Tahun 1453 menyimpan kisah paling menggemparkan,
terutama bagi dunia Kristen. Sebuah kota sangat penting bagi eksistensi Kristen
(terutama Ortodoks) yang terancam keberadaannya.
1453 menjadi khas dan istimewa karena dia adalah sejarah yang justru ditulis oleh pihak yang kalah (hal. 341).
Mengapa begitu? Sebab masyarakat Utsmani kala itu banyak yang buta huruf dan menjadikan tradisi lisan sebagai tradisi turun-temurun.
Jauh sebelumnya, keberadaan Kota Konstantinopel pernah mengalami upaya invasi dari negeri lain. Selain karena alasan strategis bagi jalur lalulintas perdagangan, kekaisaran Konstantinopel menampilkan wujud surga yang ada di bumi. Kekayaan dan kemegahan bercorak ilahiyah menjadi pusat kekaguman peradaban di masa itu.
Selama 1123 tahun (sampai 1453), kota ini mengalami 23 kali pengepungan. Dari jumlah tersebut, kota ini pernah berhasil direbut bukan oleh orang Arab atau Bulgaria, melainkan oleh kesatria Kristen pada Perang Salib IV (hal. 6).
Penggambaran bagaimana Byzantium dan kota Konstantinopel dijarah habis-habisan oleh tentara Perang Salib, dipaparkan Roger Crowley di bab 2 tentang “Memimpikan Istanbul”. Bagi Muslim, pengambilalihan Konstantinopel tersebut sebagai pelaksanaan perkataan Nabi Muhammad SAW.
George Trapezuntios mengatakan, “Takhta Kekaisaran Romawi adalah Konstantinopel. Siapa yang berhasil menjadi kaisar Romawi, akan menjadi kaisar dunia.” (hal. 7)
Di Eropa, citra Turki menjadi kata lain bagi kekejaman dan kebengisan. Sejak 1536, kata Turk dipakai dalam bahasa Inggris dengan pengertian —menurut Oxford English Dictionary, “Seseorang yang berperilaku barbar dan biadab.” (hal. 317)
Sebuah penggambaran yang bertolak belakang dengan hadits Nabi Muhammad SAW, “Sesungguhnya akan dibuka Kota Konstantinopel. Sebaik-baik pemimpin adalah yang memimpin saat itu, dan sebaik-baik pasukan adalah pasukan perang saat itu.” (HR. Imam Ahmad dan Bukhori)
Kota yang kembali dibangun Mehmet setelah kejatuhannya sama sekali tidak cocok dengan bayangan kosong dan kering yang diandaikan orang Kristen tentang Islam. Sang Sultan tidak hanya menganggap dirinya sebagai penguasa umat Muslim melainkan juga sebagai pewaris kekaisaran Romawi dan berusaha membangun ulang sebuah ibu kota yang berbudaya majemuk di mana seluruh warganya memiliki hak-hak tertentu (hal. 320).
Ketika seorang Jerman bernama Arnold Van Harff berkunjung ke sana pada saat 1499, dia tercengang mendapati dua biara Fransiskan di Galata, di sana misa Katolik masih rutin diadakan. Mereka yang mengenal dekat kaum kafir ini pasti memperoleh gambaran yang lebih jelas. “Orang Turki tidak memaksa siapapun untuk menanggalkan keyakinannya, tidak mati-matian membujuk orang lain, dan tidak terlalu peduli dengan soal balas dendam,” tulis George dari Hungaria pada abad ke-15. Keadaan ini sangat berbeda dengan perang antaragama yang mencabik-cabik Eropa selama masa Reformasi. Arus pengungsi setelah kejatuhan menjadi sangat besar: dari tanah-tanah Kristen ke Kesultanan Utsmani. Mehmet sendiri lebih tertarik membangun kekaisaran dunia ketimbang mengubah dunia menjadi dunia Islam (hal. 321).
“Tulisan yang hidup dan enak dibaca tentang
pengepungan Konstantinopel. Perunjuk yang sangat baik untuk mengetahui mengapa
Istanbul menjadi kota Muslim.” —Philip Mansel; Guardian
Daftar Isi
Apel
Merah | Samudra Berapi | Memimpikan Istanbul | Sultan dan Kaisar | Memotong
Tenggorokan | Gereja Kelam | Tembok dan Meriam | Sebanyak Bintang di Langit |
Ledakan Kebangkitan yang Begitu Mengerikan | Angin Ilahi | Spiral Darah | Mesin
Perang yang Mengerikan | Kabar Baik dan Kabar Buruk | “Ingat Tanggalnya!” |
Gerbang yang Terkunci | Segenggam Debu | Teror Dunia Saat Ini | Tempat
Peristirahatan
Resume Baca
Bab: Prolog; Apel Merah
Sebutir apel merah mengundang lemparan batu. —Pepatah Turki
• Tahun 1453 begitu
tegang di Konstantinopel; pusat kerajaan Byzantium. Dengan sisi timur yang
menjorok ke arah laut Marmara dan sisi barat terbentang tembok Theodosius
berusia seribu tahun, pasukan Turki Utsmani mengepung Konstantinopel. Dan
memang hanya satu tempat itu tujuan penyerbuan. Dan mereka menyebutnya “Apel Merah”;
lambang kekuasaan atas dunia.
• Konstantinopel adalah
garis depan perseteruan panjang antara Islam dan Kristen demi keimanan yang
hakiki. Sebuah tempat di mana berbagai versi kebenaran saling bertubrukan dalam
peperangan dan gencatan senjata.
Bab: 1. Samudra Api; 629-717 M
O Kristus, penguasa dan pemimpin dunia, kepada-Mu
kupersembahkan kota yang telah tunduk ini, panji=panji serta keagungan Roma ini. —Tulisan di pilar Konstantin Yang Agung di Konstantinopel
• Byzantium
dibangun pertama kali oleh orang Yunani
bernama Byzas pada seribu tahun lalu. Menjadi kota Kristen selama 400 tahun.
