Resensi: The Drug of the New Millennium

“Kita terbentuk dari kebiasaan yang kita lakukan berulang kali. Maka dari itu, menjadi hebat bukanlah sebuah tindakan melainkan sebuah kebiasaan.” —Aristoteles

Buku ini bukan membahas narkotika. Hasil penelitian 2008 yang didapat Elly Risman terkait pornografi di Indonesia, sangat mengagetkan Mark B. Kastleman. “Bagaimana bisa di Indonesia ada masalah kecanduan pornografi di internet? Tentunya tidaklah banyak orang yang memiliki komputer dan akses internet. Dan bukankah Indonesia salah satu negara Muslim terbesar di dunia?”

Sebelum menuju kiat-kiat terapi bagi pecandu pornografi, sangat menarik dan harus dipahami lebih dulu adalah bagaimana cara kerja otak laki-laki dan perempuan di Bab 4;

Menurut Helen Fisher dalam buku “The First Sex”, wanita sebagai ‘pemikir jaring’ (generalis) atau multitasking, sedangkan pria ‘pemikir langkah’ (spesialis) atau single-tasking. Oleh karenanya, pernikahan sehat akan memadukan dua otak hebat tersebut.

Menurut Dr. Judith Reisman, pria lebih tergantung pada otak kanan (merespons kegiatan visual) daripada otak kiri (kegiatan verbal). Oleh karenanya, pasar pornografi lebih didominasi menyasar pria.

Anne Moir & David Jessel dalam buku “Brain Sex: The Real Difference between Men & Women” menyimpulkan, bahwa wanita lebih tertarik pada hubungan kasih sayang sehingga butuh waktu untuk mengondisikan pada puncak hasrat, sedangkan pria lebih tertarik pada bagian tubuh (visual) sehingga cepat mencapai puncak hasrat.

Saran dari Mark bagi pasangan sah “pria”: kenali diri sendiri dengan segera mengalihkan pada pasangan sah ketika datang hasrat, kendalikan dan kuasai diri saat menemui tampilan porno, biarkan istri mengajari bagaimana suami harus bersikap saat datang godaan, dan bayangkan jika objek tampilan porno tersebut adalah ibu, istri atau anak perempuan kita sehingga muncul rasa penghormatan pria (suami) terhadap wanita.

Sedangkan bagi pasangan sah “wanita”: pahami bahwa cara kerja otak suami berbeda dengan wanita, utarakan tentang hubungan seksual kepada suami, bantu suami menghadapi godaan seksual, sokong suami pada hal-hal positif agar tak melampiaskan pada objek di luar istrinya sendiri.

Dari semua klien kecanduan pornografi yang diterapi oleh Mark (lebih dari 80 negara), umumnya korban pornografi adalah mereka yang tergolong cerdas yang tidak tepat menempatkan kecerdasannya, sensitif secara emosi karena merasa terasing dan tidak dianggap keberadaannya, peduli kepada orang lain tetapi tak sedikit yang mengabaikannya, dan relijius.

Perasaan bersalah, malu, tidak berharga, dan kekurangan adalah bagian besar dari apa yang mendorong individu tersebut kembali ke dalam pornografi.

Kiat-kiat pemulihan dari kecanduan pornografi yang diurai pada Bab 7:

Pertama; Siklus Penghindaran. Ubah orientasi berpikir. Lepaskan diri dari belenggu Siklus Obsesif Kompulsif, dan buatlah sirkuit otak baru. Sebab otak manusia itu neuroplastik; struktur fisik otak dan sirkuitnya bisa berubah. Oleh karenanya, kembangkan sikap dan pemahaman yang sehat tentang seksualitas, hadapi godaan seksual dengan aktivitas produktif dan sehat. Kedua; Setelah bisa keluar dari Siklus Penghindaran, jaga diri dan pikiran agar tidak terpancing godaan pornografi, sibukkan dengan tahapan kerja yang terstruktur (termasuk mengevaluasi target aktivitas). Kemudian kenali penyebab inti keterjebakan pada pornografi —yang tentu saja bermuara pada kondisi psikologi pribadi berupa bosan, lelah, lapar, amarah, sendirian, stres, takut, atau terangsang. Segera mengatasinya dengan cara yang sehat merupakan langkah membangun model mental yang baru. Hindari membebani diri dengan komitmen-komitmen yang mustahil dipenuhi! Ketiga; Mencintai lagi hubungan yang sehat dan intim dengan keluarga. Keempat; Ungkapkan progres yang dicapai dengan membagi kesenangan dan kegembiraan pada keluarga. Jadikan keluarga sebagai satu-satunya surga.

