Jauh sebelum Nabi Muhammad SAW
dilahirkan di Makkah, bangsa Arab masih memegang ajaran tauhid yang didakwahkan
Nabi Ismail AS dan ayahnya; Nabi Ibrohim AS.
Namun lama kelamaan, ajaran
tauhid itu luntur dan hanya segelintir saja yang masih memegang teguh ajaran
yang sesuai dibawa Nabi Ibrohim. Termasuk yang prinsipil adalah tidak
menyekutukan Alloh SWT dengan menyembah berhala.
Lalu siapakah orang yang pertama kali
mengenalkan berhala-berhala seperti Hubal, Lata, Manat, dan ‘Uzza kepada orang
Arab khususnya di Makkah? Ialah ‘Amr bin Luhay; seorang pimpinan Bani Khuza’ah.
Ada beberapa
pendapat tentang asal usulnya, ada yang menyebut ‘Amr bin Luhay itu dari bani
Azd yang termasuk Arab Qohthoniyyah. Ada juga yang berpendapat dari Bani Mudhor
termasuk Arab Adnaniyyah.
Dalam siroh
Nabawiyah oleh Syaikh Syafiyyurrohman al-Mubarokfury yang bersumber dari kitab
ar-Rohiqul Makhtum dijelaskan, bahwa ‘Amr bin Luhay tumbuh sebagai orang yang
dikenal suka berbuat kebajikan, gemar bersedekah, dan respek terhadap urusan-urusan
agama, sehingga semua orang mencintainya. Bahkan hampir bangsa Arab kala itu
menganggapnya sebagai salah seorang ulama dan wali yang disegani.
Kendati
demikian, dia justru menjadi aktor yang menjerumuskan orang-orang di Makkah dan
sekitarnya menjadi penyembah berhala-berhala. Ini bermula saat ‘Amr bin Luhay
melakukan perjalanan ke negeri Syam. Dia melihat penduduk Syam menyembah
berhala dan ‘Amr bin Luhay pun menganggapnya sebagai sesuatu yang benar dan
baik.
Dia pun
kembali ke Makkah dengan membawa sebuah berhala yang bernama Hubal. Berhala
yang dibawanya itu kemudian diletakkan di dalam Ka’bah.
Setelah itu,
dia mengajak penduduk Makkah untuk menyembahnya. Tak hanya orang Makkah,
orang-orang Hijaz pun banyak yang mengikuti apa yang diajarkan ‘Amr bin Luhay
pada penduduk Makkah.
Itu karena
penduduk Makkah menjadi figur lantaran sebagai pengawas Ka’bah dan juga
penduduk tanah suci.
Sementara di
Musyallal di tepi Laut Merah dekat Qudaid terdapat sebuah berhala yang lebih
dulu telah disembah, yakni bernama Manat.
Sedang di
Lembah Kurma atau Wadi Nakhlah orang-orang Arab jahiliyah membuat berhala
bernama ‘Uzza, serta di berhala bernama Laata di Thoif. Tiga berhala ini
merupakan berhala-berhala yang paling besar.
Kemusyrikan
pun semakin merebak, hingga berhala-berhala yang lebih kecil dari Laata, Manat,
dan ‘Uzza pun bertebaran hampir di setiap titik di Hijaz.
Terdapat
kisah bahwa ‘Amr bin Luhay mendapat bisikan dari jin tentang keberadaan
berhala-berhala yang pernah disembah kaum Nabi Nuh seperti Wadd, Suwa’,
Yaghuts, Ya’uq, dan Nasr yang terpendam di Jeddah.
‘Amr bin
Luhay pun mencarinya. Setelah diketemukan, dia membawanya ke Tihamah. Saat tiba
musim haji, ‘Amr bin Luhay menyerahkan berhala-berhala itu kepada berbagai
kabilah.
Kabilah-kabilah itu pun membawa berhala-berhala dari ‘Amr bin Lubay itu ke tempatnya masing-masing. Sehingga di setiap rumah di setiap kabilah hampir pasti ada berhala-berhalanya. Orang-orang Arab kala itu juga memajang berhala dan patung di Masjid al-Harom.
Kabilah-kabilah itu pun membawa berhala-berhala dari ‘Amr bin Lubay itu ke tempatnya masing-masing. Sehingga di setiap rumah di setiap kabilah hampir pasti ada berhala-berhalanya. Orang-orang Arab kala itu juga memajang berhala dan patung di Masjid al-Harom.
Namun
setelah Rosululloh SAW lahir dan kemudian menaklukkan Makkah, terdapat sekitar
360 berhala yang ada disekitar Ka’bah.
Rosululloh
menghancurkan berhala-berhala itu hingga hancur seluruhnya, dan memerintahkan
pada para sahabat agar berhala-berhala itu dikeluarkan dari masjid dan dibakar.
Sementara
tentang ‘Amr bin Luhay disebutkan dalam hadits riwayat Imam Bukhori bahwa Nabi
Muhammad SAW mengatakan melihat ‘Amr bin Luhay menyeret ususnya di neraka.
Kisah ini diceritakan ‘Abdulloh bin Abu Bakr bin Muhammad bin Amar bin Hazm.
Daftar Isi
Perkenalan: Rantai Riwayat Teks Ini
Usaf dan Na’ilah
Suwa’
Wadd
Yaghuts
Ya’uq
Nasr
Ri’am
Manat
Al-Laat
Al-‘Uzza
Dzu Al-Khalashah
Sa’d
Dzu Al-Kaaffayn
Dzu Asy-Syaraah
Al-‘Uqaysiir
Nuhm
‘Aa’im
Su’ayr
‘Amm-Anas
Ka’bah di Najran
Ka’bah di Sindad
Al-Qaliis
Al-Fals
Al-Ya’buub
Bajaar
Syirik-Penutup
Bibliografi
Judul: Kitab
Berhala; Syirik Masa Pra-Islam
Judul asli:
Kitab Al-Ashnam
Penulis:
Hisyam ibn Al-Kalbi
Penerjemah:
Ronny Astrada
Tebal: 107
hlm.
Dimensi:
14x20,5 cm
Cetakan: I, Mei
2004
ISBN:
979-98517-0-X
Penerbit:
Swarna, Bandung
0 Komentar