Kali ini, kita akan
kupas sedikit isi buku besutan Rachmad Abdullah –seorang guru Fisika SMP Al
Islam 1 Surakarta– salah satu dari Trilogi Revolusi Islam di Tanah Jawa.
Seperti umumnya
pembahasan sejarah masuknya Islam di Nusantara, ada beragam teori yang
disebutkan dalam buku ini dengan merujuk pada tulisan Ahmad Mansur Suryanegara
dalam “Api Sejarah 1”, yakni Teori Gujarat, Teori Makkah, Teori Persia, Teori
Cina, dan Teori Maritim. Juga dibahas pula tentang asal-muasal dan makna “Wali
Songo” dari beberapa sejarawan.
Menurut Prof. K.H.R.
Moh. Adnan, penyebutan “Songo” adalah kerancuan dari kata Tsana’ yang bermakna mulia, sepadan dengan kata mahmud yang berarti terpuji. Sehingga
menurut beliau, Wali Songo berasal dari istilah Wali Tsana’. Sedikit berbeda oleh R. Tanojo tentang arti Tsana’, beliau menyebutkan bahwa tsana’ mengandung makna tempat. Artinya,
Wali Tsana’ adalah wali yang berkuasa
di suatu tempat (h.69).
Sedangkan menurut Asnan
Wahyudi dan Abu Khalid, Wali Songo adalah nama sebuah lembaga dakwah yang
menjadikan kata “Songo” –yang berarti sembilan dalam bahasa Jawa– sebagai kode
jumlah wali dalam setiap angkatan. Artinya, kapan angkatan dakwah itu mesti
dipergilirkan, selalu ditentukan terlebih dahulu melalui rapat atau syuro.
Berawal dari catatan
laporan perjalanan Ibnu Bathuthoh ke Nusantara, ia sampaikan kepada Sultan
Muhammad I –kakek Muhammad Al-Fatih– di Turki. Dari sanalah berawal pemetaan
kebutuhan akan perluasan dakwah ke Nusantara dengan mengutus tenaga ahli
sekaligus da’i.
Tidak seperti apa yang
kita pahami melalui istilah “Songo” untuk menyebut jumlah du’at internasional
ini. Sebab, Sultan Muhammad I mengirim du’at ini secara bergelombang dan
tentunya dengan strategi yang matang. Jumlahnya pun bukan sembilan, tetapi
lebih dari itu.
Menurut Prof. Hasanu
Simon, angkatan du’at yang dikirim ke Nusantara sebanyak enam angkatan adalah
sebagai berikut:
» Angkatan I
(1404-1421):
• Maulana Malik Ibrohim
• Maulana Ishaq
• Maulana Ahmad Jumadil Kubro
• Muhammad Al-Maghribi (Ki Ageng Gribig)
• Maulana Malik Isro’il
• Muhammad ‘Ali Akbar
• Maulana Hasanuddin
• Maulana Aliyuddin
• Syaikh Subakir (Gn. Merapi: mbah Petruk)
» Angkatan II
(1421-1436):
• Raden ‘Ali Rahmatulloh (Sunan Ampel)
• Maulana Ishaq
• Maulana Ahmad Jumadil Kubro
• Muhammad Al-Maghribi (Ki Ageng Gribig)
• Maulana Malik Isro’il
• Muhammad ‘Ali Akbar
• Maulana Hasanuddin
• Maulana Aliyuddin
• Syaikh Subakir (Gn. Merapi: mbah Petruk)
» Angkatan III
(1436-1463):
• Raden ‘Ali Rahmatulloh (Sunan Ampel)
• Maulana Ishaq
• Maulana Ahmad Jumadil Kubro
• Muhammad Al-Maghribi (Ki Ageng Gribig)
• Ja’far Shodiq (Sunan Kudus)
• Syarif Hidayatulloh (Sunan Gunung Jati)
• Maulana Hasanuddin
• Maulana Aliyuddin
• Syaikh Subakir (Gn. Merapi: mbah Petruk)
» Angkatan IV
(1463-1466):
• Raden ‘Ali Rahmatulloh (Sunan Ampel)
• Makhdum Ibrohim (Sunan Bonang)
• Maulana Ahmad Jumadil Kubro
• Muhammad Al-Maghribi (Ki Ageng Gribig)
• Ja’far Shodiq (Sunan Kudus)
• Syarif Hidayatulloh (Sunan Gunung Jati)
• Raden Paku (Sunan Giri)
• Raden Qosim (Sunan Drajat)
• Raden Said (Sunan Kalijogo)
» Angkatan V
(1466-1478):
• Raden Paku (Sunan Giri)
• Raden ‘Ali Rahmatulloh (Sunan Ampel)
