim, menyempurnakan takaran, bertutur kata yang benar dan adil, memenuhi janji, dan mengikuti jalan yang lurus.

• Perbedaan Nabi ‘Isa daripada Rosul lainnya: dibersamai Ruhul Qudus (malaikat Jibril).

• Agama yang dibawa semua Nabi adalah tauhid (mengesakan Alloh). Dan nama “Islam” menjadi sebuah kesimpulan akhir syari’at para Nabi di masa kenabian Muhammad SAW.

• Nabi ‘Isa —meski menerima Injil— tetap beriman kepada kitab suci sebelumnya; Taurot. Sebuah kitab suci yang berisi ketegasan dan ancaman-ancaman. Berbeda dengan syari’at yang berisi kasih sayang. Hal ini menjadi pelajaran tersendiri, bahwa Bani Israil di bawah Nabi Musa mengalami banyak pembatasan, berbeda dengan syari’at Nabi ‘Isa. Meski begitu, Al-Quran tidak bisa menjaminkan isi dari Taurot.

• Kata “Injil” merupakan istilah Yunani yang mengalami pergeseran bahasa Arabisasi yang bermakna kabar gembira dan ajaran. Injil sebakda mi’roj-nya Nabi ‘Isa, ditulis oleh empat orang; Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes; yang kesemuanya dikumpulkan dalam Perjanjian Baru.

• Menurut Dr. Aziyah Ali Thoha terkait Injil: ditulis dengan bahasa lain, empat penulis Injil tersebut belum pernah ditemui Nabi ‘Isa, dibaksrnya semua Injil selain empat penulis, peran politik tang ikut mengubah isi Injil, berisi kerancuan pada asas-asas akidah Nasrani, adanya perselisihan terkait hakikat Tuhan, dan kaum Masehi mengalami kesalahan persepsi ketika menghadapi ilmu-ilmu empiris.

• Temuan Dr. Abdurrazzaq Abdul Hamid dalam risetnya: rujukan otentik dakwah Nabi ‘Isa adalah yang terdapat dalam Al-Quran, akar akidah kaum Masehi saat ini mendasarkan pada filsafat neo-Platonisme, dari keempat Injil dalam Perjanjian Baru tak ada yang berasal dari Injil yang Alloh turunkan, warna Perjanjian Baru mengikuti kemauan Paulus, terdapat benturan kandungan Injil, Pauluslah yang menciptakan agama Nasrani, dan adanya peran para paus untuk menciptakan, menambahkan, dan mengurangi ritual agama Nasrani, termasuk ajaran kerahiban.

• Nabi ‘Isa memberitakan akan datangnya Nabi terakhir bernama Ahmad (akar kata dari Muhammad).

 

Halaman: 481-605

Bab: 3. Mukjizat-mukjizat Isa AS, Kaum Hawariyyun, dan Pengangkatan Isa ke Langit

• Mukjizat adalah suatu perkara yang menyalahi ketentuan yang Alloh berlakukan di alam Raya, tidak tunduk pada sebab dan akibat, dan siapa pun tidak akan bisa mencapainya melalui upaya dan capaian pribadi.

• Syarat-syarat mukjizat: harus perkara luar biasa, atas kemauan Alloh, terhindari dari penentangan, sesuai tuntutan/tantangan, jadi hujjah (dalil penguat yang tak terbantahkan), terjadi setelah pengakuan risalah.

• Mukjizat merupakan pendamping tugas kerosulan. Tanpa mukjizat, mereka tidak bisa membedakan siapa yang benar dan siapa yang dusta. Selain itu, Alloh tidak menghukum kaum-kaum yang menuntut pembuktian mukjizat. Tetapi Alloh menyiksa mereka yang mengabaikan atau mengingkari setelah terjadinya mukjizat.

• Mukjizat dipilih sesuai dengan jenis sesuatu yang tenar di tengah-tengah kaum suatu rosul agar ketika seseorang ditantang melalui sisi yang mereka anggap sebagai kebanggaan dan keahlian maka hujjahnya akan lebih kuat. Sesuatu yang melemahkan itu tentu lebih berpengaruh.

• Mukjizat berbeda dengan karomah. Karomah adalah kejadian luar biasa yang didapatkan seorang wali karena amalannya, seperti ibadah dan doa yang tidak disertai pengakuan nubuwah dan bukan pula sebagai pendahuluan nubuwah. Pada prinsipnya, karomah harus ditutup-tutupi dan disembunyikan.

