Mengkaji
keberadaan atau penyebutan (Nabi) Muhammad dalam kitab suci agama selain Islam,
menjadi tema perbincangan tersendiri. Memancing diskusi yang membutuhkan
ketelitian dan pengendalian sentimen tersendiri. Hal ini tak lepas dari
kredibilitas keabsahan sebuah agama itu sendiri.
A.H.
Deedat memaparkan keberadaan Muhammad dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian
Baru. Kedua perjanjian tersebut tergabung dalam satu kitab agama Kristen yang
disebut Bibel. Apa yang terkandung dalam Perjanjian Lama adalah —apa yang
disebut orang Islam— Taurot (hukum dari Nabi Musa) dan Zabur dari Nabi Daud.
Sedangkan Perjanjian Baru yang kita kenal dengan sebutan Injil. Di mana ia
berisi tulisan-tulisan dari pengikut-pengikut dan murid-murid Yesus.
...Karena Muhammad
bukan sadja menjaksikan dan membawa kesaksian akan kebenaran adanja Jesus,
tetapi djuga sesungguhnja ia djuga telah menjuruh kaum Muslimin menerima Jesus
sebagai satu diantara Nabi2 mereka sendiri. Akanlah sangat mengedjutkan kepada
kebanjakan dari tuan2 untuk mengetahui bahwa tak ada seorang Islampun dapat
mengaku dirinja Islam bila ia tidak pertjaja bahwa Jesus adalah Nabi dari Tuhan(h.11).
Untuk
mengawali kuliah, Deedat menampilkan dalil suci dari Al-Qur’an surat
Ash-Shoff (61) ayat 6,
ÙˆَØ¥ِØ°ْ Ù‚َالَ عِيسَÙ‰ ابْÙ†ُ Ù…َرْÙŠَÙ…َ
Dan (ingatlah) ketika ‘Isa putra Maryam berkata,
ÙŠَا بَÙ†ِÙŠ Ø¥ِسْرَائِيلَ
“Wahai Bani Israel!”
Ø¥ِÙ†ِّÙŠ رَسُولُ اللَّÙ‡ِ Ø¥ِÙ„َÙŠْÙƒُÙ…ْ
“Sesungguhnya aku adalah utusan Alloh untuk kalian,
(Juga ditegaskan dalam Injil Matius 10:5-6 dan
15:24-26).
Ù…ُصَدِّÙ‚ًا Ù„ِÙ…َا بَÙŠْÙ†َ ÙŠَدَÙŠَّ Ù…ِÙ†َ
التَّÙˆْرَاةِ
membenarkan
apa yang terdahulu, yaitu Taurot.
(Juga ditegaskan dalam Injil Matius 5:17).
ÙˆَÙ…ُبَØ´ِّرًا بِرَسُولٍ ÙŠَØ£ْتِÙŠ Ù…ِÙ†ْ بَعْدِÙŠ
Dan memberi kabar gembira dengan datangnya seorang
rosul yang akan datang sesudahku.
اسْÙ…ُÙ‡ُ Ø£َØْÙ…َدُ ۖ
Namanya Ahmad.”(h.6-7)
Yang
perlu dipahami dari nama “Ahmad” pada ayat di
atas adalah Nabi Muhammad. Di mana nama Muhammad itu sendiri berasal dari akar
kata Ahmad.
Baik,
kami coba munculkan nama “Muhammad”
dalam Bibel atau Alkitab (dari koleksi kami terbitan tahun 1990) dan Terjemah
Injil Barnabas.
.:: Muhammad dalam Perjanjian Lama
Perjanjian Lama terjemah Ibrani: “Dan
Aku akan menyalami semua bangsa, dan “Himdah” semua
bangsa akan datang; dan Aku akan memenuhi rumah ini dengan keagungan, firman
Tuhan rumah itu. Milikku adalah perak, milikKu adalah emas, firman Tuhan rumah
itu, keagungan rumahKu yang terakhir akan lebih besar daripada rumahKu
sebelumnya, firman Tuhan rumah itu; dan di tempat ini Aku akan memberikan “Shalom”, firman
Tuhan rumah itu.” (Haggai 2:7)
“Himdah” adalah suatu kata menarik untuk
dikupas. Ia berasal dari bahasa Ibrani kuno, yakni Aramia yang mempunyai akar
kata “hmd” (konsonan diucap “Hemed”). Dalam bahasa Ibrani biasanya “hemed”
dipergunakan dalam arti hasrat, merindukan, selera, gairah. Dalam bahasa Arab,
kata kerja himda berarti “memuji”.