Tembok Theodosius sepanjang 12 mil dibangun adab ke-5. Byzantium secara
keseluruhan sebagai tempat strategis untuk perdagangan dan representasi
keindahan replika surga.
• Pada 629, kaisar
Byzantium; Heraclius; berziarah dengan jalan kaki ke Yerusalem. Di sana ia
menerima surat dari Nabi Muhammad. “…Jika Anda menolak ajakan ini, Anda akan
menyesatkan rakyat.” Sebuah peringatan yang sama yang diterima Qisra Persia.
• Pada 630-an, pasukan
Muslim mengepung Byzantium dan menyerang dengan strategi hit and run.
• Damaskus dikuasai
Islam, berikutnya Yerusalem. Mesir takluk pada 641, Armenia pada 653. Persia
takluk setelah 20 tahun wafatnya Nabi Muhammad.
• Pada 669, Kholifah
Muawiyah menyerang Konstantinopel dengan pasukan amfibi.
• Pada 670, pasukan
Muslim mengirim 400 kapal perang untuk mengepung Konstantinopel.
• Pada 674-678, pasukan
Muslim menyerang dengan pola yang sama.
• Pada 678, armada
Byzantium menyerang armada Muslim dengan cairan aspal yang dibakar di permukaan
laut; sebuah teknologi temuan Yunani. Armada Muslim kalah dan mundur. Gencatan
senjata tanpa syarat disepakati selama 40 tahun sejak 679. Muawiyah meninggal setahun
berikutnya.
• Pada 717, pasukan
Muslim menyerang kembali dengan 80.000 pasukan dan 1800 kapal. Konstantinopel
di bawah kaisar Leo II. Pasukan Muslim kalah strategi diplomatik hingga lengah
dan mengalami krisis pangan di tempat pengepungan. Pasukan Muslim luluh lantak.
• Dari semua pihak yang
berusaha menyerang Byzantium; bangsa Hun dan Goth, bangsa Slavia dan Gebid,
bangsa Tartar Avar, bangsa Bulgaria Turki, dan bangsa Pecheneg; hanya pasukan
Islam yang dirasakan penduduk Byzantium meninggalkan bekas mendalam dan
memiliki kekuatan tak tertandingi. Selain itu, bangsa Yunani —penghuni
Byzantium— mempercayai mitos dan ramalan tentang akan berkuasanya Saracen
—sebutan untuk bangsa Arab Islam oleh kaum Kristen— di masa depan yang
digambarkan sangat kejam dan membawa petaka. Mereka menyebutnya “Monster
Keempat Hari Kiamat”.
• Penghujung abad ke-11,
kaum Muslim melancarkan pukulan kedua ke Byzantium secara tiba-tiba.
Bab: 2. Memimpikan Istanbul; 1071-1422 M
Aku menyaksikan Tuhan menciptakan matahari kekaisaran
bersinar dari kediaman penduduk Turki, memindahkan rasi bintang ke kerajaan
mereka, menamai mereka Turki, memberi mereka kedaulatan, menjadikan mereka raja
di setiap zaman, dan menempatkan kendali masyarakat kala itu di tangan mereka. —Al-Kashgari
• Penyerangan Byzantium
sejak awal (abad ke-4) dilakukan oleh orang-orang Hun; bangsa pengembara Turki.
Kemudian diikuti bangsa Bulgaria. Serangan ke Byzantium itu ibarat serangan
belalang ke ladang.
• Pada abad ke-9, bangsa
Turki bersentuhan dengan masyarakat Islam di Persia dan mereka direkrut dalam pasukan
kekholifahan di Baghdad.
• Pertengahan abad
ke-11, berdiri Bani Saljuk di Baghdad.
• Jelang akhir abad
ke-11, kaisar Romanus IV Diogenes dikalahkan oleh pasukan Saljuk yang tak
sengaja bertemu di Manzikert; Romanus sedang menuju timur akan menemui bangsa
Turki, pasukan Saljuk akan memerangi penguasa Syi’ah di Mesir.
• Dikuasainya Anatolia
oleh Muslim (kelak menjadi Turki), mendatangkan warna baru keberagamaan. Hal
itu tak lain dari perlakuan adil penguasa Muslim. Sehingga orang-orang Kristen
memilih dikuasai Muslim daripada Kristen Yunani. Di sisi lain, Byzantium
mengalami perpecahan internal.
• Perang Salib yang
diawali dari orasi Paus Urban II pada 1095 juga menyimpan kecurigaan antara
Kristen Roma (Barat) dan Kristen Yunani (Timur). Dan terjadi peperangan di
antara mereka.
• Awal abad ke-13,
tentara Perang Salib dari Venesia malah menjarah dan merampok Konstantinopel;
kota yang mestinya mereka lindungi. Byzantium pun tercabik-cabik.
• Lahir koloni dari
bangsa nomad di Mongol yang dipimpin Temuchin yang bergelar Genghis Khan
(Penguasa Semesta). Bangsa yang sangat ganas. Anatolia dikuasai pada 1243. Dan
di antara terceraiberainya banhsa Turki yang nomaden, sana masih tersisa satu
kerajaan tak berpengaruh; suku Utsman.
• Lambat laun, suku
kecil ini menjadi berpengaruh dan menguasai Anatolia. 1302, Byzantium ia
kuasai. Putra Utsman; Orhan; menguasai Bursa pada 1326 dan mengalahkan Kaisar
Andronikos III di Pelekanos pada 1329. Nicaea pada 1322, Nicomedia pada 1337,
Scutari pada 1338. Dan nama-nama kota di Byzantium diubah dalam bahasa Turki; Konstantinopel
menjadi Istanbul.
• Jelang akhir abad
ke-14, Sultan Murod I membentuk pasukan khusus hasil rekrutan pemuda-pemuda
Kristen taklukan. Mereka dilatih perang dan sangat setia; Janisari.
• Mendekati ujung abad
ke-14, wabah tikus melanda Konstantinopel, banyak manusia meninggal, dan
terjadi gempa bumi. Konstantinopel luluh lantak.