Meski pada cetakan ini ditemui ketidaksempurnaan dari sisi penulisan kata, buku ini sangat menarik dan sangat dibutuhkan bagi orangtua dan pendidik untuk menjaga generasi dari kerusakan fungsi otak, terlebih arah masa depan sebuah bangsa.

 

Resume Buku

Bab: Kata Pengantar

• Buku ini membedah dahsyatnya dampak pornografi terhadap kehidupan manusia.

• Pertemuan antara Elly Risman dengan penulis buku ini menghasilkan kesimpulan: kejujuran Mark atas dunia gelap pornografi yang pernah ia alami dan kedua anaknya, besarnya hasrat Mark untuk mengatasi adiksi pornografi, mendorongnya melakukan penelitian menyeluruh selama dua puluh tahun terhadap kasus adiksi pornografi, dan Mark memberikan harapan keluar dari lingkungan gelap tersebut.

• Pada survey 2008, 67% anak SD kelas 4-6 terpapar pornografi. Pada 2013, jumlahnya meningkat jadi 95%! Dari angka tersebut, 60% melihat di dalam rumah, 47% merasa jijik, 12% biasa saja. Mereka dapatkan tayangan itu melalui film (21%), situs porno 14%), games (13%), video klip (12%), komik (12%), selainnya dari sinetron, media cetak, iklan, dan buku cerita.

• Hasil riset 2014, usia korban di bawah 10 tahun sudah bergeser menjadi pelaku. Hal ini disebut Mark sebagai “tsunami jiwa”.


Bab: 1. Keluarga Anda sedang Diserang!

• Tahun ‘90-an, Mark menemukan kejadian munculnya gambar pornografi di internet yang jika ditutup, akan otomatis muncul gambar porno lain lagi. Suatu kejadian yang belum pernah ia alami selama mendampingi terapi. “Pornografi di internet akan menciptakan epidemi obsesi, kompulsi, dan kecanduan yang akan menyapu Amerika seperti gelombang pasang, menghancurkan pernikahan, keluarga-keluarga dan kehidupan pribadi banyak orang, dengan kehancuran yang belum pernah disaksikan dalam sejarah bangsa yang besar ini!”

• Awal era 2000-an, Mark mengantongi data terkait persebaran dan dampak pornografi melalui internet yang sudah mewabah di Amerika Serikat dengan puluhan juta pelanggan situs porno dan menempati peringkat pertama dalam akses internet. Seiring perkembangan teknologi ponsel yang dimiliki oleh anak-anak, potensi akses dan dampak negatif pornografi menjadi lebih dahsyat lagi. Bukan hanya anak-anak, bahkan tokoh agama di Amerika pun tak lepas dari penikmat situs porno (63%).

• Epidemi pornografi ini mencuri kehidupan spiritual dan emosional jutaan manusia, dari penyakit menular seksual, bunuh diri, pembunuhan, menghancurkan pernikahan dan keluarga. Tapi “kita bukanlah korban yang tak berdaya, dan masih banyak alasan untuk memiliki harapan yang kuat dan bersikap optimis!”

 

Bab: 2. Pornografi di Internet: Impian Pengedar Narkoba yang Menjadi Kenyataan

• Ada 4 (empat) peran internet yang ‘mendukung’ persebaran pornografi (Template Empat A): accessible (mudah di akses), affordable (terjangkau), anonim (kerahasiaan), aggressive (agresif).

• Keuntungan dari prinsip accessible: menyingkirkan potensi rintangan, kebebasan untuk berfantasi, menurunkan kepekaan dan membentuk kebiasaan.

• Keuntungan dari prinsip affordable: rela membayar dengan sample gratis, berbagi file sebagai pemenuhan hasrat.

• Motif untuk semua upaya persebaran pornografi adalah menyangkut investasi berujung finansial.

• Dr. Judith Reisman dalam makalah berjudul “The Psychopharmacology of Pictorial Pornography: Restructuring Brain, Mind, and Memory, Subverting Freedom of Speech” memaparkan bukti ilmiah, bahwa pornografi adalah melanggar hak konstitusional orang-orang yang tidak berdosa, khususnya anak-anak dan remaja.

• Segala hal visual terkait pornografi tidak melewati pusat logika otak, tetapi langsung disimpan dalam amigdala (pusat emosi di otak) sebelum individu tersebut dapat melakukan sesuatu untuk menghentikannya! Ketika orang yang tidak ‘siap’ terpapar pornografi di luar kehendaknya dan tidak punya kekuatan untuk menolaknya secara logis, mereka akan sangat terpengaruh.