Injil Yohanes yang ditulis dalam bahasa
Yunani mempergunakan kata Paracletos; sebuah bentuk bahasa yang tidak dikenal
oleh literatur klasik Yunani. Tetapi “Peryclytos”
—yang persis sama dengan Ahmad dalam
pengertian “terkenal” (illustrious), “mulia”
(glorious) dan “terpuji” (praised) dalam tingkat superlatif— seharusnya itulah terjemahan dalam bahasa Yunani
untuk Himda atau Hemida dalam bahasa Aramia sebagai bahasa yang dipakai oleh Yesus.
Setiap pakar bahasa Semit mengetahui
Shalom dan Islam berasal dari satu akar yang sama dan bahwa keduanya berarti
damai, penyerahan diri, dan ketawakalan.
Sekarang kita bandingkan dengan isi Perjanjian
Lama terbitan Lembaga Alkitab Indonesia: “Aku akan menggoncangkan segala
bangsa, sehingga barang “yang indah-indah” kepunyaan segala bangsa datang
mengalir, maka Aku akan memenuhi Rumah ini dengan kemegahan, firman TUHAN
semesta alam. KepunyaanKulah perak dan kepunyaanKulah emas, demikianlah firman
TUHAN semesta alam. Adapun Rumah ini, kemegahannya yang semula, firman TUHAN
semesta alam, dan di tempat ini Aku akan memberi “damai sejahtera”, demikianlah
firman TUHAN semesta alam.” (Hagai 1:8-10)
Pada Bibel versi bahasa Inggris tertulis,
The Sceptre shall not depart from Judah, and the Lawgiver (Bibel: Pemberi hukum; Alkitab: lambang
pemerintahan) from between his feet, until
the coming of “Shiloh”, and to him
belongeth the obedience of peoples. (Genesis 49:10)
Shiloh terbentuk dari empat huruf, shin,
ya’, lam, dan ha. Ada nama “Shiloh”, nama sebuah kota di Ephraim (1 Samuel I)
tetapi di situ tidak ada huruf ya”. Nama ini tidak dapat diartikan sama dengan
atau dirujuk ke nama kota di mana terdapat Ark
of the Covenant atau Tabernakel, karena hingga saat itu dalam suku bangsa
Judah tidak ada sceptre atau lawgiver yang muncul. Kata itu pastilah
merujuk pada seorang pribadi, dan tidak pada sebuah kota.
Sedangkan diterjemahkan oleh Lembaga
Alkitab Indonesia,
Tongkat kerajaan
tidak akan beranjak dari Yehuda ataupun lambang pemerintahan dari antara
kakinya, maka kepada”nya” akan takluk bangsa-bangsa. (Kejadian 49:10)
Maka —pada
istilah “Shiloh” yang dihilangkan pada versi Alkitab—
kita patut bertanya, disandarkan kepada siapakah
yang dimaksud dengan “nya” pada kata “kepadanya”?
.:: Muhammad dalam Perjanjian Baru
Mencari
nama “Ahmad” atau “Muhammad” dalam Perjanjian
Baru edisi sekarang, tidak tercantum;
Ini disebabkan perkataan2 Jesus tidak disimpan dalam
bahasa jang diutjapkannja. Tak dapat disangkal bahwa bahasa jang dipakai oleh
Jesus adalah bahasa Jahudi (Hebrew). Suatu tjontoh dari kebenaran ini masih
terlihat dalam Perdjandjian Baru. Umpamanja nama panggilan asli jang diberikan
Jesus kepada muridnja Simon, bukan Peterus, tetapi Cephas (Joh. 1:42) jang
berarti sebuah batu karang atau batu; dan Peterus adalah bahasa Gerika
terdjemahan nama ini, kata dasar Gerikanja adalah Petros berarti batu. Jesus
tak pernah memakai nama Peterus untuk Simon dalam masa hidupnja(h.7-8).