Bab: 3. Sultan dan Kaisar; 1432-1451 M
Mehmet Chelebi —Sultan— semoga Alloh memperpanjang
kekuasaannya hingga abadi dan mendukung kekuasaannya sampai Kiamat! —Tulisan di nisan ibu Mehmet II
Constantine Palaiologos, Kaisar dan Penguasa Orang-orang
Romawi atas Kristus. —Gelar Seremonial dari Konstantin XI; Kaisar
Byzantium ke-88
• Mehmet (= Muhammad)
lahir 19 Maret 1432.
• Suksesi kepemimpinan
kesultanan Utsmani sangat panas dan hampir meruntuhkan kesultanan ini di awal
abad ke-15. Sehingga Sultan Murod II memutuskan untuk mengajari putra-putranya
memimpin sebuah monarkhi. Ahmet (kakak sulung tiri Mehmet) yang masih berusia
12 tahun menjadi gubernur di Amasya, Anatolia (Mehmet berusia 2 tahun). Pada
1437, Ahmet dibunuh. Enam tahun berikutnya, Ali (kakak tiri kedua Mehmet) yang
menjabat sebagai gubernur, dibunuh. Sultan Murod II pun mengambil langkah
menempatkan pasukan khusus Janisari sebagai wazir.
• Mehmet saat usia 11
tahun adalah sosok anak yang nakal dan tak mau belajar. Di tangan guru “mullah”
Ahmet Gurani, Mehmet mau belajar setelah dipukul dengan tongkat oleh sang guru
yang tegas ini. Mehmet menguasai bahasa Turki, Persia, Arab, Yunani, Slavia,
dan Latin. Juga menguasai banyak disiplin ilmu.
• 1440-an adalah masa
instabilitas bagi kesultanan Utsmani. Di usia 11 tahun, Mehmet diangkat oleh
Murod sebagai sultan —dan tetap dibayang-bayangi keputusan ayahnya. Saat itu,
kesultanan Utsmani menghadapi dua ancaman; internal (pemberontakan 'bey' gelar
bangsawan Turki) dan eksternal (Perang Salib). Strategi koalisi politik dengan
pemberontak maupun kaum Kristen pun ditempuh oleh penguasa Utsmani. Dan
akhirnya kesultanan Utsmani memenangkan Perang Salib di tahun 1444.
Konstantinopel menjadi negeri vassal.
• Alexander Agung dan Julius Caesar merupakan dua tokoh
idola Mehmet karena hembusan gubernur yang membawahi Eropa dan pembelot dari
bangsa Kristen yang telah mengislamisasi epik dua tokoh tersebut kepada Mehmet.
• Murod II wafat awal 1451.
Seluruh negeri berkabung, tak terkecuali Konstantinopel yang Kristen disebabkan
konsistensi Murod dalam mentaati perjanjian gencatan senjata. Dan Mehmet
dilantik jadi sultan sepenuhnya pada usia 17 tahun.
• Konstantinopel. 1405
lahir seorang anak dari Manuel II; Konstantin XI. Usianya 27 tahun lebih tua
dari Mehmet.
• Mehmet membunuh
adiknya yang masih bayi; Ahmet Jr; agar tak memiliki potensi mengambil alih
kekuasaannya. Mehmet juga menerbitkan keputusan, jika ada satu putranya
diangkat jadi sultan, maka ia berhak membunuh semua saudaranya. Dan titik
puncak pelaksanaan keputusan ini terjadi pada masa Sultan Mehmet III pada 1595,
saat 19 peti jenazah berisi saudaranya diarak keluar istana.
Bab: 4. Memotong Tenggorokan; Februari
1451-November 1452
Bosporus adalah kunci untuk membuka dan menutup dua
dunia, dua lautan. —Pierre Gilles; ilmuwan abad ke-16
• Berbeda dengan Turki
dan Konstantinopel, warga Barat bersuka cita atas meninggalnya Murod. Dan
kenaikan Mehmet di tampuk kepemimpinan Utsmani disambut dengan ejekan karena
masih ingusan. Tapi berbeda dengan mereka yang mengetahui sedikit lebih luas
sejarah bangsa Turki seperti George Spharantzes tentang Mehmet, “dia musuh
orang Kristen sejak bayi”.
• Mehmet mengalami dua
pemberontakan di awal memerintah; 'bey' dari Karaman dan pasukan janisari-nya.
Dan kedua pemberontakan tersebut dapat ditangani dengan tangan besi. Karena
syarat untuk memenangkan Konstantinopel membutuhkan kesetiaan tanpa syarat.
• Konstantinopel
mengalami krisis keuangan. Upaya gertakan Konstantinopel kepada Mehmet dengan
menyebutkan nama yang mengancam posisinya; Orhan, Mehmet membuat strategi
menguasai urat nadi perekonomian Konstantinopel; Selat Bosporus. Rencana Mehmet
ini makin membuat putus asa warga Byzantium. Terlebih telah diramalkan, bahwa
kelak Byzantium akan dikuasai kaum anti-Kristus.
• Mehmet bergerak cepat
membangun benteng di sekitar Selat Bosporus. Selat yang sudah dikuasai
kakeknya; Bayazid. Dan Mehmet melengkapinya dengan teknologi perang terbaru
saat itu; meriam. Semua kerajaan yang berpotensi membantu Konstantinopel,
dihancurkan lebih dulu oleh pasukan Mehmet. Kepausan dan kekaisaran Romawi tak
dapat berbuat banyak karena masing-masing mengalami krisis suksesi
kepemimpinan.
Bab: 5. Gereja Kelam; November 1452-Februari
1453
Sebuah negeri lebih baik berada di bawah kekuasaan Islam
ketimbang diperintah orang Kristen yang menampik hak-hak Gereja Katolik. —Paus Gregorius VII, 1073
Larilah dari para
penyembah Paus seperti kamu lari dari ular atau dari kobaran api. —St. Mark
Eugenicus; teolog Kristen Ortodoks Yunani abad ke-15
• Medio 1054, terjadi
kerusuhan massa di Konstantinopel akibat skenario Paus mengadu domba Kristen
Barat dan Timur mengatasnamakan anathema (kutukan). Peristiwa ini meninggalkan
luka amat dalam dan lama bagi Konstantin.
