Resensi: Benarkah Kaisar Heraklius Masuk Islam?

Menyelami sosok Heraklius seyogianya memahami juga sebagian aspek signifikan dari Imperium Romawi Timur. Menelusuri sepak terjang Romawi Timur di abad 1 Hijriah/7 Masehi juga menuntut kita untuk mengukur aspek signifikan dari Sassaniyah-Persia. Dalam tubuh kerajaan Sassaniyah-Persia dan Romawi Timur terdapat intrik istana, pengkhianatan, pemberontakan, kedurhakaan terhadap orangtua, peperangan, strategi dan taktik perang, keksatriaan dan kepengecutan, bid’ah-bid’ah umat terdahulu, nubuwah, serta keimanan dan kekufuran.

Selain itu, menggabungkan rangkaian peristiwa besar di kurun waktu tersebut dengan referensi sejarah Islam yang kaya dari para ulama klasik memberikan suatu pemaparan sejarah yang lebih solid dan universal. Oleh sebab itu, buku ini diawali dengan bab mengenai Sassaniyah-Persia, agamanya, sosok Kisra (Khusrow), dan bagaimana nilai-nilai masyarakat Persia berjalan di kalangan tentara. Selepas itu, dalam bab selanjutnya dibahas mengenai Romawi Timur, gonjang-ganjing istananya, polemik di kalangan gereja, ancaman bangsa-bangsa nomaden dari barat, dan tentunya sosok Heraklius. Puncak “hubungan” antara Romawi Timur dan Persia, penulis sajikan dalam bab khusus mengenai Perang Nineveh hingga kemenangan telak Heraklius dalam perang panjang melawan Khusrow, ditandai dengan tibanya Heraklius dan pasukan-pasukannya di Gerbang Ctesiphon, sebuah kemenangan yang Alloh kisahkan dalam Al-Qur’an.

Heraklius juga dihadapkan pada terjadinya perpecahan di kalangan gereja. Ide-ide teologi yang belum pernah ada sebelumnya, muncul ke permukaan. Perbedaan tak kunjung usai tentang sifat ketuhanan Yesus terus menggerus kekaisaran. Konsep Ortodoks pun terbelah menjadi dua. Sementara, Islam pada saat itu telah siap membawa perbaikan ke seluruh dunia menembus batas negeri, lautan, barisan pegunungan, lembah es dan tebing curam hingga akal-nurani manusia di seluruh penjuru mata angin.

Sejak wafatnya Kaisar Mauricius, serangan Persia, kudeta Heraklius, Perang Nineveh, takluknya Sassaniyah-Persia hingga meletusnya Perang Yarmuk; itu merupakan fase kehidupan anak Adam yang begitu penting —andai yang disadari oleh setiap insan. Setelah Perang Yarmuk, terbit era keemasan manusia dari seluruh aspeknya melalui kaum Muslimin. Andalusia dengan universalitas dan arsitekturnya, Baghdad dengan perpustakaan dan para alim cendekianya; merupakan mata air ilmu dan peletak sains bagi manusia setelahnya, terutama bagi bangsa Eropa di mana pada waktu yang sama sedang berjalan di kegelapan, terkungkung oleh krisis intelektual dan moral, terombang-ambing dalam bid’ah dan sekte sempalan, terjebak peperangan tak berkesudahan, yang mereka sebut dengan “The Dark Ages”.

Sebaliknya, umat Islam tidak pernah mengalami “Abad Kegelapan”. Umat Islam selamanya akan disinari cahaya terang benderang dengan diutusnya Rosululloh Muhammad saw dan ruh ilmu yang tidak pernah lepas dari Islam selama-lamanya. Bahkan, di era “zaman kegelapan” Eropa itu, umat Islam baru saja memulai “The Golden Ages”. Dikotomi persepsi antar dua era ini terus berebut untuk menjadi parameter dalam cara melihat sejarah.

Selain mengupas Kaisar Heraklius, dalam buku ini juga dibahas tentang kondisi dan peristiwa penting lainnya dari Konstantinopel, Syam, Ctesiphon, hingga Makkah di rentang tahun 570 hingga 641 Masehi dengan menggunakan perspektif Islam tanpa menafikan gambaran umum yang terjadi di luar Jazirah Arab yang didapat dari sumber Barat. Sebab, belum banyak buku sejarah dari kalangan kaum Muslimin yang menelaah peristiwa-peristiwa di era tersebut dengan gambaran lengkap terkait apa yang terjadi di Romawi Timur dan Persia sehingga dapat memberi pemahaman utuh tentang keadaan Timur Tengah, terlebih lagi tentang sosok Heraklius dan sepak terjangnya.

Buku ini juga berusaha memaparkan secara detail angkatan perang Romawi Timur dan kaum Muslimin, baik dari struktur organisasi militer, elemen-elemen tempur, maupun taktik dan strateginya. Jalannya Perang Yarmuk juga dapat disimak dari hari ke hari, bagaimana manuver para jenderal dan gambaran payah-perihnya peperangan serta peristiwa-peristiwa krusial yang menentukan arah peperangan. Dipaparkan pula mengenai estimasi jumlah pasukan dalam angkatan perang Romawi Timur dan kaum Muslimin. Meski pun hanya angka-angka, penulis menimbang hal tersebut layak disajikan sevalid mungkin untuk memberikan gambaran bagaimana peta kekuatan perang saat itu terjadi. Mengabaikan jumlah kekuatan perang, akan berdampak pada anggapan meremehkan semangat yang membara saat itu, menyepelekan kemampuan strategi perang Kholid bin Walid —misalnya, dan yang lebih parah akan menganggap bahwa mukjizat dari Alloh itu tidak ada. Begitu kira-kira.