 

Bab: 3. Penjelasan Ilmiah tentang Bagaimana Pornografi Mengubah Otak secara Radikal

• Mark bergelut dengan dirinya sendiri tentang sebab dan manfaat dari kecanduannya terhadap pornografi yang ia idap bertahun-tahun. Dan Dr. Page Bailey; seorang neurofisiologi; mampu menjelaskan secara ilmiah tentang otak yang kecanduan pornografi.

• “Mengapa Tuhan menciptakan ketertarikan yang sangat kuat ke lawan jenis jika menyebabkan banyak masalah?”

Pornografi berusaha memutarbalikkan kebenaran dan meniru atau memalsukan daya tarik pada posisi yang tidak tepat.

• Menurut Dr. Page Bailey, keintiman —secara sah— dipengaruhi oleh pelapasan zat-zat kimia dalam tubuh, seperti dopamin (fokus pada kesenangan), norepinefrin (menaikkan adrenalin dan memori), testosteron (hasrat seksual), oksitosin (merasa saling terikat), dan serotonin (perasaan tenang setelah puas). Pengalaman keintiman yang mulia dan menyeluruh ini tak dapat dicapai di luar pernikahan.

• Dalam Diagnostic Statistical Mental Disorder (DSM), seks dan pornografi dimasukkan dalam golongan “kecanduan”. Menurut Dr. Reisman, stimulan pornografi menyebabkan meningkatnya produksi endogen yang akan menyebabkan kompulsi, kehilangan kontrol, dan gangguan fungsi.

• Dalam buku Mending Minds, pecandu pornografi mengabaikan hal mendasar dalam hidup: perawatan diri buruk, kurangnya batasan yang sehat, kurangnya keintiman sejati, dan kurangnya koneksi dalam hubungan bermakna.

 

Bab: 4. Otak Pria dan Wanita, Bagaimana Pria dan Wanita Diciptakan Berbeda

• Menurut Helen Fisher dalam buku “The First Sex”, wanita sebagai ‘pemikir jaring’ (generalis) atau multitasking, sedangkan pria ‘pemikir langkah’ (spesialis) atau single-tasking. Oleh karenanya, pernikahan sehat akan memadukan dua otak hebat tersebut.

• Menurut Dr. Judith Reisman, pria lebih tergantung pada otak kanan (merespons kegiatan visual) daripada otak kiri (kegiatan verbal). Oleh karenanya, pasar pornografi lebih didominasi menyasar pria.

• Anne Moir & David Jessel dalam buku “Brain Sex: The Real Difference between Men & Women” menyimpulkan, bahwa wanita lebih tertarik pada hubungan kasih sayang sehingga butuh waktu untuk mengondisikan pada puncak hasrat, sedangkan pria lebih tertarik pada bagian tubuh sehingga cepat mencapai puncak hasrat.

• Saran dari Mark bagi pasangan sah “pria”: kenali diri sendiri dengan segera mengalihkan pada pasangan sah ketika datang hasrat, kendalikan dan kuasai diri saat menemui tampilan porno, biarkan istri mengajari bagaimana suami harus bersikap saat datang godaan, dan bayangkan jika objek tampilan porno tersebut adalah ibu, istri atau anak perempuan kita sehingga muncul rasa penghormatan pria (suami) terhadap wanita.

• Saran Mark bagi pasangan sah “wanita”: pahami bahwa cara kerja otak suami berbeda dengan wanita, utarakan tentang hubungan seksual kepada suami, bantu suami menghadapi godaan seksual, sokong suami pada hal-hal positif agar tak melampiaskan pada objek di luar istrinya sendiri.

 

Bab: 5. Pendapat Penulis tentang “Korban” Pornografi

• Pornografi membuat dan menggambarkan wanita sebagai “objek” yang di eksploitasi setiap jengkal tubuhnya untuk disuguhkan ke para pria melalui internet. Hal ini mendatangkan dampak kekerasan terhadap wanita akibat fantasi yang disuguhkan melalui internet, menghancurkan keintiman seksual yang sehat, mempersaingkan istri dengan wanita khayalan yang disajikan internet.

• Pornografi memposisikan anak sebagai korban yang tak dapat membela diri, dari pelecehan oleh pedofil hingga korban keretakan rumah tangga akibat orangtuanya menjadi pecandu pornografi.