• Ketegangan antara
Kristen Timur dan Barat masih saja awet, sampai-sampai tentara salib “Kristen”
(Barat) melakukan penjarahan besar-besaran di Konstantinopel pada 1204 dengan
restu Paus Innocent III.
• Segala upaya
rekonsiliasi Gereja Kristen Ortodoks dengan Gereja Roma oleh pihak ketiga yang
Katolik sudah berkali-kali. Namun kedua gereja itu ibarat minyak dengan air.
Hingga 1439, Konstantinopel pecah jadi dua kubu; Konstantin dan para bangsawan
setuju penyatuan, rohaniawan dan rakyat awam tak mendukung.
• 1452, Paus Nicholas
mengutus Kardinal Isidore memimpin penyatuan Katolik dan Ortodoks di
Konstantinopel. Meski terlaksana, Gereja St. Sophia seketika sepi dari
peribadahan. Sebab, rakyat Konstantinopel tak menghendaki penyatuan dengan
Katolik Roma.
• Kondisi ‘panas’
perseteruan Katolik dan Ortodoks di Konstantinopel tak luput dari pantauan
Mehmet. Ia mulai mengefektifkan operasi Potong Tenggorokan di Selat Bosporus.
Bab: 6. Tembok dan Meriam; Januari-Februari
1453
Dari bahan campuran yang bisa terbakar dan menyala, dan
dari ketakutan yang dipicu suaranya, berbagai akibat dahsyat yang muncul tak
dapat dihadang maupun ditanggung siapapun… saat bubuk ini yang tak lebih besar
dari jari tangan manusia, dibungkus secarik perkamen dan disulut, dia akan
meledak menghasilkan cahaya yang membutakan mata dan bunyi yang memekakkan
telinga. Jika besarnya lebih dari itu atau dicampur bahan yang lebih keras,
ledakannya jauh lebih berbahaya. Kilatan dan bunyinya makin tak tertanggungkan. —Roger Bacon; biarawan Inggris abad ke-13
• Di masa awal pendirian
kita Konstantinopel, Raja Konstantin membangun tembok Anthemius pada 413.
Tujuannya untuk membendung serangan Attila Si Bangsa Hun “Sang Musuh Tuhan”.
Pada 447, Attila menyerang Konstantinopel. Dan di saat yang bersamaan, terjadi
gempa yang merusakkan tembok Anthemius. 16.000 warga Konstantinopel bekerja
merenovasi besar-besaran tembok benteng dalam waktu 2 bulan pada 1433 sebanyak
dua lapis; sisi dalam Tembok Anthemius setinggi 15 meter, sisi luar Tembok
Theodosius setinggi 9 meter. Jarak antartembok sekitar 20 meter. Di sepanjang
tembok terdapat menara-menara penjaga sebanyak 192 menara setinggi 30 meter
yang strukturnya tidak menyatu dengan tembok. Di atas menara juga digunakan untuk
melempar bom api; pengembangan teknologi Yunani.
• Setiap benten dan
gerbang memiliki lorong-lorong rahasia yang digunakan untuk lalulintas tentara
maupun sebagai jalan pelarian. Setiap gerbang memiliki nama-namanya sendiri
sebagai kode pengkhususan penggunaannya.
• Masyarakat Byzantium
memang relijius. Tetapi juga kental dengan takhayul dan mitos sebagaimana
budaya bangsa Yunani yang meyakini hal-hal mitologi. Sehingga tak sedikit
jimat-jimat terpasang di banyak tempat.
• Tembok Theodosius
memiliki dua kelemahan dari sisi strategi pertahanan, yakni di bagian tengah
dekat sungai Lycus yang struktur tanahnya menurun dan ujung tembok sebelah
utara yang berbatasan dengan Golden Horn; sekitar tempat suci Perawan Maria.
Dua titik ini yang mendapat perhatian khusus Mehmet.
• Meriam pertama kali
muncul sekitar 1313 (gambar pertamanya muncul 1226). Dan tak diketahui secara
persis kapan orang Utsmani mengenal meriam. Tetapi mereka mudah sekali
mempelajari perkembangan teknologi dengan memanfaatkan orang-orang Kristen yang
terampil. Dan orang Utsmani pertama kali menggunakan meriam pada penyerangan
Konstantinopel tahun 1422 Di masa Murod. Mehmet mendapat tenaga ahli pembuat
meriam raksasa dari Hungaria.
Bab: 7. Sebanyak Bintang di Langit;
Maret-April 1453
Ketika mereka bergerak, pemandangan seperti hutan
belantara karena tombak-tombak yang mengacung. Saat mereka berhenti, kita tidak
akan melihat permukaan tanah karena tertutupi tenda-tenda mereka. —Tursun Bey; tentang pasukan Utsmani
• Kecepatan menjadi
kunci bagi pasukan Utsmani; baik saat mobilisasi pasukan dalam jumlah besar
maupun saat operasi penyerangan. Dan sudah menjadi tabiat Mehmet untuk tidak
berlama-lama dalam tugas penaklukan. Sat-set-sat-set 😂
• Mehmet membagi
pasukannya dalam 2 struktur; Eropa dan Anatolia (semacam pasukan Muhajirin dan
Anshor dalam pasukan Nabi Muhammad).
• Medio Maret 1453,
Mehmet memobilisasi pasukan besarnya menuju Konstantinopel. Seluruh Selat
Bosporus ia kuasai agar tidak ada pasukan bantuan untuk Konstantinopel.
• Awal April,
Konstantinopel dikepung oleh pasukan Mehmet dengan ketat. Mehmet membangun
tenda dekat titik lemah tembok Theodosius dengan pengawalan pasukan Janisari,
sebelah kanan Mehmet adalah pasukan dari Anatolia di pimpin Ishak Pasha,
sebelah kiri Mehmet berbaris pasukan dari Kristen Eropa di pimpin Karaja Pasha.