Sejauh ini, ini adalah buku pertama di Indonesia dan berbahasa Indonesia yang mengangkat sosok Kaisar Heraklius sekaligus menarasikan jalannya Perang Yarmuk dengan mendetail. Bahkan penulis memberikan pernyataan bahwa belum ada satu buku pun yang mengurai sosok Heraklius ini di dunia yang menggunakan Islamic worldview; cara pandang Islam. Bahkan sumber-sumber yang ada sangat di dominasi sejarawan Barat, baik klasik maupun kontemporer. Dan karya-karya merekalah yang menjadi rujukan penulisan sejarah Islam oleh penulis Muslim.

Wisnu Tanggap Prabowo; beliau tertarik dengan sejarah dan peperangan sejak kecil. Hal itu tak lepas dari lingkungan yang membentuknya, yakni kakek yang seorang penulis sekaligus veteran, dan juga status ‘anak kolong’ yang biasa disematkan bagi anak keturunan militer yang tinggal di asrama. Ayahnya memang seorang militer. Penulis juga menulis di Harian Republika sejak 2016, baik di halaman Opini dan kolom Hikmah.

Penulis memandang bahwa sejarah dapat menumbuhkan sikap adil, proporsional, sekaligus memupuk kecintaan kepada sesama Muslim; sebuah kualitas yang semakin jarang di tengah menajamnya polarisasi. Melalui sejarah, seorang Muslim akan mengenali siapa dirinya, dari mana asalnya, ke mana perginya, sekaligus mengenal hakikat realitas pada hari ini dan masa depan. Sejarah membentuk individu, setiap suku, setiap bangsa, dan setiap peradaban. Sejarah membentuk cara pandang yang berpengaruh pada cara bersikap. Melalui sejarah Islam, seorang Muslim dapat menyelami hikmah dan ibroh tentang tauhid dan akidah serta sebab-sebab kegemilangan dan kejatuhan seorang hamba, sebuah bangsa, dan sebuah peradaban manusia.

Daftar Isi
Bab I—Persia
[Majusi dan Zarathustra | Jejak Agama Tauhid | Sejarah Kesyirikan | Majusi dan Agama Ibrahim | Kisra | “Keadilan” ala Sassaniyah | Kudeta Bahram | Aliansi Adidaya: Romawi Timur dan Persia]

Bab II—Konstantinopel
[Kudeta Sang Centurion | Deklarasi Perang Persia]

Bab III—Heraklius
[Di Tengah Kegelapan Eropa | Pemberontakan Heraklius | Heraklius Naik Tahta | Perpecahan Gereja Barat dan Timur]

Bab IV—Serangan Persia ke Al Quds
[Kesedihan Kaum Muslimin Atas Kalahnya Heraklius | Romawi Timur Kalah Telak]

Bab V—Heraklius Menyerang Balik
[Heraklius Pencetus Perang Salib Pertama | Pertempuran Issus | Adu Strategi Heraklius dan Shahrbaraz | Persia Mengepung Konstantinopel]

Bab VI—Pertempuran Nineveh
[Pasukan Elit Sughdian | Kisruh di Ctesiphon | Romawi Timur dan Persia Berdamai | Di Gerbang Makkah dan Yerusalem]

Bab VII—Surah Ar Rum 1-4
[Mengapa Kaum Muslimin Memihak Romawi Timur?]

Bab VIII—Sepucuk Surat untuk Kaisar

Bab IX—Heraklius Menyambut Pasukan Gurun
[Mu’tah dan Tabuk | Islam dan Pembantaian]

Bab X—Tombak Romawi dan Pedang Hijaz
[Militer Romawi Timur | Angkatan Perang Kaum Muslimin]

Bab XI—Konflik Barat dan Timur
[Perang Firaz | Menggedor Gerbang Timur Bizantium | Syubhat Orientalis terhadap Motivasi Perang Kaum Muslimin | Mobilisasi Angkatan Perang Salafush Shalih | Kontak Senjata di Dathin | “Pedang Allah” Terhunus di Syam | Talenta Militer Khalid bin Walid | Khalid Beraksi Busra | Reconnaissance Dhirar di Ajnadain | Perang Ajnadain | Membuka Benteng Damaskus]

Bab XII—“Perang Abadi” Penulisan Sejarah
[Sumber Ulama Tarikh]

Bab XIII—Enam Hari di Tepi Sungai Yarmuk
[Barisan Vahan di Hieromyax | Barisan Khalid di Yarmuk | Perang Yarmuk: Mukadimah Peralihan Zaman | Hari ke-1: Diplomasi dan Duel | Hari ke-2: Romawi Timur Unjuk Kekuatan | Hari ke-3: Ketangguhan Pasukan Armenia | Hari ke-4: Ketika Panah Menghunjam Pandangan | Hari ke-5: Sunyi Sebelum Badai | Hari ke-6: Menggulung Permadani Kaisar]

Bab XIV—Keheranan dan Kegemparan Barat Atas Kekalahan Romawi
[Imbas Perang Yarmuk pada Zaman Setelahnya | Ke Mana Para Jenderal Perang Yarmuk?]

Bab XV—Akhir Kiprah Kaisar
[Wafatnya Heraklius]

Bibliografi
Judul: Benarkah Kaisar Heraklius Masuk Islam?
Penulis: W.T. Prabowo
Tebal: 384 hlm.
Dimensi: 15,5x23,5 cm
Cetakan: I, 2019
ISBN: 978-623-7058-58-8
Penerbit: Pro-U Media, Yogyakarta


Posting Komentar

0 Komentar