Resensi: Walisongo; Gelora Dakwah dan Jihad di Tanah Jawa (1404-1482 M)


Kali ini, kita akan kupas sedikit isi buku besutan Rachmad Abdullah –seorang guru Fisika SMP Al Islam 1 Surakarta– salah satu dari Trilogi Revolusi Islam di Tanah Jawa.

Seperti umumnya pembahasan sejarah masuknya Islam di Nusantara, ada beragam teori yang disebutkan dalam buku ini dengan merujuk pada tulisan Ahmad Mansur Suryanegara dalam “Api Sejarah 1”, yakni Teori Gujarat, Teori Makkah, Teori Persia, Teori Cina, dan Teori Maritim. Juga dibahas pula tentang asal-muasal dan makna “Wali Songo” dari beberapa sejarawan.

Menurut Prof. K.H.R. Moh. Adnan, penyebutan “Songo” adalah kerancuan dari kata Tsana’ yang bermakna mulia, sepadan dengan kata mahmud yang berarti terpuji. Sehingga menurut beliau, Wali Songo berasal dari istilah Wali Tsana’. Sedikit berbeda oleh R. Tanojo tentang arti Tsana’, beliau menyebutkan bahwa tsana’ mengandung makna tempat. Artinya, Wali Tsana’ adalah wali yang berkuasa di suatu tempat (h.69).

Sedangkan menurut Asnan Wahyudi dan Abu Khalid, Wali Songo adalah nama sebuah lembaga dakwah yang menjadikan kata “Songo” –yang berarti sembilan dalam bahasa Jawa– sebagai kode jumlah wali dalam setiap angkatan. Artinya, kapan angkatan dakwah itu mesti dipergilirkan, selalu ditentukan terlebih dahulu melalui rapat atau syuro.

Berawal dari catatan laporan perjalanan Ibnu Bathuthoh ke Nusantara, ia sampaikan kepada Sultan Muhammad I –kakek Muhammad Al-Fatih– di Turki. Dari sanalah berawal pemetaan kebutuhan akan perluasan dakwah ke Nusantara dengan mengutus tenaga ahli sekaligus da’i.

Tidak seperti apa yang kita pahami melalui istilah “Songo” untuk menyebut jumlah du’at internasional ini. Sebab, Sultan Muhammad I mengirim du’at ini secara bergelombang dan tentunya dengan strategi yang matang. Jumlahnya pun bukan sembilan, tetapi lebih dari itu.

Menurut Prof. Hasanu Simon, angkatan du’at yang dikirim ke Nusantara sebanyak enam angkatan adalah sebagai berikut:
» Angkatan I (1404-1421):
   • Maulana Malik Ibrohim
   • Maulana Ishaq
   • Maulana Ahmad Jumadil Kubro
   • Muhammad Al-Maghribi (Ki Ageng Gribig)
   • Maulana Malik Isro’il
   • Muhammad ‘Ali Akbar
   • Maulana Hasanuddin
   • Maulana Aliyuddin
   • Syaikh Subakir (Gn. Merapi: mbah Petruk)

» Angkatan II (1421-1436):
   • Raden ‘Ali Rahmatulloh (Sunan Ampel)
   • Maulana Ishaq
   • Maulana Ahmad Jumadil Kubro
   • Muhammad Al-Maghribi (Ki Ageng Gribig)
   • Maulana Malik Isro’il
   • Muhammad ‘Ali Akbar
   • Maulana Hasanuddin
   • Maulana Aliyuddin
   • Syaikh Subakir (Gn. Merapi: mbah Petruk)

» Angkatan III (1436-1463):
   • Raden ‘Ali Rahmatulloh (Sunan Ampel)
   • Maulana Ishaq
   • Maulana Ahmad Jumadil Kubro
   • Muhammad Al-Maghribi (Ki Ageng Gribig)
   • Ja’far Shodiq (Sunan Kudus)
   • Syarif Hidayatulloh (Sunan Gunung Jati)
   • Maulana Hasanuddin
   • Maulana Aliyuddin
   • Syaikh Subakir (Gn. Merapi: mbah Petruk)

» Angkatan IV (1463-1466):
   • Raden ‘Ali Rahmatulloh (Sunan Ampel)
   • Makhdum Ibrohim (Sunan Bonang)
   • Maulana Ahmad Jumadil Kubro
   • Muhammad Al-Maghribi (Ki Ageng Gribig)
   • Ja’far Shodiq (Sunan Kudus)
   • Syarif Hidayatulloh (Sunan Gunung Jati)
   • Raden Paku (Sunan Giri)
   • Raden Qosim (Sunan Drajat)
   • Raden Said (Sunan Kalijogo)