Ketika konsentrasi pasukan Mehmet ini ada di sebelah barat tembok Theodosius.
Di sekitar Galata (sisi utara Konstantinopel), diduduki pasukan Zaganos Pasha;
muallaf dari Yunani.
• Pihak Konstantinopel
menutup semua gerbang. Jembatan yang melintasi parit pun dihancurkan agar tidak
bisa menjangkau benteng. Rantai besar penghalang memasuki Golden Horn sudah
dibentangkan dari Konstantinopel ke Galata. Raja Konstantin mendirikan pusat
komando di lembah Lycus; berhadapan langsung dengan Mehmet.
Bab: 8. Ledakan Kebangkitan yang Begitu
Mengerikan; 6-9 April 1453
Lidah mana yang dapat menerangkan segala kemalangan dan kengerian
ini? —Nestor-Iskander
• Sampai tanggal 6
April, baru meriam-meriam kecil yang sudah sampai di barisan depan pengepungan.
Banyaknya meriam (69 buah) yang harus di bawa dengan segala ukuran, menimbulkan
kegaduhan yang mengerikan. Komando manusia bercampur suara lenguhan sapi untuk
menarik meriam-meriam ke posisi yang sudah ditentukan. Tak cukup itu, Mehmet
pun membuat rencana cadangan berupa pembukaan bengkel-bengkel pembuatan meriam
baru di sekitar pengepungan.
• 12 April, Mehmet
secara serentak memerintahkan semua meriam yang berjajar sepanjang 4 mil di
luar benteng Theodosius untuk dinyalakan. Dan saat itu merupakan pengeboman
pertama di dunia. Perlahan, benteng Theodosius runtuh bagian demi bagian.
Sepanjang penggempuran dengan meriam, bumi Konstantinopel seolah bergetar
seperti gempa yang tak berkesudahan akibat benturan dan ledakan. Mehmet
menggempur siang-malam.
• Meriam raksasa
mengalami retak karena efek ledakan dan hawa dari musim dingin. Dan pada bebrapa
kesempatan berikutnya, meriam raksasa itu pecah akibat ledakan di moncongnya.
• Meski benteng
mengalami kerusakan parah, pihak bertahan tidak kehabisan akal. Meriam kecil
milik mereka diisi dengan bebatuan kecil untuk ditembakkan ke pasukan Utsmani
berbaju zirah. Sehingga kepingan batu tersebut lebih efektif menumbangkan
banyak pasukan Utsmani secara efektif.
• Gempuran meriam Mehmet
bukanlah strategi puncaknya. 12 April setelah kondisi benteng mulai banyak
mengalami kerusakan, malam itu Mehmet memulai strategi utamanya dengan menyerbu
ke dalam tembok. Pertemuan dia kubu bagai benturan meteor ke bumi selama
sekitar 4 jam. Dan pasukan Mehmet mundur keluar benteng. Pagi hari, mayat
bergelimpangan di mana-mana di sekitar benteng disertai kepulan asap kebakaran.
Bab: 9. Angin Ilahi; 1-20 April 1453
Pertempuran laut lebih berbahaya dan sengit daripada
pertempuran darat. Di lautan, tak ada tempat mundur atau melarikan diri, tak
ada pula penolong selain terus bertempur dan menghadang takdir. Semua orang
memperlihatkan keberaniannya. —Jean Froissart; penulis
sejarah Prancis abad ke-14
• 1422, Murod melakukan
penyerbuan yang sama tetapi tak dibarengi kemampuan menguasai jalur laut
Byzantium. Sehingga dihancurkan pasukan dari Venesia di Gallipoli; barat daya
Konstantinopel. Sementara Mehmet sudah mempersiapkan armada kapal perang beserta
kapal-kapal dayung dan juga penguasaan laut —terutama di Selat Bosporus— dan dilengkapi
dengan meriam besar.
• Tujuan Mehmet dengan
armada perang lautnya: memblokade kota, membuka jalan ke Golden Horn, dan
menghadang armada yang akan masuk ke lautan Marmara. Sedangkan di sepanjang
Golden Horn sudah menanti 37 kapal bantuan dari Italia untuk Konstantinopel
berkedok pedagang. Mereka lebih berpengalaman dalam pertempuran laut. Dan
armada perang laut Mehmet mengalami kekalahan.
• Mehmet memutuskan
untuk merebut kapal-kapal pihak Italia. Mehmet membuat strategi pertukaran
armada dan tentara di lautan. Sehingga pasukan yang mulai kewalahan dapat
segera diganti dengan pasukan yang masih segar. Tetapi 'Tangan Tuhan' berpihak
pada pasukan Konstantinopel dengan hembusan angin selatan yang mendorong
kapal-kapal Italia yang terdesak melaju menyelamatkan diri menuju Golden Horn.
Secara keseluruhan, kekuatan armada laut Mehmet kalah.
Bab: 10. Spiral Darah; 20-28 April 1453
Perang adalah tipuan.
—Hadits Nabi Muhammad SAW
• Meski pasukan Utsmani
menggentarkan, tetapi tetap belum bisa mengalahkan keunggulan pengalaman kelautan
orang Barat.
• Penyerbuan Mehmet kali
ini senasib dengan sang ayah; Murod; pada 1422. Mehmet menimpakan kekesalan
dari kekalahannya kepada laksamana Baltaoglu yang harusnya ia putuskan dihukim
bunuh, tetapi ia konversi dengan dicambuk 100 kali, gelar keperwiraannya
dicabut, dan hartanya disita.
• Raja Konstantin
mengajukan tawaran damai. Tetapi tekad Mehmet untuk operasi militer harus
dilanjutkan. Dan memang selama mas perundingan itu, pasukan Mehmet masih terus
melanjutkan pemboman Benteng Theodosius di sisi lembah Lycus.
