Jika
kita menyaksikan cuplikan film dokumenter di youtube, di sana disematkan
judul “The Battle of
Bojongkokosan”. Tetapi Kolonel Doulton dalam “The Fighting Cock” menyebut
peristiwa ini dengan “The Java
War”. Ini artinya, Perang Konvoi adalah pengalaman tempur yang dahsyat
dan berkesan bagi pihak militer Inggris. Bahkan Jenderal (Purn) A.H. Nasution
mengatakan bahwa Perang Konvoi sempat menggegerkan parlemen Inggris. Ya.
Mereka tak percaya bahwa tentara mereka yang baru saja menang dalam Perang
Dunia II dapat di kalahkan oleh taktik militer kesatuan tentara sebuah negara
yang baru lahir.
Keinginan
Sekutu memulangkan tentara Jepang dari Indonesia tak sepenuhnya berjalan damai.
Sebab, aroma kelicikan dan kebohongan santer ditimbulkan dari pasukan Sekutu.
Tanpa sepengetahuan pemerintah Indonesia, Sekutu menandatangani kesepakatan
dengan Belanda untuk membantu mengembalikan wilayah yang pernah diduduki di
India Belanda.
Konvoi
kendaraan Sekutu yang membawa perbekalan tahanan perang sengaja mengambil rute
Bogor-Sukabumi-Cianjur untuk kemudian bermarkas di Bandung.
Pasukan
TKR pun menyiapkan “neraka” bagi Sekutu sepanjang jalan Cigombong (Bogor)
sampai Ciranjang (Cianjur).
Bencana
bagi Sekutu –yang dikawal tentara Jats dan Gurkha– dirasai pertama kali di
Bojongkokosan. Konvoi tank, panser, Bren Carrier, dan 150 truk sepanjang 12
kilometer itu kocar-kacir oleh taktik hit and run-nya Letkol Eddie
Soekardi. Meski porak-poranda, mereka masih bisa melanjutkan misi sampai kota
Sukabumi. Tetapi sesampainya di kota, pasukan Jats dan Gurkha tak berani
melanjutkan misi ke Bandung.
Dan
memang setiap hal tak pernah kenal kata sempurna. Penyerangan oleh pos Cigombong
pada 9 Desember 1945 itu tak seperti yang diharapkan Letnan Kolonel Eddie
Soekardi. Instruksi yang disampaikan adalah hit and run; tetapi
tampaknya, semangat menyerang sedang ingin dilampiaskan. Akibatnya, beberapa
TKR tertawan dan di jebloskan dalam penjara di Bogor. Dan pada masa kekuatan
TKR diperhitungkan oleh pihak Sekutu, Letnan Kolonel Eddie Soekardi dapat
membebaskan tawanan melalui jalan diplomasi.
Sebelum
pasukan Patiala –yang anti-bacok– dari Bandung merapat ke kota Sukabumi, Letkol
Eddie Soekardi menghujani pasukan yang terperangkap di kota Sukabumi tersebut
dengan taktik kirikumi.
Konten
Bahasan di dalamnya:
1.
NICA di Belakang Sekutu;
2.
Sekutu di Jawa Barat;
3.
Sukabumi di Ambang Perang;
4.
Perang Konvoi I;
5.
Mencari Jalan Damai;
6.
Konsolidasi di Masa Damai yang Rentan;
7.
Perang Konvoi II, 10-14 Maret 1946;
8.
Kirikumi;
9.
Mimpi Buruk Wingrove;
10.
Mengepung Sukabumi.
Masukan:
masih pada peningkatan kualitas kerja editornya.
Judul:
Perang Konvoi Sukabumi-Cianjur 1945-1946
Penyusun:
Drs. Yoseph Iskandar; Drs. Dedi Kusnadi; Drs. Jajang Suryani
Tebal:
xvi+202 hal.
Dimensi:
14x21 cm
Cetakan: I, 2016
ISBN: 978-602-1634-17-2
Penerbit: MataPadi Pressindo, Yogyakarta
Penerbit: MataPadi Pressindo, Yogyakarta
Resentator: HarmastoHendro Kusworo
0 Komentar