Yang dimaksud Gerika di sini adalah
diambil dari kata Greece atau Grik untuk penyebutan Yunani.
Matius
10:5-6
Kedua belas murid itu diutus oleh Yesus dan Ia
berpesan kepada mereka: ”Janganlah
kamu menyimpang ke jalan bangsa lain atau masuk ke dalam kota orang Samaria,
melainkan pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel.”
Matius
15:24-26
Jawab Yesus: ”Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari
umat Israel.”
Tetapi perempuan itu mendekat dan menyembah Dia sambil berkata: “Tuhan, tolonglah
aku.”
Tetapi Yesus menjawab: ”Tidak
patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada
anjing.”
Matius
5:17
“Janganlah
kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para
nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.”
Deedat mengupas lebih banyak pada istilah
“Roh Kebenaran” atau “Penolong” seperti yang tertuang dalam Injil Yohanes 14:15-18
atau Yohanes 15:26 dengan enam argumen untuk membantah penafsiran bahwa yang
dimaksud “Roh Kebenaran” atau “Penolong” itu bukanlah Roh Kudus tetapi Nabi Muhammad.
Pertama, “Aku akan minta kepada Bapa, dan ia
akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu
selama-lamanya.” (Yoh. 14:16)
Hal ini menggambarkan, bahwa Penolong di
sini bukanlah Roh Kudus atau Malaikat ‘pemain baru’ untuk menolong ketika Yesus
tak mampu menolong. Dan jika Penolong tersebut adalah Roh Kudus, murid-murid
Yesus pun juga dalam bimbingan Roh Kudus, bahkan ketika Yesus masih bersama
mereka. Muhammad adalah pemegang ‘tongkat estafet’ keselamatan umat sepeninggal
Yesus.
Kedua, “Masih banyak hal yang harus Kukatakan
kepadamu, tetapi sekarang kamu belum dapat menanggungnya. Tetapi apabila Ia
datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran;
sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diriNya sendiri, tetapi segala sesuatu
yang didengarNya itulah yang akan dikatakanNya dan Ia akan memberitakan
kepadamu hal-hal yang akan datang. Ia akan memuliakan Aku...” (Yoh. 16:12-14)
Dalam Bibel, “Ia” di sini berkelamin
laki-laki (He), bukan itu atau sesuatu (It). Artinya, Penolong di sini haruslah
manusia, dan bukan roh.
Ketiga, “Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh
kebenaran.”
Kalimat “segala kebenaran” menunjukkan
bahwa ia adalah paripurna. Usia Yesus yang pendek, tak memungkinkan untuk
memberikan atau memikul “segala kebenaran” untuk diwariskan kepada
murid-muridnya.
Keempat, “sebab Ia tidak akan berkata-kata dari
diriNya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengarNya itulah yang akan
dikatakanNya.”
Dalam keyakinan Kristen, Roh Kudus adalah
bagian dari Trinitas Ketuhanan. Jika “Ia” di sini dimaksudkan Roh Kudus, ia adalah
satu dari 3 (tiga) oknum ketuhanan. Kemudian, Roh Kudus (Tuhan) akan
berkata-kata atas perintah siapa?
Dalam Al-Qur’an surat An-Najm ayat 3-4
disebutkan sifat Nabi Muhammad saw:
ÙˆَÙ…َا
ÙŠَنطِÙ‚ُ عَÙ†ِ ٱلۡÙ‡َÙˆَÙ‰ٰٓ Ù£ Ø¥ِÙ†ۡ Ù‡ُÙˆَ
Ø¥ِÙ„َّا ÙˆَØۡÙŠٞ ÙŠُÙˆØَÙ‰ٰ Ù¤
Dan tiadalah yang diucapkannya itu
(Al-Qur’an) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah
wahyu yang diwahyukan (kepadanya).
Kelima, “dan Ia akan memberitakan kepadamu
hal-hal yang akan datang.”