• Pornografi juga berfungsi mengiklankan, mempromosikan, dan mengajarkan inses (hubungan seksual orangtua dengan anaknya sendiri). Dan produsen pornografi mulai menyasar objeknya dari dewasa ke anak-anak.

• Bagi anak, pornografi bukan soal pilihan. Tetapi soal perlindungan. Sebab, moral sebuah bangsa ditentukan oleh struktur otak yang bekerja secara positif yang dibangun sejak kecil. Dan bagi remaja, pornografi bukanlah pilihan sama sekali. Sehingga, cara kerja otak dan persepsi yang dibantuk haruslah terjaga dari gangguan pornografi.

• Pornografi mendorong wanita melakukan tindakan merugikan diri sendiri disebabkan adanya nilai fisik wanita yang sengaja diciptakan ‘layak’ dikagumi dan yang tidak.

 

Bab: 6. Tiga Prinsip Penting untuk Melindungi Keluarga Anda dari Hama Pornografi

• Prinsip satu: ajarkan intimasi seksual yang suci, yakni pernikahan. Hal ini untuk menjaga moral. Bimbing anak-anak tentang seksual dengan nilai-nilai dan cara yang benar, dan selalulah menanamkan bagaimana Tuhan selalu mengawasi kita. Tanamkan juga prinsip, bahwa tidak ada istilah “seks aman” di luar pernikahan. Orangtua juga harus mengambil pilihan untuk tidak membiarkan anak menikmati semua sajian televisi maupun internet. Sebagai penggantinya, orangtua bisa memberikan film yang sudah di sensor atau beri novel yang bersih.

• Prinsip kedua: buat dan pelihara keintiman sejati dalam hubungan keluarga.

• Prinsip ketiga: lakukan perawatan diri setiap hari.

 

Bab: 7. Jika Anda Kecanduan Pornografi, Ada Harapan! dan 8. Akhir Kata Penulis: Ada Harapan Besar!

“Kita terbentuk dari kebiasaan yang kita lakukan berulang kali. Maka dari itu, menjadi hebat bukanlah sebuah tindakan melainkan sebuah kebiasaan.” —Aristoteles

• Dari semua klien kecanduan pornografi yang diterapi oleh Mark (lebih dari 80 negara), umumnya korban pornografi adalah mereka yang tergolong cerdas yang tidak tepat menempatkan kecerdasannya, sensitif secara emosi karena merasa terasing dan tidak dianggap keberadaannya, peduli kepada orang lain tetapi tak sedikit yang mengabaikannya, dan relijius.

• Perasaan bersalah, malu, tidak berharga, dan kekurangan adalah bagian besar dari apa yang mendorong individu tersebut kembali ke dalam pornografi.

• Kiat-kiat pemulihan dari kecanduan pornografi:

~ Langkah pertama; Siklus Penghindaran. Ubah orientasi berpikir. Lepaskan diri dari belenggu Siklus Obsesif Kompulsif, dan buatlah sirkuit otak baru. Sebab otak manusia itu neuroplastik; struktur fisik otak dan sirkuitnya bisa berubah. Oleh karenanya, kembangkan sikap dan pemahaman yang sehat tentang seksualitas, hadapi godaan seksual dengan aktivitas produktif dan sehat.

~ Langkah kedua; Setelah bisa keluar dari Siklus Penghindaran, jaga diri dan pikiran agar tidak terpancing godaan pornografi, sibukkan dengan tahapan kerja yang terstruktur (termasuk mengevaluasi target aktivitas). Kemudian kenali penyebab inti keterjebakan pada pornografi —yang tentu saja bermuara pada kondisi psikologi pribadi berupa bosan, lelah, lapar, amarah, sendirian, stres, takut, atau terangsang. Segera mengatasinya dengan cara yang sehat merupakan langkah membangun model mental yang baru. Hindari membebani diri dengan komitmen-komitmen yang mustahil dipenuhi!

~ Langkah ketiga; Mencintai lagi hubungan yang sehat dan intim dengan keluarga.

~ Langkah keempat; Ungkapkan progres yang dicapai dengan membagi kesenangan dan kegembiraan pada keluarga. Jadikan keluarga sebagai satu-satunya surga.

#Selesai

 

Judul: The Drug of the New Millennium

Penulis: Mark B. Kastleman

Alih bahasa: Yuhyina Maisura, S.Psi., MA.

Tebal: xxii+299 hlm.

Genre: Psikologi

Cetakan: II, Oktober 2016

ISBN: 978-602-96925-1-8

Penerbit: Yayasan Kita dan Buah Hati, Bekasi

 

Posting Komentar

0 Komentar