• Fokus Mehmet
selanjutnya adalah keberadaan rantai raksasa yang menghalangi masuk atau
keluarnya kapal di Golden Horn. Dari sanalah Mehmet membuat rencana menaikkan
kapal-kapalnya ke bukit sebagai pengalihan rantai raksasa.
• Strategi Mehmet selalu
penuh kejutan. Seluruh rincia operasi pemindahan 70 kapal melintasi bukit
sejauh 2 km dengan kemiringan 8° dalam waktu satu malam tetap jadi misteri.
Karena penjagaan Konstantinopel dipusatkan di Benteng Theodosius, sisi laut
Golden Horn nyaris tanpa penjagaan. Dan 22 April, Golden Horn sudah dipenuhi
kapal-kapal pasukan Utsmani.
• Rencana sabotase pihak
Konstantinopel terhadap kapal-kapal Utsmani di Golden Horn, berbuah
tenggelamnya kapal sang otak sabotase sendiri.
• Awak kapal Italia yang
berhasil selamat dari karamnya kapal mereka, disula (di sate hidup-hidup)
kemudian dipancang agar menjadi ancaman mental pihak Konstantinopel oleh
pasukan Mehmet. Pihak Konstantinopel membalas menggantung hidup-hidup tawanan
orang-orang Turki di sepanjang Benteng mereka.
Bab: 11. Mesin Perang yang Mengerikan; 25
April-28 Mei 1453
Mesin perang amat dibutuhkan dalam pengepungan: berbagai
jenis tameng… menara kayu bergerak… berbagai macam tangga… berbagai jenis alat
penggali tembok berbagai ukuran… peralatan pemanjat tembok tanpa tangga. —Buku petunjuk perang pengepungan abad ke-10
• Di dalam benteng
Konstantinopel, terjadi saling salah-menyalahkan. Orang Venesia menuduh orang
Galata membocorkan rencana perang ke sultan Turki. Orang Genoa menuduh orang
Venesia bersiap melarikan diri dari perang. Galata menjadi rentan difitnah
karena mengambil posisi netral ada seteru antara Turki dan Konstantinopel.
• Pasukan Utsmani dengan
Konstantinopel saling tembak meriam siang-malam dari sisi berseberangan. Mehmet
pun memerintahkan pembuatan meriam dari Galata yang lontarannya dapat menjangkau
bentang Konstantinopel.
• Di saat yang sama,
Mehmet terus menggempur Benteng Theodosius di lembah Lycus. Benteng yang rusak,
segera diperbaiki oleh pihak Konstantinopel di malam harinya.
• Medio Mei 1453, semua
strategi perang abad pertengahan sudah dicobai Mehmet; kekuatan penuh saat penyerangan
darat, laut, bombardir, dan blokade. Masih ada satu strategi klasik yang belum
dicobai: penggalian.
• Pertarungan di bawah
tanah tak lebih sengit dari di atas tanah pada siang hari. Pasukan Kristen
berusaha mendeteksi dan mencegat penggalian terowongan dari pasukan Utsmani.
Pasukan Utsmani menggunakan keahlian orang-orang pedalaman Balkan yang terkenal
ahli menggali gunung berbatu.
• Tanpa disangka pihak
bertahan, pagi 19 Mei itu pasukan Mehmet sudah mendirikan menara-menara
penyerang yang lebih tinggi dari menara penyerang pihak bertahan, bahkan sangat
dekat dengan menara pertahanan Konstantinopel. Sebuah strategi kuno yang jarang
dipraktikkan oleh orang-orang Romawi. Dan bagaimana Mehmet membuatnya dengan
sangat cepat dalam semalam, membuat keheranan semua ahli perang dalam tembok.
• Pada malam hari, pihak
bertahan meledakkan menara-menara pengepung dengan mesiu dan ter (aspal) yang
dibakar. Dan dari hasil pantauan mata-mata Konstantinopel, bahwa
kerajaan-kerajaan Kristen. Dan ini melahirkan kepasrahan bagi Konstantin.
Bab: 12. Kabar Baik dan Kabar Buruk; 24-26
Mei 1453
Kami melihat isyarat-isyarat dalam jawaban dan salam
hormat kepada banyak orang. Kami memperhatikan kicau burung, arah gagak
terbang, dan kami meramal nasib dari semua ini. Kami menafsirkan mimpi dan meyakininya
memberitahukan masa depan… semua dosa dan kesalahan lainlah yang membuat kami
pantas menerima hukuman yang Tuhan kirim.
—Joseph Bryennios; penulis Byzantium abad ke-14
• Memasuki akhir Mei,
keadaan psikologi warga kota Konstantinopel makin pesimistis. Segala hal seakan
menjadi pertanda buruk bagi masa depan mereka. Dan ramalan kuno membayangi
mereka; Konstantinopel didirikan dan akan runtuh oleh kaisar Konstantin beribu
Helen. Konstantin I dan Konstantin XI sama-sama memiliki ibu bernama Helen.
• Meski gentarnya
Konstantin akan nasib kotanya, ia terus berusaha tegar dan menyemangati
warganya. Namun begitu, malam menjadi kesempatan banyak rakyatnya untuk
diam-diam mengungsi.
• Kedua pihak sama-sama
mengalami krisis disebabkan dua bulan perang tetapi belum menunjukkan progres.
Sedangkan sumber daya masing-masing pihak sudah mengkhawatirkan.
Bab: 13. “Ingat Tanggalnya!”; 27-28 Mei 1453
Cobaan ini datang dari Tuhan. Pedang Islam ada di
genggaman kita. Jika tidak memilih menanggung cobaan ini, kita tidak berhak
disebut Ghazi. Kita akan sangat malu berdiri di hadapan Tuhan pada hari
Pengadilan kelak. —Mehmet II
• Sebuah apel diletakkan
Mehmet di tengah permadani. Para pejabat tinggi Utsmani diminta mengambil apel
tersebut tanpa boleh menginjak karpet. Karena tak ada pejabatnya yang bisa
memecahkan caranya, Mehmet maju dan menggulung karpet dengan tangan kemudian
mengambil apel tersebut, kemudian menggelar karpet itu kembali. Sebuah
permainan strategi perang yang membutuhkan kecerdasan.