Gibbon melukiskan bagaimana orang-orang
Arab dengan “The human brute almost
without sense, is poorly distinguished from the rest of the animal creation;
manusia-manusia keji tanpa rasa, sukar dibedakan dari dunia hewan.” Tak butuh
waktu lama bagi pengikut-pengikut Muhammad mengubah paradigma itu menjadi suatu
realitas yang mencengangkan seperti tertuang dalam ungkapan Thomas Carlyle, “The torch bearer of light and learnings;
pembawa suluh cahaya dan ilmu” untuk berabad-abad selama masa kegelapan
abad-abad pertengahan di Eropa.
Keenam, “Ia akan memuliakan Aku.”
Sudah tak terhitung lagi bagaimana Nabi
Muhammad memuliakan Yesus, bahkan dari nasab hingga menjernihkan ajaran-ajaran Yesus
yang diselewengkan.
Sedangkan
penyebutan “Muhammad” dalam Injil yang
lain tersebut dalam Injil Barnabas. Barnabas adalah salah satu murid Yesus. Coba kita lacak
penyebutan “Muhammad” dalam Injil Barnabas,
Bab 39
Barnabas: Adam, setelah
meloncat ke atas, di atas kaki-kakinya telah nampak di udara suatu tulisan
bercahaya seperti surya yang berbunyi, “Hanya adalah Alloh Maha Esa dan
Muhammad adalah Pesuruh Alloh itu”. Dalam pada itu Adam membuka mulutnya dan
berkata, “Aku berterima kasih pada-Mu, o Alloh Tuhanku, bahwa Engkau telah sudi
menciptakan daku. Akan tetapi ceritakan kepadaku, aku mohon kepada Engkau, apa
maksud amanat dari kata-kata ini ‘Muhammad adalah Pesuruh Alloh’. Sudah adakah di
sana manusia-manusia lain sebelum aku?”
Kemudian firman Alloh, “Akan kamu terima
kasih kembali, o hamba-Ku Adam. Aku ceritakan kepadamu, bahwa engkau adalah
manusia pertama yang telah Aku ciptakan. Dan dia yang telah engkau lihat
(sebut) adalah anakmu yang akan datang ke dalam dunia bertahun-tahun mulai dari
sekarang, dan akan menjadi pesuruh-Ku. Karena dia, Aku telah menciptakan
seluruh alam, yang ruhnya telah ditempatkan dalam suatu keindahan surga 60.000
tahun sebelum Aku menciptakan sesuatu.”
Adam memohon kepada Alloh berkata, “Alloh,
hadiahkanlah kepadaku tulisan ini di atas kuku-kuku jari-jari tanganku.” Lalu
Alloh memberikan kepada manusia pertama itu di atas ibu jari-ibu jarinya
tulisan itu; di atas ibu jari tangan kanan bertulis “Hanyalah Alloh yang Esa”
dan di atas kuku ibu jari tangan kiri bertulis “Muhammad utusan Alloh.” (Terjemah
Injil Barnabas; h.53-54)
Bab 41
Barnabas: ”Atas
perintah Alloh, Mikael mengusir Adam dan Hawa dari surga, kemudian Adam keluar
dan berbalik melihat tulisan pada pintu surga ‘Tiada Tuhan selain Alloh dan Muhammad adalah Rosul
Alloh...” (Terjemah Injil
Barnabas; h.57)
Bab 44
Barnabas: Pada bab ini Yesus atau Nabi ‘Isa
menyebut nama Nabi Muhammad. “Oh
Muhammad, Tuhan bersamamu...”
(Terjemah Injil Barnabas; h.62)
Bab
97: Yesus menjawab,”Nama
Mesias sangat mengagumkan, karena Alloh sendiri yang memberinya nama, ketika
menciptakan jiwanya dan menempatkannya di dalam kemuliaan surgawi. Alloh
berkata: ‘Tunggu
Muhammad! Karena kamu, Aku akan menciptakan firdaus, dunia, dan banyak
makhluk... Siapa pun yang memberkatimu, akan diberkati. Dan barangsiapa
mengutukmu, akan dikutuk.”
