Resensi: Nuh 'Alaihissalam; Peradaban Manusia Kedua

Seperti apa kejadian banjir besar di masa Nabi Nuh, menjadi bahan diskusi yang seru di kalangan ahli tafsir. Begitu juga seperti apa penampakan atau bentuk kapalnya, seberapa luas bahteranya, apa saja yang menaiki kapal keselamatan tersebut, seluas apa wilayah yang mengalami banjir, merupakan perkara yang menggelitik kita semua.

Buku berjudul “Nuh ‘alaihissalam; Peradaban Manusia Kedua” ini membahas tentang periode sebelum Nabi Nuh. Di mana penulis menyebutkan, bahwa tidak ada seorang Nabi pun dalam rentang antara Nabi Adam dan Nabi Nuh. Dan keberadaan Nabi Idris ia tempatkan setelah periode Nabi Nuh. Pada sisi keagamaan, peradaban manusia pertama; sejak Nabi Adam; menganut monoteisme atau tauhid. Hingga secara perlahan mulai mengalami distorsi hingga berujung pada kemusyrikan dan politeisme.

Pada bab kedua, penulis membahas terkait dakwah tauhid Nabi Nuh yang ia lakukan selama 950 tahun. Di bab ini pula dibahas tafsiran usia Nabi Nuh. Di mana para ulama ahli tafsir lebih cenderung pada pernyataan ‘Abdulloh bin Abbas yang menyatakan Nabi Nuh diutus jadi Nabi pada usia 40 tahun, berdakwah selama 950 tahun, dan pasca banjir besar, masih hidup selama 60 tahun. Termasuk juga pembahasan putra Nabi Nuh yang selamat ikut bahtera di mana dari mereka mewariskan ras-ras yang beragam sampai saat ini.

Bagaimana respons kaum Nabi Nuh? Penulis membahasnya di bab ketiga. Dan tentu saja kita mudah menebak perilaku apa saja yang diperbuat kaum Nabi Nuh sehingga Alloh SWT meluluskan aduan Nabi Nuh untuk membinasakan kaum yang tidak mau beriman tersebut. Aduan tersebut dibahas pada bab keempat.

Pada bab kelima, lumayan banyak halaman dibandingkan bab lainnya. Karena penulis ingin memaparkan seperti apa gambaran banjir besar di masa Nabi Nuh tersebut. Apakah banjir itu hanya sektoral atau melingkupi seluruh permukaan Bumi? Sebagian besar ilmuwan sejarah cenderung pada yang kedua.

Sedangkan bab terakhir; keenam; membahas tentang peradaban manusia generasi kedua (pasca banjir besar).

Definisi “masalah” menurut @aniesbaswedan adalah selisih antara harapan dan kenyataan. Demikian pula ketika membaca buku ini, saya mempunyai harapan, bahwa berisi tentang berbagai penelitian ilmiah yang sejalan atau berbenturan dengan dalil Al-Quran. Atau berisi hasil diskursus lintas agama Abrahamik. Tetapi tak saya temui harapan itu. Dan buku ini lebih tepat jika dikelompokkan pada kelas tafsir. Karena memang membahas kandungan makna kata per-kata dalam ayat Al-Quran yang berkaitan dengan kisah Nabi Nuh.

 

Judul: Nuh ‘Alaihis Salam; Peradaban Manusia Kedua

Penulis: Prof. Dr. Ali Muhammad Ash-Shallabi

Alih bahasa: Masturi Irham, Lc dan Khoeruddin Basarah, Lc

Tebal: xiv+637 hlm.

Genre: Sejarah

Cetakan: I, Oktober 2020

ISBN: 978-979-592-901-7

Penerbit: Pustaka Al-Kautsar; Jakarta Timur

 

Posting Komentar

0 Komentar