• Ketika ada kejadian luar biasa yang tidak disertai tantangan nubuwah yang tampak melalui orang yang tidak baik, berarti itu sihir atau istidroj.

• Mukjizat ‘Isa bin Maryam: lahir tanpa peran ayah di mana hal ini menyalahi sebab-sebab alami yang berlaku, dapat berbicara saat masih bayi bak filsuf yang membungkam fenomena filsuf di masa itu, meniup ke tanah liat berbentuk burung dan berubah menjadi burung secara nyata, dikuatkan oleh Ruhul Qudus, menyembuhkan orang buta sejak lahir, menyembuhkan orang berpenyakit kusta, menghidupkan orang yang sudah mati, mengetahui hal-hal ghoib, turunnya hidangan makanan dari langit untuk kaum Hawariyyun.

• Hawariyyun adalah sebutan bagi kaum pembela Nabi ‘Isa.

• Dakwah Nabi ‘Isa tak disukai sebagian Bani Isroil. Sehingga mereka bersekongkol untuk mencelakai dan memfitnah Nabi ‘Isa. Alloh mengangkat Nabi ‘Isa untuk menyelamatkannya dari makar kaumnya setelah terlebih dahulu menidurkannya.

• Nabi ‘Isa tidak dibunuh Bani Isroil, tidak disalib. Tetapi Alloh angkat ke langit, setelah mereka meyakinkan penguasa Romawi untuk menangkap dan membunuh ‘Isa.

• Sebab-sebab Bani Isroil dilaknat Alloh: melanggar perjanjian yang teguh, mengingkari kebenaran, mereka memburu dan membunuh para nabi, menolak kebenaran, karena kekafiran mereka, memfitnah, ancaman dari tekad mereka membunuh ‘Isa.

• Tokoh yang ditangkap dan disalib bukanlah ‘Isa. Tetapi salah satu pengikut ‘Isa yang bersedia diserupakan dengan ‘Isa.

• Ada kerancuan di antara keempat kitab Injil rujukan kaum Nasrani; Matius, Lukas, Markus, Yohanes; dalam menjelaskan peristiwa penggerebekan ‘Isa di malam itu.

• Berbeda dengan dengan pernyataan Ibnu Abbas —dan mayoritas ulama— yang mengatakan seseorang yang di serupakan dengan ‘Isa adalah salah satu murid ‘Isa yang sholih dan sukarela bersedia dibunuh agar ‘Isa selamat dengan pernyataan Barnabas sebagai saksi peristiwa malam penggerebekan.

• Dalam Injil Barnabas 211-220 dituturkan: Yesus sudah tahu bahwa salah seorang muridnya yang bernama Yudas Iscariot akan mengkhianatinya —bahkan ia sebutkan itu di depan Yudas— beberapa hari sebelum peristiwa penggerebekan. Yudas pun memberikan informasi keberadaan Yesus kepada Herodes; Gubernur Galilea; dengan nilai tukar seharga 30 keping uang emas. Di rumah itu, ada sebelas murid Yesus yang sedang tidur saat tentara Herodes merangsek masuk. Dan Yesus sudah Alloh angkat ke langit ketiga bersama malaikat Jibril, Mikail, Rafael, dan Aurel. Seketika saat Yudas ikut masuk ke rumah itu, Alloh serupakan postur, wajah, dan suaranya persis dengan Yesus. Dan Yudaslah yang ditangkap dan disiksa oleh tentara yang meyakini dialah Yesus, meski Yudas mengingkarinya.

• Dalam keyakinan kaum Nasrani, ‘Yesus’ mati disalib dan setelah tiga hari hidup lagi kemudian naik ke langit. Kaum Nasrani menganggap kesediaan ‘Yesus’ ditangkap dan dibunuh sebagai bentuk penebusan dosa manusia sejak kesalahan Nabi Adam sampai dosa umat manusia sampai jelang Kiamat nanti. Dan penyaliban menjadi salah satu rukun iman kaum Nasrani.

• Perburuan ‘Isa tak lepas dari peran Paulus dari Tarsus yang sangat memusuhi agama Masehi —yang tiba-tiba mengaku menjadi orang sholih pengikut Yesus ean mendapat wahyu khusus dari Yesus— kemudian bersekutu dengan penguasa Romawi (Kaisar Konstantin) yang saling menguntungkan; Romawi dapat menguasai Galilea yang relijius dari tangan Paulus, dan Paulus menjadi pihak yang bertanggung jawab atas keagamaan Romawi versi Paulus.