(Terjemah Injil Barnabas; h.130)
Bab
112: Dalam bab ini Nabi ‘Isa
(Yesus) bercerita kepada Barnabas bahwa dirinya akan dibunuh. Namun —kata Nabi ‘Isa, Alloh akan
membawanya naik dari bumi. Sedangkan orang yang dibunuh sebenarnya adalah seorang
pengkhianat yang wajahnya diubah seperti Nabi ‘Isa. Dan orang-orang akan percaya bahwa yang disalib
itu adalah Nabi ‘Isa. “Tetapi Muhammad
akan datang... Rosul Alloh yang suci,” kata
Nabi ‘Isa. (Terjemah Injil Barnabas; h.149). Nama
Nabi Muhammad juga disebut pada Bab 136, 163, dan 220.
Meski
Barnabas adalah salah satu diantara 12 murid Yesus yang telah dijanjikan
singgasana di surga, namun Injilnya tak masuk dalam Perjanjian Baru. Mengapa?
Untuk menjawabnya, perlu ‘medan’ terpisah.
Di akhir bahasan, Deedat menukil
Perjanjian Lama dalam Deuteronomy atau Ulangan 18:18,
“Seorang nabi akan
Kubangkitkan bagi mereka dari antara saudara mereka, seperti engkau ini; Aku
akan menaruh firmanKu dalam mulutnya, dan ia akan mengatakan kepada mereka
segala yang Kuperintahkan kepadanya.”
Atas firman ini, muncul pernyataan bahwa
Nabi yang dijanjikan itu adalah menyerupai Musa. Menurut keyakinan Kristen, alamat
di atas adalah Yesus. Tetapi ada ketidakcocokan jika diserupakan dengan Musa,
yakni Kristen menganggap Yesus adalah Tuhan, sedangkan Musa adalah budak atau
hamba Tuhan. Kristen menganggap Yesus dikorbankan untuk menebus dosa seluruh
manusia, sedangkan Musa tidak dikorbankan untuk menebus dosa mereka. Kristen menganggap
Yesus harus ke neraka selama tiga hari, sedangkan Musa tidak.
Tetapi jika ditilik kesamaan antara Musa
dengan Muhammad, setidaknya ada tujuh hal:
1. Musa beribu dan
berbapak, demikian juga dengan Muhammad. Yesus hanya beribu.
2. Musa dan Muhammad
dilahirkan dengan cara normal, tetapi Yesus diciptakan secara ajaib.
3. Musa dan Muhammad
menikah dan mempunyai anak, sedangkan Yesus membujang selama hidup.
4. Musa dan Muhammad
pemimpin duniawi sekaligus Nabi, sedangkan Yesus hanya pemimpin rohani. “Kerajaanku
itu bukannya daripada dunia ini.” (Yoh. 18:36)
5. Musa dan Muhammad
membawa undang-undang dan ordonansi-ordonansi baru untuk rakyatnya, sedangkan
Yesus tidak pernah menyatakan membawa undang-undang baru. “Janganlah kamu menyangka,
bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang
bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.” (Mat. 5:17)
6. Musa dan Muhammad
diakui sebagai Nabi oleh rakyat di masanya, sedangkan Yesus “dihinakan dan
ditolak” oleh rakyatnya.
7. Musa dan Muhammad
wafat secara alamiah, sedangkan Yesus —menurut
keyakinan Kristen— dibunuh di tiang salib. Musa dan Muhammad dimakamkan di
bumi, sedang Yesus —menurut Perjanjian Baru— beristirahat di surga.
“If
a man like Muhammad were to assume the dictatorship of the modern world, he
would succed in solving its problems in a manner which would bring it to much
needed peace and happiness; Bila seseorang seperti Muhammad mengendalikan
dunia modern dengan kekuasaan penuh, ia akan berhasil memecahkan
masalah-masalahnya dengan suatu tatakrama yang akan membawa dunia kepada
kedamaian dan kebahagiaan yang sangat dibutuhkan itu.” George Bernard Shaw.
Bibliografi
Judul: Muhammad dalam Perdjandjian Lama
dan Perdjandjian Baru
Penyusun: A.H. Deedat
Penerjemah: O. Hashem
Tebal: 26 hlm.
Dimensi: 13x17,5 cm
Cetakan: I, 1963
Penerbit: JAPI, Surabaya
0 Komentar