• Baik pihak Konstantin
maupun Mehmet sudah menyadari, kali ini akan sama-sama dilakukan penyerbuan
terakhir untuk menentukan siapa pihak yang paling unggul. Kali ini Mehmet
menggempur benteng secara besar-besaran untuk menciptakan lubang kerusakan yang
parah agar tak bisa diperbaiki lagi pada malam hari.
• Mehmet membuat
strategi penggempuran secara serentak. Armada laut disebar di lautan sekitar
Konstantinopel untuk membatasi ruang gerak lawan, Kapal-kapal yang berada di
Golden Horn bertugas mengamankan jembatan ponton, pasukan Zaganos Pasha
bertugas menggempur ujung tembok (utara), pasukan Karaja Pasha menggempur
tembok dekat Istana Kekaisaran, pasukan Ishak Pasha dan Mahmud Pasha akan
menggempur tembok sisi selatan (dekat Laut Marmara), dan Mehmet dengan pasukan
Janisari akan menggempur dari sisi tengah tembok. Operasi ini membutuhkan
disiplin tinggi; bergerak maju tanpa berisik atau berteriak secara kompak.
• Langkah konsolidasi
dilakukan Mehmet kepada seluruh pasukannya. Malam 28 Mei, dilakukan gempuran
meriam bersamaan tanpa henti dengan dibarengi pekikan yang membahana. Tengah
malam, tetiba gempuran Mehmet berhenti dan tenang sampai pagi. Seharian itu, pasukan
Mehmet berpuasa dan mengisi waktunya dengan ibadah khusyu’. Dalam benteng,
terjadi friksi antarfaksi; faksi Giustiniani dan faksi Lucas Nostaras. Mereka
berebut meriam yang tinggal sedikit untuk mempertahankan titik benteng yang
mereka jaga.
• 28 Mei 1451,
Sphrantzes; menteri kepercayaan Konstantin; pernah bermimpi kembali ke
Konstantinopel, menghadap Kaisar, menghormat dan mencium kakinya. Konstantin
menghentikan perbuatan itu kemudian mencium mata Sphrantzes. Alamat mimpi itu
dikonsultasikan ke kawannya. Dan dijawab, “Itu hanya mimpi. Ingat tanggalnya.”
• Limapuluh tiga hari
pertempuran, pasukan kecil Konstantin mampu mengimbangi pasukan besarnya
Mehmet. Dan 29 Mei 1453 akan ditentukan takdir siapa yang mampu memenangkan
perang Abad Pertengahan itu.
Bab: 14. Gerbang yang Terkunci; Pukul 01:30,
29 Mei 1453
Sekali pun memiliki peralatan perang dan jumlah pasukan
yang akan mengantarkan kepada kemenangan, tak ada kepastian menang dalam
peperangan. Kemenangan dan keunggulan dalam perang lahir dari keberuntungan dan
kebetulan. —Ibnu Kholdun; sejarawan Arab abad ke-14
• Pada 28 Mei, secara
umum pada ketiga titik benteng (ujung utara, tengah, dan ujung selatan) telah
roboh. Dan parit di tiga titik tersebut telah tertimbun.
• Lewat tengah malam
pada 29 Mei dini hari, penyerbuan dilakukan serentak dari darat dan laut.
Pasukan Mehmet yang berhasil melewati parit merangsek benteng lapis terluar dan
bertempur jarak dekat di ruang sempit.
• Giustiniani; jenderal
perang andalan Konstantin; roboh dengan luka parah dan segera dilarikan ke
kapal yang bersandar di Golden Horn untuk dibawa pulang ke Italia.
• Robohnya Giustiniani
menjadi kesempatan emas satu personil Janisari bertubuh raksasa; Hasan dari
Ulubat; menaiki benteng dan menancapkan bendera Utsmani di menara dengan
kawalan 30-an Janisari lainnya. Sekejap, pasukan Janisari ini terdesak oleh
pihak bertahan dan Hasan pun syahid tercincang. Peristiwa ini mengundang
pembalasan yang lebih hebat. Bagai air bah, pasukan Mehmet menyerbu masuk.
Sebagian menaiki benteng untuk melontarkan panah dari atas, sebagian membuka
gerbang-gerbang dari sisi dalam. Pagi itu —29 Mei, bendera Utsmani berkibar di
puncak benteng Konstantinopel.
• Tak ada riwayat yang
shohih tentang keterlibatan Konstantin pada detik-detik terakhir terebutnya
Konstantinopel ke tangan orang Turki.
Bab: 15. Segenggam Debu; Pukul 06:00, 29 Mei
1453
Tolong, katakanlah padaku bagaimana dan kapan dunia ini
akan berakhir? Bagaimana manusia tahu kalau akhir itu telah dekat, sudah berada
di depan pintu? Dengan tanda-tanda apa akan dia tunjukkan akhir itu? Dan
bencana akan masuk ke kota ini, Yerusalem Baru? Lalu apa yang akan terjadi
dengan kuil-kuil suci di sini, ikon-ikon mulia, relik para Santo, dan
kitab-kitab? Tolong, katakanlah padaku. —Doa
Epiphanios; rahib Ortodoks abad ke-10; kepada St. Andrew; Santo Edan Demi
Kristus
• 29 Mei 1453 pagi hari
itu, menjadi hari terburuk dalam hidup penduduk kota Konstantinopel. Mehmet
memberikan ‘hukuman’ bagi keputusan Konstantin yang tidak mau tunduk dengan
penjarahan selama tiga hari ketika Konstantin mengalami kekalahan. Hari itu,
menjadi hari pembunuhan massal, pemerkosaan massal, sweeping besar-besaran,
bahkan penjarahan yang terorganisir oleh pasukan Turki.
• Mehmet tetap berada di
tendanya di luar tembok Theodosius. Ia memantau perkembangan selama pasukannya
menjarah kota dari penduduk yang sibuk ingin menyelamatkan diri. Hanya satu
yang ingin dipastikan Mehmet: keadaan Konstantin.