• Makhdum Ibrohim (Sunan Bonang)
• Ja’far Shodiq (Sunan Kudus)
• Syarif Hidayatulloh (Sunan Gunung Jati)
• Raden Qosim (Sunan Drajat)
• Raden Said (Sunan Kalijogo)
• Raden Fatah (Jin Bun)
• Fathulloh Khan (Portugis: Falatehan)
» Angkatan VI
(1478-...):
• Raden Paku (Sunan Giri)
• Raden ‘Ali Rahmatulloh (Sunan Ampel)
• Makhdum Ibrohim (Sunan Bonang)
• Ja’far Shodiq (Sunan Kudus)
• Syarif Hidayatulloh (Sunan Gunung Jati)
• Raden Qosim (Sunan Drajat)
• Raden Said (Sunan Kalijogo)
• Umar Said (Sunan Muria)
• Ki Ageng Pandanaran (Sunan Tembayat)
(h.121)
Apa yang menjadi
pembahasan tentang Gelora Jihad para Wali ini di Tanah Jawa adalah bahwa dakwah
mereka bukan sekadar mengenalkan Islam, tetapi benar-benar mengejawantahkan
kesejatian pribadi Muslim dengan kebermanfaatannya bagi sesama. Jika disebut
dakwah mereka mudah, tidak juga. Sebab mereka bukan saja membaur di tengah
politeis, juga agama resmi penguasa adalah Hindu-Buddho.
Tetapi jika disebut
dakwah mereka sangat payah, tidak juga. Sebab, jauh sebelum itu, masyarakat
pesisir –terutama bandar transit ekspor-impor kala itu– sudah tidak asing
dengan pendatang dari Arab, Cina, India, Afrika. Terlebih dengan beberapa kali
pelayaran muhibbah Laksamana Cheng Ho –seorang Muslim– ke Nusantara semasa para
Wali berdakwah di tanah Jawa, juga mempunyai pengaruh kuat terhadap Islamisasi
di Nusantara.
Hal yang menarik bagi kami adalah
dilampirkannya –meskipun hanya terjemahan– dari isi Kropak Ferrara dalam buku
ini. Tetapi ada satu hal lagi yang masih membuat penasaran kami adalah tidak
dilampirkannya isi dari Het Boek van Bonang (catatan tentang
aliran keagamaan di jilid I maupun catatan rapat/syuro para Wali di jilid II).
Dalam penulisan istilah
dan nama tokoh di buku ini, Penulis berusaha menyajikan sesuai pengucapan
aslinya dari bahasa Jawa Kawi, seperti Wali Songo, Girindro Wardhono, Mbonang,
dan lain-lain. Tetapi kami menemukan banyak istilah yang tidak konsisten,
seperti Wali Songo dengan Walisongo, Buddho dengan Buddha atau Budha,
Fatahillah dengan Fattahillah, dan sejenisnya. Dan daftar erata sebanyak 20
halaman A4 sudah kami kirimkan ke Penulis.
Daftar Isi
Bab 1–Runtuhnya
Mojopahit dan Bangkitnya Islam di Tanah Jawa
A. Awal Mula Masuknya
Islam ke Nusantara Abad 7
B. Peta Kekuatan Politik
Dunia Menjelang Abad 15 M
C. Peta Kekuatan Politik
di Jawa Abad 15
Bab 2–Wali Songo:
Perintis Jalan Penyebaran Islam di Jawa
A. Beberapa Pendapat
tentang Istilah Wali Songo
B. Wali Songo Angkatan
Pertama (1404-1421 M)
C. Wali Songo Angkatan
Kedua (1421-1438 M)
D. Wali Songo Angkatan
Ketiga (1436-1463 M)
E. Wali Songo Angkatan
Keempat (1463-1466 M)
F. Wali Songo Angkatan
Kelima (1466-1678 M)
G. Wali Songo Angkatan
Keenam
H. Ajaran Wali Songo
Bab 3–Gelora Dakwah dan
Jihad Wali Songo
A. Gelora Dakwah di Jawa
Timur
B. Gelora Dakwah di Jawa
Tengah
C. Gelora Dakwah di Jawa
Barat
D. Berdirinya Kerajaan
Islam dan Jihad Wali Songo
Judul: Walisongo; Gelora Dakwah dan Jihad di
Tanah Jawa (1404-1482 M)
Penulis: Rachmad Abdullah,
S.Si., M.Pd
Tebal: 240 hlm.
Dimensi: 14 x 20,5 cm
Cetakan: V, Februari
2018
ISBN: 978-979-1093-33-0
Penerbit: Al-Wafi
Publishing, Solo
0 Komentar