• Para ulama menyampaikan bantahan sebagai pembelaan terhadap kesejatian Yesus, bahwa tidak ada dosa warisan di sisi Alloh, sebab apa manusia mewarisi dosa Adam, kontradiksi isi Injil atas peristiwa penyaliban dan bentuk salib, hasil konsili yang menyepakati Al-Masih sebagai Tuhan, menaikkan derajat Roh Kudus jadi Tuhan, dan menuhankan tiga unsur (Bapak, Putra, dan Roh Kudus).

• ‘Isa memiliki ciri-ciri berambut lurus sampai pundak berwarna hitam, tingginya sedang, berkulit putih kemerahan, selalu terlihat segar (seperti habis mandi). Ia akan Alloh turunkan di akhir kehidupan dunia dengan mematahkan semua salib, membunuh semua babi, menghapus jizyah, membunuh Dajjal. ‘Isa berhukum dengan syari’at Nabi Muhammad SAW, hilangnya rasa dendam di hati orang beriman, keberkahan dan kesejahteraan pangan, hembusan nafasnya mematikan orang kafir, berperang melawan pasukan Ya’juj dan Ma’juj.

• ‘Isa hidup selama 40 tahun setelah turun dari langit.

 

Halaman: 607-696

Bab: 4. Kaum Nasrani Najran; antara Debat dan Mubahalah

• Rosululloh SAW mengirim surat kepada uskup di Najran. Setelah surat diterima, sang uskup meminta pendapat Syurohbil bin Wada’ah, ‘Abdulloh bin Syurohbil, dan Jabbar bin Faidh secara terpisah untuk meminta pendapat bagaimana harus bersikap. Semua menyatakan hal yang sama, bahwa nabi terakhir yang dikabarkan dalam Injil adalah dari keturunan Ismail dan sifat-sifatnya sama dengan yang dipunyai (Nabi) Muhammad SAW.

• Ketiga tokoh Najran tersebut diutus oleh uskup untuk menemui Nabi Muhammad dengan jubah yang mewah di masjid. Rosululloh SAW tidak karena bersama kemewahan itu ada keangkuhan dan kesombongan. Maka hari berikutnya Nabi menyambut mereka yang berganti pakaian sederhana.

• Heraclius mengakui kebenaran Nabi Muhammad, tetapi ia lebih takut kepada penguasa Romawi, seperti halnya motif Abu Tholib. Ketika uskup Dughatir (uskup Romawi) menyatakan syahadat setelah membaca surat tersebut, seketika itu juga dikeroyok tentara Romawi dan dibunuh.

• Rosululloh SAW mengalami dan melayani perdebatan. Topik-topik perdebatan seputar kemanusiaan ‘Isa. Mubahalah pun menghiasi perdebatan antara Nabi Muhammad dengan pihak-pihak yang keras kepala dengan kebenarannya sendiri (QS. Ali ‘Imron: 61). Dan delegasi Najran itu tak satu pun berani menyambut mubahalah. Mereka lebih memilih berdamai dengan membayar jizyah. Rosululloh SAW pun sepakat dan mengutus Abu Ubaidah ibnul Jarroh sebagai utusan pengambil jizyah.

• Ayat keagungan untuk berdakwah adalah ayat Kursi dengan kandungan maknanya yang agung.

• Akal pikiran Eropa memberontak terhadap ajaran-ajaran gereja yang jauh dari agama wahyu langit, petunjuk-petunjuk Alloh, jauh dari pesan akal, logika, dan emosi yang memenuhi kerinduan rohani. #Selesai

 

Bibliografi

Judul: Isa bin Maryam; Kelahiran, kerasulan, Kisah Penyaliban hingga Turunnya Kembali di Akhir Zaman

Penulis: Prof. Dr. Ali Muhammad Ash-Shallabi

Alihbahasa: Umar Mujtahid, Lc

Tebal: 696 hlm.

Genre: Sejarah

Cetakan: I, Februari 2020*

ISBN: 978-602-6579-47-8

Penerbit: Ummul Qura; Jakarta Timur

Posting Komentar

0 Komentar