• Banyak versi Kristen
yang menyebutkan bagaimana akhir kekuasaan Konstantin. Tetapi semua berujung
pada keterpenggalan kepala Konstantin.
• Pasukan Mehmet
bukanlah pasukan pertama yang menjarah harta Konstantinopel. Kemegahan kota
yang mengganbarkan surga itu pertama kali dijarah habis-habisan oleh tentara
Salib sendiri dari Kristen Barat pada 1204!
• Tabiat penjarahan yang
digambarkan Roger di Konstantinopel adalah hal biasa di Abad Pertengahan.
Bahkan jauh lebih parah dilakukan oleh Byzantium terhadap kota Candia yang
Muslim pada 961 dan ketika Byzantium menghabisi seluruh orang berdarah Latin di
kota itu pada 1183.
Bab: 16. Teror Dunia Saat Ini; 1453-1683
Kemana pun memandang, aku hanya melihat kekacauan. —Angelo Lomellino
• Sehari setelah
kemenangan, tiba waktunya membagi harta rampasan sesuai peraturan; panglima
tertinggi dapat seperlima dari semua rampasan (harta maupun budak).
• Mehmet prihatin dan
menyesali diri dengan kondisi kota yang rusak akibat aksi penjarahan.
• St. Sophia
dialihfungsikan sebagai masjid. Semua atribusi paganis, diturunkan dari
dekorasi bangunan. Dan Mehmet mengubah nama tempat ibadah itu dengan Aya
Sophia. Dan nama ibu kotanya dengan Islambol —yang pada kemudian hari bergeser
lisan menjadi Istanbul.
• Kabar kejatuhan
Konstantinopel ke tangan Mehmet bak api menyambar bensin di wilayah-wilayah
Kristen di Eropa disertai profil Mehmet yang diciptakan begitu bengis dan haus
darah.
• Seiring waktu, Mehmet
menaklukkan koloni-koloni Genoa di sekitar Laut Hitam, Wallachia, Bosnia,
Morea, Albania, Moldavia, Italia, Roma. Mehmet juga mengunjungi Mesir, Tunisia,
dan Granada demi ingin mendapat pengakuan sebagai penjaga tiga tempat suci:
Makkah, Madinah, Yerusalem.
• Kejatuhan
Konstantinopel menjadi modal utama orang-orang Kristen bersatu mengusung proyek
aksi bertajuk Perang Salib (lagi).
• Bersamaan dengan era
Renaisans, mesin cetak mempunyai peran sangat besar bagi penyebaran propaganda
Barat yang menggambarkan kebengisan bangsa Turki (terkait penaklukan
Konstantinopel).
• Berbeda dengan
propaganda media Barat, Mehmet ingin menciptakan kenyataan berbeda dari
stereotip yang dibangun pihak Kristen Barat dengan membangun kembali ibu kota
Istanbul yang apik, mengayomi semua kemajemukan, menjamin keamanan tanah
perdikan, dan melindungi penganut agama lain (Kristen Ortodoks).
• Konstantinopel kembali
menjadi tempat lalulintas perdagangan yang ramai dan strategis, penuh dengan
bangunan-bangunan masjid dengan kubah yang khas dan menara-menara yang
menjulang. Turki menciptakan arsitek-arsitek abstraksi yang rumit penuh
keindahan.
• 1599, Ratu Elizabeth
II dari Inggris menghadiahi Sultan Mehmet II sebuah organ musik sebagai tanda
persahabatan.
Bab: Epilog; Tempat Peristirahatan
Sungguh mujur negeri-negeri Kristen dan Italia, saat
kematian menghentikan si barbar yang galak dan sukar ditenangkan itu. —Giovanni Sagredo; bangsawan Venesia abad ke-17
• 1481, Mehmet
menyiapkan pasukan perang di Anatolia. Sudah jadi ciri khasnya, bahwa tujuan
operasi militer itu selalu dirahasiakannya. Padahal, ia bermaksud menginvasi
Dinasti Mamluk di Mesir. Tetapi di awal Mei itu, Mehmet wafat. Penduduk Italia
sangat bergembira, sultan Mamluk pun bernapas lega.
• Kehidupan Mehmet
dikenal sangat hedon hingga mengalami obesitas parah. Konon, Mehmet meninggal
karena diracun. Bayazid; sang putra; menjadi tertuduh kuat. Dan kelak, Bayazid
pun diracun oleh putranya; Selim.
• Beberapa bagian kota
Konstantinopel kini menyisakan puing. Bagian benteng Theodosius pun sudah
dipugar demi memperlancar lalulintas modern.
Bab: Tentang Sumber
Ada begitu banyak
peristiwa dalam perang ini yang takkan mampu dituliskan pena dan diucapkan
lidah secara memadai. —Nehsri; penulis sejarah Utsmani abad ke-15
• Penaklukan
Konstantinopel ini menjadi peristiwa besar pada Abad Pertengahan. Sebagian
penulis sejarah adalah orang-orang yang terlalu berlebihan dalam menceritakan
peristiwa. Ada orang Kristen yang cenderung kisahnha memihak Utsmani. Budaya
abad pertengahan yang terlalu melebih-lebihkan peristiwa dalam bentuk tutur
makin menyulitkan mencari sumber sejarah yang objektif.
• 1453 menjadi unik dan
khas karena ia adalah sejarah yang justru banyak ditulis oleh pihak yang kalah.
• Tujuan Roger menulis
peristiwa 1453 agar tersaji versi yang lebih kokoh, mengetahui beragam suara
atau pendapat manusia. #Selesai
Bibliografi
Judul: 1453; Detik-detik Jatuhnya Konstantinopel ke
Tangan Muslim
Penulis: Roger Crowley
Tebal: xiv-386 hlm.
Genre: Sejarah
Cetakan: III, Oktober 2016
ISBN: 978-602-9193-70-1
Penerbit: Pustaka Alvabet, Tangerang Selatan
0 Komentar