» Angkatan V (1466-1478):
   • Raden Paku (Sunan Giri)
   • Raden ‘Ali Rahmatulloh (Sunan Ampel)
   • Makhdum Ibrohim (Sunan Bonang)
   • Ja’far Shodiq (Sunan Kudus)
   • Syarif Hidayatulloh (Sunan Gunung Jati)
   • Raden Qosim (Sunan Drajat)
   • Raden Said (Sunan Kalijogo)
   • Raden Fatah (Jin Bun)
   • Fathulloh Khan (Portugis: Falatehan)

» Angkatan VI (1478-...):
   • Raden Paku (Sunan Giri)
   • Raden ‘Ali Rahmatulloh (Sunan Ampel)
   • Makhdum Ibrohim (Sunan Bonang)
   • Ja’far Shodiq (Sunan Kudus)
   • Syarif Hidayatulloh (Sunan Gunung Jati)
   • Raden Qosim (Sunan Drajat)
   • Raden Said (Sunan Kalijogo)
   • Umar Said (Sunan Muria)
   • Ki Ageng Pandanaran (Sunan Tembayat) (h.121)

Apa yang menjadi pembahasan tentang Gelora Jihad para Wali ini di Tanah Jawa adalah bahwa dakwah mereka bukan sekadar mengenalkan Islam, tetapi benar-benar mengejawantahkan kesejatian pribadi Muslim dengan kebermanfaatannya bagi sesama. Jika disebut dakwah mereka mudah, tidak juga. Sebab mereka bukan saja membaur di tengah politeis, juga agama resmi penguasa adalah Hindu-Buddho.

Tetapi jika disebut dakwah mereka sangat payah, tidak juga. Sebab, jauh sebelum itu, masyarakat pesisir –terutama bandar transit ekspor-impor kala itu– sudah tidak asing dengan pendatang dari Arab, Cina, India, Afrika. Terlebih dengan beberapa kali pelayaran muhibbah Laksamana Cheng Ho –seorang Muslim– ke Nusantara semasa para Wali berdakwah di tanah Jawa, juga mempunyai pengaruh kuat terhadap Islamisasi di Nusantara.

Hal yang menarik bagi kami adalah dilampirkannya –meskipun hanya terjemahan– dari isi Kropak Ferrara dalam buku ini. Tetapi ada satu hal lagi yang masih membuat penasaran kami adalah tidak dilampirkannya isi dari Het Boek van Bonang (catatan tentang aliran keagamaan di jilid I maupun catatan rapat/syuro para Wali di jilid II).

Dalam penulisan istilah dan nama tokoh di buku ini, Penulis berusaha menyajikan sesuai pengucapan aslinya dari bahasa Jawa Kawi, seperti Wali Songo, Girindro Wardhono, Mbonang, dan lain-lain. Tetapi kami menemukan banyak istilah yang tidak konsisten, seperti Wali Songo dengan Walisongo, Buddho dengan Buddha atau Budha, Fatahillah dengan Fattahillah, dan sejenisnya. Dan daftar erata sebanyak 20 halaman A4 sudah kami kirimkan ke Penulis.

Daftar Isi
Bab 1–Runtuhnya Mojopahit dan Bangkitnya Islam di Tanah Jawa
A. Awal Mula Masuknya Islam ke Nusantara Abad 7
B. Peta Kekuatan Politik Dunia Menjelang Abad 15 M
C. Peta Kekuatan Politik di Jawa Abad 15

Bab 2–Wali Songo: Perintis Jalan Penyebaran Islam di Jawa
A. Beberapa Pendapat tentang Istilah Wali Songo
B. Wali Songo Angkatan Pertama (1404-1421 M)
C. Wali Songo Angkatan Kedua (1421-1438 M)
D. Wali Songo Angkatan Ketiga (1436-1463 M)
E. Wali Songo Angkatan Keempat (1463-1466 M)
F. Wali Songo Angkatan Kelima (1466-1678 M)
G. Wali Songo Angkatan Keenam
H. Ajaran Wali Songo

Bab 3–Gelora Dakwah dan Jihad Wali Songo
A. Gelora Dakwah di Jawa Timur
B. Gelora Dakwah di Jawa Tengah
C. Gelora Dakwah di Jawa Barat
D. Berdirinya Kerajaan Islam dan Jihad Wali Songo

Judul: Walisongo; Gelora Dakwah dan Jihad di Tanah Jawa (1404-1482 M)
Penulis: Rachmad Abdullah, S.Si., M.Pd
Tebal: 240 hlm.
Dimensi: 14 x 20,5 cm
Cetakan: V, Februari 2018
ISBN: 978-979-1093-33-0
Penerbit: Al-Wafi Publishing, Solo
Resentator: HarmastoHendro Kusworo

Erata
Bedah Buku (audio)

Posting Komentar

0 Komentar